Mengapa Johan Liebert Jadi Penjahat Terbaik Anime Sepanjang Masa?
loading...
A
A
A
Di sepanjang sejarah industri anime , ada banyak penjahat ikonis yang melekat di benak penggemar dan komunitas. Biasanya, antagonis terkuat akan memudar kepopulerannya. Dia akan digantikan oleh ancaman yang lebih besar dan menakutkan yang diperkenalkan di kemudian hari.
Tapi, ini tidak terjadi di serial Monster, yang diangkat dari manga karya Naoki Urasawa. Faktanya, penjahat utama serial ini, Johan Liebert, adalah salah satu antagonis paling rumit dan menganggu sepanjang masa. Alasannya pun sangat jelas.
Hingga saat ini, Johan masih ditahbiskan sebagai salah satu penjahat terbaik dalam sejarah anime. Dia berbahaya dan kejam. Salah satu yang membuatnya begitu menakutkan adalah fakta kalau dia adalah manusia biasa dan tidak punya kekuatan aneh-aneh seperti layaknya penjahat hebat di anime. Lantas, faktor apa yang membuat Johan Liebert dari Monster ini menjadi salah satu penjahat terbaik di anime? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
Foto: Monster Wiki – Fandom
Tidak ada perdebatan di antara penggemar Monster kalau Johan sangatlah nihilistik. Ketika kali pertama diperkenalkan di serial itu, Johan sepertinya punya keinginan untuk mati. Seiring berjalannya cerita, ide itu diruntuhkan filosofi pribadi Johan. Nihilisme Johan benar-benar hadir di cerita itu dan diperlihatkan di banyak cara.
Di awal Monster, dokter bedah hebat, Dr. Kenzo Tenma, menyelamatkan seorang tokoh publik penting atas perintah direktur rumah sakit. Setelah itu, Tenma dilabrak seorang wanita Turki. Dia mengatakan, suaminya meninggal dunia karena dokter itu tidak mengoperasinya meskipun dia terlebih dahulu dibawa ke rumah sakit ketimbang tokoh publik itu.
Dipenuhi rasa duka cita, Tenma lantas pergi berkencan dengan tunanganya, Eva. Dia kemudian menceritakan semua kejadian itu dengan harapan kekasihnya itu akan setuju kalau itu bukanlah kesalahannya. Eva memang sepakat. Dia mengatakan kalau tidak semua hidup dibuat setara. Kata-katanya mengaduk-aduk sesuatu di dalam diri Tenma dan membayangi peristiwa setelahnya.
Sementara adegan itu tidak menggambarkan nihilisme Johan, atau menampilkan Johan, itu sangat penting bagi ceritanya. Kalau seeorang itu benar-benar ‘nihilis sejati’, mereka percaya kalau nilai itu tidak punya arti—mereka tidak percaya pada agama atau kesetiaan pada seseorang atau apa pun. Mereka hanya ingin menghancurkan.
Sementara ini bisa dianggap benar untuk Johan, dia sepertinya tidak pas di semua kriteria sebagai nihilistik sejati karena dia masih punya ikatan dengan adik kembarnya, Nina—yang dia kenal sebagai Anna. Meski begitu, tidak bisa dimungkiri kalau Johan berusaha menghancurkan dan menghapus dirinya dari eksistensi. Semua sifaat inilah yang mengubah Johan menjadi gambaran mengerikan atas monster.
Foto: YouTube
Dua sifat lain selain nihilisme juga sangat ditekankan pada karakter Johan. Itu adalah karismanya yang mengalir dan banyak orang menganggapnya menarik. Di sepanjang serial ini, banyak yang menggambarkan Johan itu “tampan” atau “cantik”.
Bahkan, ketika dia menyamar sebagai adiknya untuk menyelinap ke kota, banyak yang memperhatikan kecantikan alamiahnya. Sementara Johan tidak pernah mengatakannya sendiri, tidak bisa dimungkiri kalau dia memanfaatkan karisma dan daya tarik fisiknya itu untuk menyuruh orang memanipulasi orang lain. Jadi, dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, biasanya, dalam bentuk kehancuran atau kekacauan.
Misalnya, di sekitar setengah perjalanan Monster, Johan berteman dengan seorang mahasiswa bernama Karl. Johan sangat baik kepada Karl seperti membantunya bertemu lagi dengan ayah kandungnya, Hans Georg Shuwald. Tapi, pada akhirnya, Johan mencelakai keduanya di masa depan.
