8 Persamaan Doctor Strange dan Sherlock Holmes Versi Benedict Cumberbatch
Sabtu, 07 Mei 2022 - 08:04 WIB
Sementara Strange mungkin tidak seketat Sherlock, dia juga punya momen di mana dia menjelaskan sesuatu dengan nada bicara cepat. Sebagain besar yang dia ucapkan muncul sebagai jargon rumit karena jelas, orang seperti Peter Parker tidak punya pengetahuan tentang seni mistis. Makanya, monolognya sering sulit dipahami orang biasa.
5. Kisah cinta yang tidak berakhir bahagia
Sepertinya, ini hanya akan menjadi fantasi fan-fiction untuk memasangkan Sherlock atau Strange dengan pasangan asmara. Gaya hidup kacau mereka tidak benar-benar memberi mereka waktu untuk mengeksplorasi cinta. Itu tidak berarti kalau mereka belum pernah jatuh cinta.
Dalam kasus Sherlock, cewek yang membuatnya tergila-gila, Irene Adler, bukanlah pasangan yang ideal untuknya. Hubungannya dengan Irene selalu berada di tepian kekacauan dan ketidakpastian. Sementara, Strange menjalani hubungan asmara yang lama dengan Christine Palmer. Tapi, hubungan keduanya cukup renggang. Christine terus menerus menunjukkan betapa Strange terlalu berpusat pada dirinya dan bagaiman dia memprioritaskan kerja di atas segalanya.
6. Pandangan logis
Sebesar apa pun masalahnya dan seaneh apa pun perilaku sosial mereka, baik detektif dan penyihir itu cenderung menjaga pandangan yang rasional dan logis. Sherlock bisa bekerja keras, tapi dia tidak pernah cukup kewalahan sampai ke titik dia kehilangan keterampilan deduksinya. Meskipun, musuhnya adalah seseorang yang sama cerdasnya seperti Moriarty atau orang yang benar-benar personal seperti kakaknya, Eurus.
Strange juga tidak pernah menyerah ketika peluang menangnya terlihat kecil. Contoh terbesarnya adalah pertarungannya melawan Thanos di Infinity War. Dalam pertarungan itu, Strange terus bertarung dengan ilusi dan perjalanan waktu. Ketika semua harapan itu terlihat sirna, Strange-lah yang melihat 14.000.605 kemungkinan untuk menemukan satu hasil yang akan memastikan kemenangan.
7. Bepergian melintasi dimensi
Tema yang muncul di setiap episode Sherlock di BBC adalah detektif itu membayangkan ruang kepala mentalnya. Di sana, dia membayangkan ulang tempat kejadian perkara (TKP) atau bahkan memperkirakan kemungkinan di masa depan. Perjalanan “antardimensi” ini mirip dengan kekuatan Doctor Strange.
Penyihir itu bisa dengan mudah menciptakan realitas cermin, dimensi kantong, dan semacamnya. Seperti Sherlock yang secara mental memanipulasi TKP yang ada di “istana pikirannya”, Strange punya cukup tipuan untuk menciptakan portal dari mana saja. Portal-portal ini membawa ke dunia nyata di mana Strange lebih bisa punya kendali.
8. Kepribadian egoistik
Kalau ada satu kekurangan besar di kedua kepribadian mereka, itu adalah ego mereka. Keduanya sama-sama bangga dengan kemampuan dan superioritas mereka atas orang lain. Keduanya bisa sama-sama sombong.
Bagi Sherlock, kepercayaan dirinya yang terlalu tinggi dan impulsifnya bentrok dengan rasionalitas Watson dan Mycroft. Ini menyebabkan sejumlah kehilangan, termasuk kematian Mary, istri Watson. Bagi Doctor Strange, dia gagal menuruti saran Wong agar tidak membuka multiverse. Tapi, penyihir egois itu mempercayai instingnya dan malah membuat masalah.
5. Kisah cinta yang tidak berakhir bahagia
Sepertinya, ini hanya akan menjadi fantasi fan-fiction untuk memasangkan Sherlock atau Strange dengan pasangan asmara. Gaya hidup kacau mereka tidak benar-benar memberi mereka waktu untuk mengeksplorasi cinta. Itu tidak berarti kalau mereka belum pernah jatuh cinta.
Dalam kasus Sherlock, cewek yang membuatnya tergila-gila, Irene Adler, bukanlah pasangan yang ideal untuknya. Hubungannya dengan Irene selalu berada di tepian kekacauan dan ketidakpastian. Sementara, Strange menjalani hubungan asmara yang lama dengan Christine Palmer. Tapi, hubungan keduanya cukup renggang. Christine terus menerus menunjukkan betapa Strange terlalu berpusat pada dirinya dan bagaiman dia memprioritaskan kerja di atas segalanya.
6. Pandangan logis
Sebesar apa pun masalahnya dan seaneh apa pun perilaku sosial mereka, baik detektif dan penyihir itu cenderung menjaga pandangan yang rasional dan logis. Sherlock bisa bekerja keras, tapi dia tidak pernah cukup kewalahan sampai ke titik dia kehilangan keterampilan deduksinya. Meskipun, musuhnya adalah seseorang yang sama cerdasnya seperti Moriarty atau orang yang benar-benar personal seperti kakaknya, Eurus.
Strange juga tidak pernah menyerah ketika peluang menangnya terlihat kecil. Contoh terbesarnya adalah pertarungannya melawan Thanos di Infinity War. Dalam pertarungan itu, Strange terus bertarung dengan ilusi dan perjalanan waktu. Ketika semua harapan itu terlihat sirna, Strange-lah yang melihat 14.000.605 kemungkinan untuk menemukan satu hasil yang akan memastikan kemenangan.
7. Bepergian melintasi dimensi
Tema yang muncul di setiap episode Sherlock di BBC adalah detektif itu membayangkan ruang kepala mentalnya. Di sana, dia membayangkan ulang tempat kejadian perkara (TKP) atau bahkan memperkirakan kemungkinan di masa depan. Perjalanan “antardimensi” ini mirip dengan kekuatan Doctor Strange.
Penyihir itu bisa dengan mudah menciptakan realitas cermin, dimensi kantong, dan semacamnya. Seperti Sherlock yang secara mental memanipulasi TKP yang ada di “istana pikirannya”, Strange punya cukup tipuan untuk menciptakan portal dari mana saja. Portal-portal ini membawa ke dunia nyata di mana Strange lebih bisa punya kendali.
8. Kepribadian egoistik
Kalau ada satu kekurangan besar di kedua kepribadian mereka, itu adalah ego mereka. Keduanya sama-sama bangga dengan kemampuan dan superioritas mereka atas orang lain. Keduanya bisa sama-sama sombong.
Bagi Sherlock, kepercayaan dirinya yang terlalu tinggi dan impulsifnya bentrok dengan rasionalitas Watson dan Mycroft. Ini menyebabkan sejumlah kehilangan, termasuk kematian Mary, istri Watson. Bagi Doctor Strange, dia gagal menuruti saran Wong agar tidak membuka multiverse. Tapi, penyihir egois itu mempercayai instingnya dan malah membuat masalah.
(alv)
tulis komentar anda