Review Fast X: Avengers: Infinity War versi Lite yang Menghibur
loading...
A
A
A
Fast X resmi tayang di seluruh Indonesia pada hari ini, Rabu (17/5). Dari trailer-nya film ini menjanjiakan aksi habis-habisan Dominic Toretto (Vin Diesel) dan para krunya. Kali ini, mereka menghadapi musuh yang susah ditaklukkan, Dante Reyes (Jason Momoa).
Bukan tanpa sebab Dante meneror Dom dan krunya. Di Fast Five, Dom dan krunya merampok ayah Dante, Hernan Reyes. Dalam peristiwa itu, Dom dan Brian O’Conner (Paul Walker) dibantu Luke Hobbs (Dwayne Johnson) menjebol kantor polisi tempat brankas itu berada. Mereka lantas menarik brankas itu di jalanan Rio de Janeiro sebelum Hernan akhirnya tewas ditembak Luke.
Peristiwa itu ternyata punya konsekuensi besar. Dante tidak terima dengan kematian ayahnya itu. Ketika merasa waktunya tepat, Dante pun beraksi untuk membalaskan dendamnya. Dom dan krunya pun kalang kabut dengan teror yang ditebar Dante itu. Mereka sepertinya tidak menyangka kalau menghadapi orang penuh dendam seperti Dante.
Fast X adalah tentang konsekuensi. Selama ini, franchise ini sudah sering mengangkat hal ini, tapi belum sampai sebesar di film kesepuluh Fast and Furious tersebut. Entah sadar atau tidak, Dom hanya tahu kalau dia harus menyelamatkan keluarga dan orang-orang yang dia cintai. Dia sepertinya tidak memikirkan konsekuensi perbuatannya tersebut.
Foto: People.com
Disutradarai Louis Leterrier, Fast X tidak banyak membuang waktu untuk membangun konflik. Dom dipaksa langsung beraksi di jalanan. Dia harus adu taktik dan strategi dengan Dante yang sepertinya punya rencana yang sangat sempurna untuk menghadapi Dom. Dom dan krunya pun sampai kewalahan menghadapinya.
Seperti film Fast and Furious lainnya, Fast X tetap mengandalkan aksi gila Dom dkk di atas empat roda dan Letty dengan sepeda motornya. Sebagaimana yang sudah-sudah, lupakan hukum fisika dan akal sehat ketika menonton film ini. Aksi kejar-kejaran mobil, mau dengan mobil, pesawat, atau lainnya sepertinya di luar nalar semua. Tapi, tetap saja, ada kenikmatan tersendiri saat menonton aksi omong kosong ini. Benar-benar menghibur.
Tapi, di departemen cerita, lain halnya. Meski ceritanya sekarang lebih bisa relate ke banyak orang, film ini terasa sangat sibuk dengan banyaknya karakter di sana. Masing-masing punya busur tersendiri yang kemudian saling terkait satu sama lain. Di sisi lain, film ini juga mencoba memberikan pandangan kepada penjahatnya, Dante.
Foto: Cine Dope
Bisa dibilang, Dante punya porsi yang cukup lumayan di film ini. Mereka yang suka menonton film superhero, secara umum akan merasa kalau Fast X terasa betul seperti Avengers: Infinity War. Hanya, penjahatnya tidak mencari Batu Keabadian. Alih-alih, Dante berusaha menimbulkan penderitaan pada diri Dom. Sayang, meski memacu adrenalin, film ini tidak punya momen yang bisa memicu emosi. Selain kesal, karena ceritanya yang punya formula yang sama dengan seri sebelumnya dan mudah ditebak.
Sementara, penampilan Jason Momoa sebagai Dante Reyes bisa menjadi catatan tersendiri. Jason jelas mencuri perhatian di film ini. Dia menampilkan seorang penjahat psikotik yang sangat cerdas. Meski terlihat seperti maniak, dia dengan cermat merencanakan semua balas dendamnya nyaris tanpa cela. Jason menampilkan Dante seperti sosok gila, hampir mirip seperti Joker, tapi dengan tone yang tidak terlalu gelap.
Justru, tingkah dan body language-nya malah seperti Jack Sparrow dari Pirates of the Caribbean. Rambut gondrong, brewokan, dan bertingkah gila, tinggal tambah eyeliner dan scarf di kepalanya, dia akan mirip seperti Kapten Black Pearl yang rajin nge-gym. Saya bisa salah, tapi, karakter yang dimainkan Jason di film ini sudah pernah ada. Ya, penampilan Jason memang bagus, tapi dia bukan yang pertama melakukannya.
Foto: Insider
Film sepanjang 2 jam 21 menit atau 141 menit ini punya sejumlah kejutan di dalamnya. Adegan pascakredit yang sudah bocor tentu sangat dinantikan para penonton. Sementara, kejutan juga menanti penggemar setia film ini menjelang ending. Lebih lanjut, ending ini sepertinya akan memecah opini penggemar. Ada yang suka, ada yang tidak. Tapi, seperti yang sudah saya singgung di atas, karena film ini punya rasa Infinity War yang kuat, jadi, ya begitulah. Kalian pasti paham maksud saya.
Fast X punya formula plot yang sangat mirip dengan Avengers: Infinity War. Hanya, tanpa zirah bersenjata, tameng vibrarium, dan dewa sakti mandraguna. Perangnya tidak terjadi di planet lain atau Afrika, tapi terjadi di jalanan. Sama seperti sebelumnya, film ini memamerkan aksi gila yang menghibur. Plotnya yang mudah ditebak, bisa bikin cepat bosan. Untungnya, rangkaian action-nya cukup gila dan spektakuler. Ending cliffhanger-nya menciptakan meh moment karena orang akan tahu seperti apa nanti.