Johan hampir membunuh Shuwald di tengah kebakaran yang dia sulut. Sementara Johan tidak memanipulasi Karl secara langsung seperti yang dia lakukan terhadap korban lainnya, ini adalah salah satu contoh betapa mudahnya Johan memenangkan kepercayaan orang. Dia akan mempelajari hidup mereka dan lalu menghancurkan semuanya dalam sekejap.
Foto: YouTube
Johan bukanlah karakter yang ekspresif. Dia tidak memperlihatkan emosi di wajahnya. Jadi, sangat sulit membaca motif atau mencari tahu apa akan dia lakukan selanjutnya.
Hanya beberapa kali di serial ini di mana Johan mengungkapkan emosinya secara langsung. Meskipun, intepretasi adegan ini benar-benar diserahkan kepada penonton untuk memahaminya. Johan menangis di awal anime ini saat dia bereuni dengan adik kembarnya. Tapi, tidak pernah dijelaskan secara langsung mengapa dia menangis.
Di Monster episode 33, Pandangan Seorang Anak, Johan menemukan sebuah buku berjudul The Nameless Monster. Dia dan Nina membacanya berulang kali saat mereka masih kecil. Jadi, buku itu mungkin punya arti spesial buat Johan.
Tapi, ketika Johan mulai membaca buku itu, dia mulai gemetaran. Di kemudian berteriak dan pingsan. Ini adalah satu dari sedikit waktu ketika penonton melihat Johan mengekspresikan ketakutan atau emosi lain. Ini juga menarik penonton ke cerita yang lebih dalam dan menarik mereka, yang membuat mereka bertanya-tanya mengapa dia bereaksi seperti itu.
Ini adalah salah satu sifat yang membuat Johan menjadi antagonis luar biasa bagi Monster. Sifat ini membuat penonton terus berusaha menebak apa yang akan terjadi dan ke mana Johan akan membawa ceritanya. Meskipun Tenma adalah protagonis utama di serial ini, Johan-lah yang menarik benangnya, merencanakan sebagian besar atas apa yang dilakukan karakter lain dan apa yang akan terjadi.
Tapi, ini tidak terjadi di serial Monster, yang diangkat dari manga karya Naoki Urasawa. Faktanya, penjahat utama serial ini, Johan Liebert, adalah salah satu antagonis paling rumit dan menganggu sepanjang masa. Alasannya pun sangat jelas.
Hingga saat ini, Johan masih ditahbiskan sebagai salah satu penjahat terbaik dalam sejarah anime. Dia berbahaya dan kejam. Salah satu yang membuatnya begitu menakutkan adalah fakta kalau dia adalah manusia biasa dan tidak punya kekuatan aneh-aneh seperti layaknya penjahat hebat di anime. Lantas, faktor apa yang membuat Johan Liebert dari Monster ini menjadi salah satu penjahat terbaik di anime? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
1. Kepribadian Nihilistik Johan Membuatnya Rumit dan Mengerikan
Foto: Monster Wiki – Fandom
Tidak ada perdebatan di antara penggemar Monster kalau Johan sangatlah nihilistik. Ketika kali pertama diperkenalkan di serial itu, Johan sepertinya punya keinginan untuk mati. Seiring berjalannya cerita, ide itu diruntuhkan filosofi pribadi Johan. Nihilisme Johan benar-benar hadir di cerita itu dan diperlihatkan di banyak cara.
Di awal Monster, dokter bedah hebat, Dr. Kenzo Tenma, menyelamatkan seorang tokoh publik penting atas perintah direktur rumah sakit. Setelah itu, Tenma dilabrak seorang wanita Turki. Dia mengatakan, suaminya meninggal dunia karena dokter itu tidak mengoperasinya meskipun dia terlebih dahulu dibawa ke rumah sakit ketimbang tokoh publik itu.
Dipenuhi rasa duka cita, Tenma lantas pergi berkencan dengan tunanganya, Eva. Dia kemudian menceritakan semua kejadian itu dengan harapan kekasihnya itu akan setuju kalau itu bukanlah kesalahannya. Eva memang sepakat. Dia mengatakan kalau tidak semua hidup dibuat setara. Kata-katanya mengaduk-aduk sesuatu di dalam diri Tenma dan membayangi peristiwa setelahnya.
