Biar Nggak Pusing Pas Nonton Dune, Kenali Dulu 13 Istilah Ini!
Rabu, 13 Oktober 2021 - 13:13 WIB
Dune , karya Frank Herbert, adalah dunia yang sangat luas dan kaya. Para penggemar novel fiksi ilmiah (sci-fi) bisa dimanjakan imajinasinya dengan membaca semua novel dan mengikuti saga plotnya. Dune banyak dipengaruhi budaya gurun.
Nyatanya, Herbert memang banyak memasukkan unsur budaya suku Badui yang banyak menghuni kawasan gurun di kawasan Afrika. Tak hanya itu, banyak kata-kata dalam bahasa Arab yang dipakai di novel ini. Jadi, jangan heran jika kalian akan merasa familiar dengan sejumlah istilah di cerita ini.
Adaptasi filmnya pada 2021 yang dibesut Denis Villeneuve dan dibintangi Timothee Chalamet ini juga memasukkan unsur-unsur tersebut. Sebagian kata dalam bahasa Arab yang dipakai di film ini memang tidak asing di telinga. Tapi, beberapa di antaranya sudah berubah makna. Ini bukan tentang Islam, tapi bahasa Arab. Lantas apa saja istilah yang dipakai di film ini? Berikut ulasannya!
1. Bene Gresserit
Bene Gesserit, sebuah organisasi pseudo-religious yang anggotanya semuanya adalah wanita. Mereka terdiri atas mata-mata, biarawati, ilmuwan dan teolog. Kelompok ini menggunakan eksperimen genetik, intervensi politik, dan utak atik agama untuk memajukan agenda mereka sendiri terhadap kenaikan ras manusia dengan kehadiran pilihan mereka, Kwisatz Haderach. Ibu Paul Atreides, Jessica, adalah anggota organisasi ini.
2. Kwisatz Haderach
Secara harafiah, menurut appendix novel Dune, Kwisatz Haderach adalah Memperpendek Jalan. Di awal saga Dune, Bene Gesserit berusaha menciptakan makhluk pamungkas bernama Kwisatz Haderach. Proyek ini dibuat selama berabad-abad.
Para penyihir Bene Gesserit telah menjalankan program pembiakan selektif untuk menciptakan makhluk ini. Mereka pun tidak akan menoleransi intervensi apa pun. Hasil akhir program ini adalah Kwisatz Haderach.
Kwisatz Haderach adalah seorang pria yang tidak hanya bisa mengakses ingatan leluhur wanitanya, tapi juga leluhur prianya. Dia akan memimpin umat manusia ke masa depan yang cerah di Jalur Emas. Per appendix novel Dune, Kwisatz Haderach juga merupakan Bene Gesserit pria yang kekuatan mental organiknya akan menjembatani ruang dan waktu.
3. Gom jabbar
Adegan awal di novel asli Dune memperlihatkan Paul Atreides menjalani uji ketahanan rasa sakit. Reverend Mother Gaius Mohiam adalah yang melakukan ujian itu. Dia menyuruh Paul untuk memasukkan tangannya ke dalam kotak dan harus tetap berada di situ meskipun dia kesakitan.
Mohiam juga memegang gom jabbar, atau jarum beracun, yang dia arahkan ke leher Paul. Dia mengancam membunuh Paul jika dia menarik tangannya sebelum ujian itu berakhir. Di konteks lain, gom jabbar juga digunakan sebagai alat membunuh. Jarum ini mengandung meta-sianida yang bisa membunuh siapa saja.
4. Fremen
Fremen adalah suku bebas di Arrakis. Mereka bersembunyi di gurun. Suku ini terinspirasi dari suku Badui dan Kalahari Bushmen. Mereka tiba di Arrakis ribuan tahun sebelum peristiwa Zensunni Wanderers, sekte keagamaan dalam retret. Sebagai manusia di cuaca ekstrem, mereka akhirnya mengadaptasi budaya dan cara hidup mereka untuk bertahan hidup dan menghadapi kondisi keras Arrakis. Fremen dibedakan oleh kemampuan tarung dan kemahiran mereka dalam bertahan di kondisi ini. Dengan air menjadi komoditas langkah, budaya mereka berevolusi pada kelestarian dan menjaganya.
