9 Anime Berbiaya Besar yang Gagal Meraup Keuntungan
Senin, 09 Januari 2023 - 09:02 WIB
Sayangnya, semua tak berjalan sesuai harapan. Gundress harus hancur akibat banyaknya kesalahan dalam produksinya, termasuk di antaranya adalah kurangnya pengalaman dalam tim produksi. Gundress tampil begitu buruk sampai para kreatornya meninggalkan dunia anime sejak itu. Tim animasi ORCA pun tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Sementara Nikkatsu memilih kembali ke sektor live-action.
Foto: The Washington Post
The Tale of the Princess Kaguya adalah salah satu film anime paling underrated dari Studio Ghibli. Proyek ini merupakan karya terakhir yang disutradarai oleh Isao Takahata sebelum kematiannya pada 2018. Dari seni dan animasinya, film ini terlihat berbeda dengan kebanyakan film Ghibli yang dibesut Hayao Miyazaki.
Film ini mendapatkan banyak pujian dari kritikus. Tapi, itu tidak sebanding dengan pendapat audiens. Film itu memakan biaya produksi yang sangat besar dengan durasi sekitar 2 jam. Tapi, The Tale of the Princess Kaguya gagal menarik minat penonton. Film itu hanya menghasilkan sekitar USD27 juta setelah dirilis.
Foto: Variety
Kapten Harlock adalah ikon anime nostalgia. Tapi, dia tidak bisa lari dari adaptasi buruk. Pada 2013, sosok itu mendapatkan reboot CG dengan film berjudul Space Pirate Captain Harlock. Animasi 3D-nya bahkan mendapatkan pujian dari sutradara Avatar, James Cameron.
Tapi, pujian itu tidak ada artinya karena film ini jeblok. Dengan biaya produksi sebesar USD30 juta, film itu hanya meraup USD24 juta. Sebagian besar pendapatan itu berasal dari luar Jepang karena film ini tidak laku di negara asalnya itu. Film itu dikritik karena plotnya yang kacau.
Foto: IMDb
Saint Seiya adalah salah satu anime legendaris yang akrab dengan audiens yang kini mungkin sudah menjadi bapak-bapak. Di eranya, serial ini sangatlah populer dan punya banyak penggemar. Tak heran kalau studio berusaha melakukan reboot terhadap serial ini untuk menarik penggemar generasi baru dan mengajak penggemar lama bernostalgia.
Usaha itu dilakukan dengan mengadaptasi busur cerita Sanctuary lewat film Legend of Sanctuary. Sayang, film ini tidak menarik audiens dan jeblok di pasaran. Film ini hanya bertahan dalam waktu tiga pekan di bioskop. Padahal, animasinya lumayan bagus. Dengan biaya produksi USD25 juta, film ini hanya meraup USD17 juta.
Foto: SyFy
Redline kerap disebut sebagai salah satu film anime terbaik yang pernah hadir. Tapi, anime ini punya catatan penjualan yang buruk. Dengan anggaran awal sekitar USD30 juta, Redline hanya meraup keuntungan USD8,2 juta. Hasil ini membuat studio produksinya, Madhouse, nyaris bangkrut.
Kerugian akibat Redline itu membuat Madhouse mengalami krisis. Studio itu sempat dijual dan mendapatkan manajemen baru. Sayangnya, manajemen baru ini terlalu banyak mengambil proyek dan membuat para stafnya kerepotan. Padahal, mereka hanya digaji sedikit. Akibatnya, sejumlah veteran Madhouse memutuskan keluar. Mereka kemudian mendirikan studio baru, yaitu MAPPA, yang kini menjadi salah satu pemain utama di industri anime, dan Nut.
Foto: GamesRadar
5. The Tale of the Princess Kaguya
Foto: The Washington Post
The Tale of the Princess Kaguya adalah salah satu film anime paling underrated dari Studio Ghibli. Proyek ini merupakan karya terakhir yang disutradarai oleh Isao Takahata sebelum kematiannya pada 2018. Dari seni dan animasinya, film ini terlihat berbeda dengan kebanyakan film Ghibli yang dibesut Hayao Miyazaki.
Film ini mendapatkan banyak pujian dari kritikus. Tapi, itu tidak sebanding dengan pendapat audiens. Film itu memakan biaya produksi yang sangat besar dengan durasi sekitar 2 jam. Tapi, The Tale of the Princess Kaguya gagal menarik minat penonton. Film itu hanya menghasilkan sekitar USD27 juta setelah dirilis.
4. Space Pirate Captain Harlock
Foto: Variety
Kapten Harlock adalah ikon anime nostalgia. Tapi, dia tidak bisa lari dari adaptasi buruk. Pada 2013, sosok itu mendapatkan reboot CG dengan film berjudul Space Pirate Captain Harlock. Animasi 3D-nya bahkan mendapatkan pujian dari sutradara Avatar, James Cameron.
Tapi, pujian itu tidak ada artinya karena film ini jeblok. Dengan biaya produksi sebesar USD30 juta, film itu hanya meraup USD24 juta. Sebagian besar pendapatan itu berasal dari luar Jepang karena film ini tidak laku di negara asalnya itu. Film itu dikritik karena plotnya yang kacau.
3. Saint Seiya: Legend of Sanctuary
Foto: IMDb
Saint Seiya adalah salah satu anime legendaris yang akrab dengan audiens yang kini mungkin sudah menjadi bapak-bapak. Di eranya, serial ini sangatlah populer dan punya banyak penggemar. Tak heran kalau studio berusaha melakukan reboot terhadap serial ini untuk menarik penggemar generasi baru dan mengajak penggemar lama bernostalgia.
Usaha itu dilakukan dengan mengadaptasi busur cerita Sanctuary lewat film Legend of Sanctuary. Sayang, film ini tidak menarik audiens dan jeblok di pasaran. Film ini hanya bertahan dalam waktu tiga pekan di bioskop. Padahal, animasinya lumayan bagus. Dengan biaya produksi USD25 juta, film ini hanya meraup USD17 juta.
2. Redline
Foto: SyFy
Redline kerap disebut sebagai salah satu film anime terbaik yang pernah hadir. Tapi, anime ini punya catatan penjualan yang buruk. Dengan anggaran awal sekitar USD30 juta, Redline hanya meraup keuntungan USD8,2 juta. Hasil ini membuat studio produksinya, Madhouse, nyaris bangkrut.
Kerugian akibat Redline itu membuat Madhouse mengalami krisis. Studio itu sempat dijual dan mendapatkan manajemen baru. Sayangnya, manajemen baru ini terlalu banyak mengambil proyek dan membuat para stafnya kerepotan. Padahal, mereka hanya digaji sedikit. Akibatnya, sejumlah veteran Madhouse memutuskan keluar. Mereka kemudian mendirikan studio baru, yaitu MAPPA, yang kini menjadi salah satu pemain utama di industri anime, dan Nut.
1. Final Fantasy: The Spirits Within
Foto: GamesRadar
tulis komentar anda