Fast X mendapatkan rating Remaja. Film ini sudah bisa ditonton di bioskop seluruh Indonesia. Selamat menyaksikan!
Bukan tanpa sebab Dante meneror Dom dan krunya. Di Fast Five, Dom dan krunya merampok ayah Dante, Hernan Reyes. Dalam peristiwa itu, Dom dan Brian O’Conner (Paul Walker) dibantu Luke Hobbs (Dwayne Johnson) menjebol kantor polisi tempat brankas itu berada. Mereka lantas menarik brankas itu di jalanan Rio de Janeiro sebelum Hernan akhirnya tewas ditembak Luke.
Peristiwa itu ternyata punya konsekuensi besar. Dante tidak terima dengan kematian ayahnya itu. Ketika merasa waktunya tepat, Dante pun beraksi untuk membalaskan dendamnya. Dom dan krunya pun kalang kabut dengan teror yang ditebar Dante itu. Mereka sepertinya tidak menyangka kalau menghadapi orang penuh dendam seperti Dante.
Fast X adalah tentang konsekuensi. Selama ini, franchise ini sudah sering mengangkat hal ini, tapi belum sampai sebesar di film kesepuluh Fast and Furious tersebut. Entah sadar atau tidak, Dom hanya tahu kalau dia harus menyelamatkan keluarga dan orang-orang yang dia cintai. Dia sepertinya tidak memikirkan konsekuensi perbuatannya tersebut.
Foto: People.com
Disutradarai Louis Leterrier, Fast X tidak banyak membuang waktu untuk membangun konflik. Dom dipaksa langsung beraksi di jalanan. Dia harus adu taktik dan strategi dengan Dante yang sepertinya punya rencana yang sangat sempurna untuk menghadapi Dom. Dom dan krunya pun sampai kewalahan menghadapinya.
Seperti film Fast and Furious lainnya, Fast X tetap mengandalkan aksi gila Dom dkk di atas empat roda dan Letty dengan sepeda motornya. Sebagaimana yang sudah-sudah, lupakan hukum fisika dan akal sehat ketika menonton film ini. Aksi kejar-kejaran mobil, mau dengan mobil, pesawat, atau lainnya sepertinya di luar nalar semua. Tapi, tetap saja, ada kenikmatan tersendiri saat menonton aksi omong kosong ini. Benar-benar menghibur.
Tapi, di departemen cerita, lain halnya. Meski ceritanya sekarang lebih bisa relate ke banyak orang, film ini terasa sangat sibuk dengan banyaknya karakter di sana. Masing-masing punya busur tersendiri yang kemudian saling terkait satu sama lain. Di sisi lain, film ini juga mencoba memberikan pandangan kepada penjahatnya, Dante.
Foto: Cine Dope
Bisa dibilang, Dante punya porsi yang cukup lumayan di film ini. Mereka yang suka menonton film superhero, secara umum akan merasa kalau Fast X terasa betul seperti Avengers: Infinity War. Hanya, penjahatnya tidak mencari Batu Keabadian. Alih-alih, Dante berusaha menimbulkan penderitaan pada diri Dom. Sayang, meski memacu adrenalin, film ini tidak punya momen yang bisa memicu emosi. Selain kesal, karena ceritanya yang punya formula yang sama dengan seri sebelumnya dan mudah ditebak.
Sementara, penampilan Jason Momoa sebagai Dante Reyes bisa menjadi catatan tersendiri. Jason jelas mencuri perhatian di film ini. Dia menampilkan seorang penjahat psikotik yang sangat cerdas. Meski terlihat seperti maniak, dia dengan cermat merencanakan semua balas dendamnya nyaris tanpa cela. Jason menampilkan Dante seperti sosok gila, hampir mirip seperti Joker, tapi dengan tone yang tidak terlalu gelap.
Justru, tingkah dan body language-nya malah seperti Jack Sparrow dari Pirates of the Caribbean. Rambut gondrong, brewokan, dan bertingkah gila, tinggal tambah eyeliner dan scarf di kepalanya, dia akan mirip seperti Kapten Black Pearl yang rajin nge-gym. Saya bisa salah, tapi, karakter yang dimainkan Jason di film ini sudah pernah ada. Ya, penampilan Jason memang bagus, tapi dia bukan yang pertama melakukannya.
Foto: Insider
Film sepanjang 2 jam 21 menit atau 141 menit ini punya sejumlah kejutan di dalamnya. Adegan pascakredit yang sudah bocor tentu sangat dinantikan para penonton. Sementara, kejutan juga menanti penggemar setia film ini menjelang ending. Lebih lanjut, ending ini sepertinya akan memecah opini penggemar. Ada yang suka, ada yang tidak. Tapi, seperti yang sudah saya singgung di atas, karena film ini punya rasa Infinity War yang kuat, jadi, ya begitulah. Kalian pasti paham maksud saya.
Fast X punya formula plot yang sangat mirip dengan Avengers: Infinity War. Hanya, tanpa zirah bersenjata, tameng vibrarium, dan dewa sakti mandraguna. Perangnya tidak terjadi di planet lain atau Afrika, tapi terjadi di jalanan. Sama seperti sebelumnya, film ini memamerkan aksi gila yang menghibur. Plotnya yang mudah ditebak, bisa bikin cepat bosan. Untungnya, rangkaian action-nya cukup gila dan spektakuler. Ending cliffhanger-nya menciptakan meh moment karena orang akan tahu seperti apa nanti.
Fast X mendapatkan rating Remaja. Film ini sudah bisa ditonton di bioskop seluruh Indonesia. Selamat menyaksikan!
(alv)