Limbah Pakaian dan Tantangan Sulit untuk Mengatasinya
Jum'at, 29 Mei 2020 - 23:11 WIB
Pola pikir konsumsi berlebihan telah menyebabkan penggunaan pakaian yang lebih sementara. Kenyataannya, pakaian bagus dibuang sebelum mereka usang, karena pakaian bisa lebih mudah dibeli baru daripada diperbaiki atau dimodifikasi.
Keterampilan untuk memperbaiki pakaian juga menghilang, dan bahkan ketika konsumen memiliki keterampilan ini, ada perasaan bahwa kita tidak perlu melakukan itu lagi.
Konsumsi berlebihan juga didorong oleh tekanan sosial yang diabadikan oleh industri fashion dan media. Konsumen terdorong untuk memperbarui dan memvariasikan pakaian mereka dan tidak terlihat mengenakan kembali pakaian yang sama.
Tidak ada satu jawaban sederhana untuk meningkatkan keberlanjutan pakaian, tetapi apa yang telah disorot adalah bahwa salah satu tantangan utama adalah untuk meningkatkan umur panjang pakaian.
Adanya intervensi yang disarankan memerlukan tindakan dari semua pihak di sektor pakaian, termasuk perusahaan retail, perancang busana, pembuat kebijakan, dan tentu saja konsumen. Meskipun intervensi yang diusulkan akan membutuhkan pengujian, hal ini dapat membantu dalam menyelamatkan ekosistem di bumi.
Putri Melina Febrianti
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @putri.melinaf
Keterampilan untuk memperbaiki pakaian juga menghilang, dan bahkan ketika konsumen memiliki keterampilan ini, ada perasaan bahwa kita tidak perlu melakukan itu lagi.
Konsumsi berlebihan juga didorong oleh tekanan sosial yang diabadikan oleh industri fashion dan media. Konsumen terdorong untuk memperbarui dan memvariasikan pakaian mereka dan tidak terlihat mengenakan kembali pakaian yang sama.
Tidak ada satu jawaban sederhana untuk meningkatkan keberlanjutan pakaian, tetapi apa yang telah disorot adalah bahwa salah satu tantangan utama adalah untuk meningkatkan umur panjang pakaian.
Adanya intervensi yang disarankan memerlukan tindakan dari semua pihak di sektor pakaian, termasuk perusahaan retail, perancang busana, pembuat kebijakan, dan tentu saja konsumen. Meskipun intervensi yang diusulkan akan membutuhkan pengujian, hal ini dapat membantu dalam menyelamatkan ekosistem di bumi.
Putri Melina Febrianti
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @putri.melinaf
(it)
tulis komentar anda