Seperti Apa Perbedaan dan Sejarah Manga, Manhwa, dan Manhua?

Senin, 05 Desember 2022 - 19:53 WIB
Tapi, setelah Revolusi China pada 1949, ada undang-undang sensor yang ketat. Akibatnya, manhua menghadapi waktu sulit untuk bisa dipublikasikan secara sah di luar negeri. Tapi, manhuajia mulai menerbitkan sendiri karya mereka di media sosial dan platform komik web seperti QQ Comic dan Vcomic.

2. Pembaca Ideal Manga, Manhwa, dan Manhua



Foto: One Esports

Komik Asia Timur punya konten spesifik yang bertujuan menarik demografi berbeda, biasanya berdasarkan usia dan gender. Di Jepang, manga shounen cowok dipenuhi cerita aksi dan petualangan seperti My Hero Academia dan Naruto. Manga shoujo utamanya adalah cerita magis yang menampilkan cewek, seperti Cardcaptor Sakura, dan romansa kompleks, seperti Fruits Basket. Ada juga manga—yang dikenal sebagai seinen dan josei—untuk orang dengan usia lebih tua dan menampilkan konten yang lebih dewasa. Manhwa dan manhua juga punya komik yang ditujukan untuk demografi spesifik.

Di Jepang, chapter manga dipublikasikan di majalan mingguan atau dua mingguan seperti Shonen Jump. Kalau manga-nya jadi populer, maka akan dipublikasikan dalam bentuk volume kolektif yang dikenal sebagai tankoubon. Sementara, di manhwa dan manhua digital, chapter-nya diunggah setiap pekan di platform webtoon.

3. Konten Kultural dan Arah Membaca



Foto: CBR

Konten komik Asia Timur mencerminkan budaya dan nilai asli mereka. Di manga, ada banyak cerita fantasi dan supranatural tentang Shinigami—dewa kematian—seperti Bleach dan Death Note. Manhwa sering punya lini cerita terkait budaya kecantikan Korea, seperti True Beauty. Sementara, manhua menampilkan banyak komik bertema wuxia, ksatria seni bela diri.

Manga dan manhua dibaca dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Tapi, manhwa mirip komik Amerika dan Eropa di mana mereka dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Di bentuk komik digitalnya, layout-nya dibaca dari atas ke bawah, yang membuat penggunanya bisa men-scroll dengan leluasa. Manga cetak punya batasan ketika menggambarkan gerakan dalam seninya. Tapi, layout vertikal dan scrolling yang leluasa di manhwa dan manhua digital digunakan untuk secara strategis menggambarkan gerakan obyek yang turun atau berlalunya waktu.



4. Seni dan Teks di Manga, Manhwa, dan Manhua



Foto: The Husky and His White Cat Shizun Wiki – Fandom

Di cetak dan digital, manga biasanya diterbitkan dalam hitam dan putih, kecuali kalau rilisan spesial yang dicetak full color atau dengan halaman berwarna. Manhwa digital diterbitkan dalam warna, tapi manhwa cetak secara tradisional diterbitkan dalam hitam dan putih, sama seperti manga. Seperti manhwa, manhua digital juga diterbitkan dalam warna.

Terinspirasi seni Walt Disney, Osamu Tezuka menggambar karakternya dengan mata besar, mulut kecil, dan ekspresi berlebihan untuk menekankan emosi tertentu. Gaya seni Tezuka mempengaruhi seniman lain di Jepang dan tempat lain. Tapi, karakter manhwa dan manhua biasanya digambar untuk berfokus pada proporsi dan penampakan manusia yang lebih realistis. Manga dan manhua juga punya setting latar yang realistis dan detail—hampir foto-realistik, yang kontras dengan manhwa digital yang punya latar lebih sederhana. Tapi, harus dicatat kalau manhwa cetak lebih mirip pada manga dalam hal ini.

Manga juga menggunakan set unik onomatopoeia untuk mengambarkan tidak hanya suara hewan dan obyek tidak hidup, tapi juga kondisi psikologis dan emosi. Onomatopoeia ini ditulis di panel sekitar dan pinggiran laman, mirip komik Amerika. Sementara, manhwa dan manhua juga punya set onomatopoeia sendiri yang digunakan untuk menggambarkan emosi dan gerakan. Selain itu, manhwa digital sering menggunakan musik dan soundbites untuk meningkatkan pengalaman membaca, sesuatu yang baru untuk presentasi elektronik mereka.
(alv)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More