20 Tahun Lalu Hari Ini, Hari Anti Pekerja Anak Sedunia Pertama Kali Diperingati
Jum'at, 12 Juni 2020 - 15:37 WIB
JAKARTA - Sejak 2002, tiap 12 Juni diperingati sebagai World Against Child Labour Day atau Hari Anti Pekerja Anak Sedunia. Peringatan ini digagas oleh International Labour Organization (ILO) yang merupakan agen organisasi PBB dalam sektor ketenagakerjaan.
Peringatan Hari Anti Pekerja Anak Sedunia dilakukan untuk menghindari adanya pekerja anak. Caranya dengan mengajak pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha, masyarakat sipil, dan jutaan orang di dunia untuk menyoroti nasib pekerja anak dan apa yang dapat dilakukan untuk membantu mereka.
Sebelum lebih jauh, siapa, sih, yang dimaksud dengan pekerja anak?
Menurut ILO, gak semua pekerjaan yang dikerjakan oleh anak-anak harus dilarang dan dihapuskan. Selama pekerjaan itu gak memengaruhi kesehatan, menghambat perkembangan pribadi, dan menganggu waktu sekolah, maka mereka boleh bekerja.
Malahan, itu bisa ngasih pengaruh positif untuk anak-anak. Seperti menambah pengalaman, mengasah keterampilan, dan melatih kemandirian.
Jadi, pekerja anak didefinisikan sebagai anak-anak yang melakukan pekerjaan yang merugikan dan membahayakannya, dengan ciri seperti yang udah disebut di atas.
Pekerjaan ini bisa muncul dalam banyak bentuk, terutama yang gak memerlukan keterampilan tertentu. Contohnya seperti perbudakan dan penggunaan anak untuk pelacuran.
Setiap negara punya definisi spesifik berkenaan dengan pekerja anak. Di Indonesia, perbedaan antara pekerja anak dan anak yang bekerja dapat dilihat pada infografis berikut.
Foto: kemdikbud.go.id
Tenaga Kerja Anak di Dunia
Sampai tahun 2018, ILO mencatat ada total 218 juta anak yang bekerja, dengan 152 juta anak berstatus sebagai pekerja anak, dan 73 juta dari 152 juta anak tersebut bekerja di sektor yang berbahaya dan penuh risiko.
152 juta anak yang bekerja terdiri dari 64 juta anak perempuan dan 88 juta anak laki-laki. Jumlah 152 juta anak ini setara dengan 10% jumlah anak-anak di dunia.
Foto: un.org
Sektor pekerjaan yang dikerjakannya beragam. Mayoritas, yakni sebanyak 71% bekerja di sektor agrikultural. Selain itu, berdasarkan data yang dipublikasikan oleh ILO, 69% pekerja anak bekerja tanpa dibayar oleh keluarganya sendiri.
Di seluruh dunia, jumlah pekerja anak terbanyak ada di Afrika yang mencapai 72,1 juta jiwa, disusul Asia Pasifik sebanyak 62,1 juta jiwa, Amerika sebanyak 10,7 juta jiwa, Eropa dan Asia Tengah 5,5 juta jiwa, dan negara-negara Arab 1,2 juta jiwa.
Foto: un.org
Peringatan Hari Anti Pekerja Anak Sedunia dilakukan untuk menghindari adanya pekerja anak. Caranya dengan mengajak pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha, masyarakat sipil, dan jutaan orang di dunia untuk menyoroti nasib pekerja anak dan apa yang dapat dilakukan untuk membantu mereka.
Sebelum lebih jauh, siapa, sih, yang dimaksud dengan pekerja anak?
Menurut ILO, gak semua pekerjaan yang dikerjakan oleh anak-anak harus dilarang dan dihapuskan. Selama pekerjaan itu gak memengaruhi kesehatan, menghambat perkembangan pribadi, dan menganggu waktu sekolah, maka mereka boleh bekerja.
Malahan, itu bisa ngasih pengaruh positif untuk anak-anak. Seperti menambah pengalaman, mengasah keterampilan, dan melatih kemandirian.
Jadi, pekerja anak didefinisikan sebagai anak-anak yang melakukan pekerjaan yang merugikan dan membahayakannya, dengan ciri seperti yang udah disebut di atas.
Pekerjaan ini bisa muncul dalam banyak bentuk, terutama yang gak memerlukan keterampilan tertentu. Contohnya seperti perbudakan dan penggunaan anak untuk pelacuran.
Setiap negara punya definisi spesifik berkenaan dengan pekerja anak. Di Indonesia, perbedaan antara pekerja anak dan anak yang bekerja dapat dilihat pada infografis berikut.
Foto: kemdikbud.go.id
Tenaga Kerja Anak di Dunia
Sampai tahun 2018, ILO mencatat ada total 218 juta anak yang bekerja, dengan 152 juta anak berstatus sebagai pekerja anak, dan 73 juta dari 152 juta anak tersebut bekerja di sektor yang berbahaya dan penuh risiko.
152 juta anak yang bekerja terdiri dari 64 juta anak perempuan dan 88 juta anak laki-laki. Jumlah 152 juta anak ini setara dengan 10% jumlah anak-anak di dunia.
Foto: un.org
Sektor pekerjaan yang dikerjakannya beragam. Mayoritas, yakni sebanyak 71% bekerja di sektor agrikultural. Selain itu, berdasarkan data yang dipublikasikan oleh ILO, 69% pekerja anak bekerja tanpa dibayar oleh keluarganya sendiri.
Di seluruh dunia, jumlah pekerja anak terbanyak ada di Afrika yang mencapai 72,1 juta jiwa, disusul Asia Pasifik sebanyak 62,1 juta jiwa, Amerika sebanyak 10,7 juta jiwa, Eropa dan Asia Tengah 5,5 juta jiwa, dan negara-negara Arab 1,2 juta jiwa.
Foto: un.org
Lihat Juga :
tulis komentar anda