Ini Sejarah Tragis 'Youth Day' yang Diperingati Setiap 16 Juni
Rabu, 16 Juni 2021 - 11:09 WIB
Foto: UNICEF
Meskipun 45 tahun telah berlalu, nyatanya masih ada cukup banyak pekerjaan rumah menyangkut hak-hak anak di Afrika yang harus segera diselesaikan. Dengan memperjuangkan hak-hak anak, kematian puluhan ribu anak pada 16 Juni 1976 tidak akan sia-sia.
Mengutip Their World , terdapat setidaknya tiga kasus mengenai anak di Afrika yang masih terus dikawal sampai sekarang. Kasus pertama adalah tingginya angka kematian anak. Meskipun tingkat kematian anak di Afrika Selatan menurun 45% pada rentang waktu 1990 sampai 2012, nyatanya satu dari enam anak yang lahir di kawasan Afrika Sub-Sahara tidak mencapai usia lima tahun.
Kasus kedua adalah tingginya angka pernikahan anak di bawah umur. Di Afrika, berdasarkan data tahun 2014, satu dari tiga anak perempuan yang berasal dari negara berpenghasilan rendah di Afrika menikah sebelum usia 18 tahun. Untuk mengawal kasus ini, Uni Afrika merilis kampanye yang diharapkan bisa mengedukasi masyarakat dan melindungi anak dari bahaya pernikahan di bawah umur.
Baca Juga: Brazen Bull, Mesin Pembunuh Keji Andalan Raja Tiran Yunani Kuno
Kasus ketiga adalah lestarinya praktik-praktik berbahaya, salah satunya adalah mutilasi alat kelamin (sunat untuk anak perempuan). Sebanyak tiga puluh juta lebih anak perempuan berada di bawah bayang-bayang mutilasi alat kelamin ini.
Padahal, mengutip NHS UK , dampak negatif mutilasi alat kelamin di antaranya adalah rasa sakit terus-menerus, pendarahan, permasalahan ekskresi, depresi, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, isu ini senantiasa dipantau oleh para aktivis dan hak anak perempuan dalam mendapatkan rasa aman dari potensi mutilasi alat kelamin senantiasa diperjuangkan.
Yohanna Valerie Immanuella
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @yohannavalerie18
(ita)
tulis komentar anda