5 Istilah Kekerasan Emosional dalam Percintaan, Termasuk Ghosting
Sabtu, 19 Maret 2022 - 07:33 WIB
JAKARTA - Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan hubungan asmara yang sehat, beberapa istilah pun muncul di tengah masyarakat.
Istilah-istilah ini dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi dalam percintaan saat hubungan kedua pihak yang terlibat tidak seimbang. Berikut ini lima di antaranya.
1. Ghosting
Foto: Cottonbro/Pexels
Ketika ingin mengakhiri suatu hubungan, normalnya seseorang akan bicara langsung kepada pasangannya. Namun para pelaku ghosting berbeda. Layaknya ‘hantu’, para pelaku ghosting akan menghilang tiba-tiba tanpa memberi alasan yang jelas.
Tentu saja hal ini akan berdampak pada korbannya. Mereka akan merasa kehilangan yang mendadak dan syok. Mereka juga selalu berharap bahwa orang yang melakukan ghosting suatu saat akan kembali.
2. Breadcrumbing
Foto: Ivan Samkov/Pexels
Seperti ‘remahan roti’, pelaku breadcrumbing akan menggoda atau memberi remah-remah perhatian yang berlebih kepada orang lain tanpa maksud ingin menjalin hubungan dengan orang tersebut. Mengutip dari Psychology Today, breadcrumbing bisa jadi lebih menyakitkan daripada ghosting karena bisa membuat korbannya merasa kesepian berlebihan.
3. Love Bombing
Foto: Alex Green/Pexels
Love bomber biasanya adalah orang yang jarang atau tak pernah menunjukkan cintanya, tapi ketika pasangannya ingin mengakhiri hubungan yang sudah terasa hambar, pelaku love bombing akan tiba-tiba membombardir pasangannya dengan cinta seperti memberi hadiah, pujian dan sebagainya.
Namun perilaku manis itu hanya bertahan beberapa saat sampai akhirnya ia kembali ke sifat aslinya. Love bombing bisa meninggalkan perasaan bingung, terkekang, dan terbuang pada para korbannya.
Baca Juga: Selain Hati-Hati di Jalan, Ini 10 Lagu Indonesia tentang Putus Cinta, dari Sedih hingga Gembira
4. Prowling
Istilah-istilah ini dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi dalam percintaan saat hubungan kedua pihak yang terlibat tidak seimbang. Berikut ini lima di antaranya.
1. Ghosting
Foto: Cottonbro/Pexels
Ketika ingin mengakhiri suatu hubungan, normalnya seseorang akan bicara langsung kepada pasangannya. Namun para pelaku ghosting berbeda. Layaknya ‘hantu’, para pelaku ghosting akan menghilang tiba-tiba tanpa memberi alasan yang jelas.
Tentu saja hal ini akan berdampak pada korbannya. Mereka akan merasa kehilangan yang mendadak dan syok. Mereka juga selalu berharap bahwa orang yang melakukan ghosting suatu saat akan kembali.
2. Breadcrumbing
Foto: Ivan Samkov/Pexels
Seperti ‘remahan roti’, pelaku breadcrumbing akan menggoda atau memberi remah-remah perhatian yang berlebih kepada orang lain tanpa maksud ingin menjalin hubungan dengan orang tersebut. Mengutip dari Psychology Today, breadcrumbing bisa jadi lebih menyakitkan daripada ghosting karena bisa membuat korbannya merasa kesepian berlebihan.
3. Love Bombing
Foto: Alex Green/Pexels
Love bomber biasanya adalah orang yang jarang atau tak pernah menunjukkan cintanya, tapi ketika pasangannya ingin mengakhiri hubungan yang sudah terasa hambar, pelaku love bombing akan tiba-tiba membombardir pasangannya dengan cinta seperti memberi hadiah, pujian dan sebagainya.
Namun perilaku manis itu hanya bertahan beberapa saat sampai akhirnya ia kembali ke sifat aslinya. Love bombing bisa meninggalkan perasaan bingung, terkekang, dan terbuang pada para korbannya.
Baca Juga: Selain Hati-Hati di Jalan, Ini 10 Lagu Indonesia tentang Putus Cinta, dari Sedih hingga Gembira
4. Prowling
Lihat Juga :
tulis komentar anda