Inovasi-Inovasi Perguruan Tinggi untuk Memerangi Pandemi Virus Corona

Selasa, 09 Juni 2020 - 14:22 WIB
Buku ini berisi pengenalan soal virus corona, cara penularan; tanda dan gejala; cara pencegahannya; siapa yang paling rentan; mengenali OTG, ODP dan PDP; cara cuci tangan; pembatasan fisik, karantina dan isolasi diri; pemakaman jenazah penderita COVID-19, dan tata cara disinfektasi.

Buku yang terdiri dari 29 halaman ini dibagikan secara digital dan sedang dalam proses alih bahasa. Buku Saku Desa Tangguh COVID-19 karya UGM ini dapat diunduh dalam berbagai bahasa di laman berikut ini .

4. ULTRAVIOLET DISINFEKSI PERALATAN MEDIS - UNIVERSITAS INDONESIA



Foto: Dok. UI

Membludaknya kasus positif COVID-19 di Indonesia berakibat pada banyaknya peralatan medis yang dibutuhkan. Peralatan medis yang sudah digunakan untuk menangani satu pasien, umumnya harus segera diganti atau sebisa mungkin dibersihkan sebelum dipakai lagi.

Mengutip situs web ui.ac.id, hal ini mendorong Tim Peneliti dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI untuk mengembangkan prototype alat pembunuh sumber penyakit berupa virus dan bakteri dengan sinar UV.

Alat tersebut diharapkan bisa membantu rumah sakit yang sempat kewalahan mendapatkan alat bantu disinfektan akibat kelangkaan maupun karena melambungnya harga disinfektan cair di tengah wabah COVID-19.

Selain oleh Tim Peneliti dari FMIPA UI, pembuatan alat ini juga didampingi oleh tim peneliti dari Fakultas Kedokteran UI dan Fakultas Keperawatan UI di bawah koordinasi langsung Direktorat Inovasi UI dan Science Techno Park UI.

5. ROBOT PELAYANAN PASIEN COVID-19 - ITS DAN UNAIR



Foto: Dok. ITS

Mengutip dari its.ac.id, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair) didukung oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur mengembangkan robot pelayan pasien COVID-19 yang dinamakan RAISA. Robot ini dirancang untuk melakukan kontak langsung dengan pasien yang sedang diisolasi.

RAISA bisa mengantarkan makanan, pakaian, dan obat-obatan kepada pasien. Jadi bisa mengurangi beban kerja tim medis sekaligus meminimalisir kontak antara pasien dan pihak lain. Hal ini sangat bermanfaat untuk menghindari penularan COVID-19.

RAISA beroperasi dengan menggunakan WiFi dan bisa bekerja selama 8-10 jam dengan baterai sebesar 0.85 kWh.

RAISA dikendalikan menggunakan tombol pengontrol (remote control) dari jarak jauh dengan joystick. Robot ini merupakan gabungan teknologi yang ada pada empat robot milik ITS sebelumnya, yakni robot sepakbola beroda (Iris), robot kapal tanpa awak (Barunastra), robot humanoid (Ichiro) dan robot untuk Kontes Robot Indonesia (KRI).

Robot setinggi 1,5 meter ini dilengkapi dengan empat rak secara bersusun yang bisa membawa banyak barang maksimal 50 kilogram. Selain itu juga dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dan pasien menggunakan multimedia.

Banyak hal yang bisa kita pelajari dari pandemi COVID-19 ini. Salah satunya kemampuan untuk tangguh menghadapi kondisi dan situasi. Cepat beradaptasi dan terus berinovasi untuk menyesuaikan diri dengan yang terjadi adalah salah satunya.

Iffah Sulistyawati Hartana

Kontributor GenSINDO
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More