Nyatanya, Herbert memang banyak memasukkan unsur budaya suku Badui yang banyak menghuni kawasan gurun di kawasan Afrika. Tak hanya itu, banyak kata-kata dalam bahasa Arab yang dipakai di novel ini. Jadi, jangan heran jika kalian akan merasa familiar dengan sejumlah istilah di cerita ini.
Adaptasi filmnya pada 2021 yang dibesut Denis Villeneuve dan dibintangi Timothee Chalamet ini juga memasukkan unsur-unsur tersebut. Sebagian kata dalam bahasa Arab yang dipakai di film ini memang tidak asing di telinga. Tapi, beberapa di antaranya sudah berubah makna. Ini bukan tentang Islam, tapi bahasa Arab. Lantas apa saja istilah yang dipakai di film ini? Berikut ulasannya!
1. Bene Gresserit
Bene Gesserit, sebuah organisasi pseudo-religious yang anggotanya semuanya adalah wanita. Mereka terdiri atas mata-mata, biarawati, ilmuwan dan teolog. Kelompok ini menggunakan eksperimen genetik, intervensi politik, dan utak atik agama untuk memajukan agenda mereka sendiri terhadap kenaikan ras manusia dengan kehadiran pilihan mereka, Kwisatz Haderach. Ibu Paul Atreides, Jessica, adalah anggota organisasi ini.
2. Kwisatz Haderach
Secara harafiah, menurut appendix novel Dune, Kwisatz Haderach adalah Memperpendek Jalan. Di awal saga Dune, Bene Gesserit berusaha menciptakan makhluk pamungkas bernama Kwisatz Haderach. Proyek ini dibuat selama berabad-abad.
Para penyihir Bene Gesserit telah menjalankan program pembiakan selektif untuk menciptakan makhluk ini. Mereka pun tidak akan menoleransi intervensi apa pun. Hasil akhir program ini adalah Kwisatz Haderach.
Kwisatz Haderach adalah seorang pria yang tidak hanya bisa mengakses ingatan leluhur wanitanya, tapi juga leluhur prianya. Dia akan memimpin umat manusia ke masa depan yang cerah di Jalur Emas. Per appendix novel Dune, Kwisatz Haderach juga merupakan Bene Gesserit pria yang kekuatan mental organiknya akan menjembatani ruang dan waktu.
3. Gom jabbar
Adegan awal di novel asli Dune memperlihatkan Paul Atreides menjalani uji ketahanan rasa sakit. Reverend Mother Gaius Mohiam adalah yang melakukan ujian itu. Dia menyuruh Paul untuk memasukkan tangannya ke dalam kotak dan harus tetap berada di situ meskipun dia kesakitan.
Mohiam juga memegang gom jabbar, atau jarum beracun, yang dia arahkan ke leher Paul. Dia mengancam membunuh Paul jika dia menarik tangannya sebelum ujian itu berakhir. Di konteks lain, gom jabbar juga digunakan sebagai alat membunuh. Jarum ini mengandung meta-sianida yang bisa membunuh siapa saja.
4. Fremen
Fremen adalah suku bebas di Arrakis. Mereka bersembunyi di gurun. Suku ini terinspirasi dari suku Badui dan Kalahari Bushmen. Mereka tiba di Arrakis ribuan tahun sebelum peristiwa Zensunni Wanderers, sekte keagamaan dalam retret. Sebagai manusia di cuaca ekstrem, mereka akhirnya mengadaptasi budaya dan cara hidup mereka untuk bertahan hidup dan menghadapi kondisi keras Arrakis. Fremen dibedakan oleh kemampuan tarung dan kemahiran mereka dalam bertahan di kondisi ini. Dengan air menjadi komoditas langkah, budaya mereka berevolusi pada kelestarian dan menjaganya.
tulis komentar anda