Sementara adegan itu tidak menggambarkan nihilisme Johan, atau menampilkan Johan, itu sangat penting bagi ceritanya. Kalau seeorang itu benar-benar ‘nihilis sejati’, mereka percaya kalau nilai itu tidak punya arti—mereka tidak percaya pada agama atau kesetiaan pada seseorang atau apa pun. Mereka hanya ingin menghancurkan.
Sementara ini bisa dianggap benar untuk Johan, dia sepertinya tidak pas di semua kriteria sebagai nihilistik sejati karena dia masih punya ikatan dengan adik kembarnya, Nina—yang dia kenal sebagai Anna. Meski begitu, tidak bisa dimungkiri kalau Johan berusaha menghancurkan dan menghapus dirinya dari eksistensi. Semua sifaat inilah yang mengubah Johan menjadi gambaran mengerikan atas monster.
2. Johan Menggunakan Karisma dan Ketampanannya untuk Memanipulasi
Foto: YouTube
Dua sifat lain selain nihilisme juga sangat ditekankan pada karakter Johan. Itu adalah karismanya yang mengalir dan banyak orang menganggapnya menarik. Di sepanjang serial ini, banyak yang menggambarkan Johan itu “tampan” atau “cantik”.
Bahkan, ketika dia menyamar sebagai adiknya untuk menyelinap ke kota, banyak yang memperhatikan kecantikan alamiahnya. Sementara Johan tidak pernah mengatakannya sendiri, tidak bisa dimungkiri kalau dia memanfaatkan karisma dan daya tarik fisiknya itu untuk menyuruh orang memanipulasi orang lain. Jadi, dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, biasanya, dalam bentuk kehancuran atau kekacauan.
Misalnya, di sekitar setengah perjalanan Monster, Johan berteman dengan seorang mahasiswa bernama Karl. Johan sangat baik kepada Karl seperti membantunya bertemu lagi dengan ayah kandungnya, Hans Georg Shuwald. Tapi, pada akhirnya, Johan mencelakai keduanya di masa depan.
Johan hampir membunuh Shuwald di tengah kebakaran yang dia sulut. Sementara Johan tidak memanipulasi Karl secara langsung seperti yang dia lakukan terhadap korban lainnya, ini adalah salah satu contoh betapa mudahnya Johan memenangkan kepercayaan orang. Dia akan mempelajari hidup mereka dan lalu menghancurkan semuanya dalam sekejap.
3. Tindakan Johan Membuat Penonton Terus Menebak-nebak
Foto: YouTube
Johan bukanlah karakter yang ekspresif. Dia tidak memperlihatkan emosi di wajahnya. Jadi, sangat sulit membaca motif atau mencari tahu apa akan dia lakukan selanjutnya.
Hanya beberapa kali di serial ini di mana Johan mengungkapkan emosinya secara langsung. Meskipun, intepretasi adegan ini benar-benar diserahkan kepada penonton untuk memahaminya. Johan menangis di awal anime ini saat dia bereuni dengan adik kembarnya. Tapi, tidak pernah dijelaskan secara langsung mengapa dia menangis.
Di Monster episode 33, Pandangan Seorang Anak, Johan menemukan sebuah buku berjudul The Nameless Monster. Dia dan Nina membacanya berulang kali saat mereka masih kecil. Jadi, buku itu mungkin punya arti spesial buat Johan.
Tapi, ketika Johan mulai membaca buku itu, dia mulai gemetaran. Di kemudian berteriak dan pingsan. Ini adalah satu dari sedikit waktu ketika penonton melihat Johan mengekspresikan ketakutan atau emosi lain. Ini juga menarik penonton ke cerita yang lebih dalam dan menarik mereka, yang membuat mereka bertanya-tanya mengapa dia bereaksi seperti itu.
Ini adalah salah satu sifat yang membuat Johan menjadi antagonis luar biasa bagi Monster. Sifat ini membuat penonton terus berusaha menebak apa yang akan terjadi dan ke mana Johan akan membawa ceritanya. Meskipun Tenma adalah protagonis utama di serial ini, Johan-lah yang menarik benangnya, merencanakan sebagian besar atas apa yang dilakukan karakter lain dan apa yang akan terjadi.
(alv)