Sekali Selingkuh akan Selalu Selingkuh? Ini yang Harus Kamu Lakukan

Rabu, 05 Mei 2021 - 21:27 WIB
Orang yang selingkuh boleh jadi akan mengulangi lagi perbuatannya jika dia tidak mencari pangkal masalahnya. Foto/AntonioGuillem, iStock
JAKARTA - Ada pepatah mengatakan, "Sekali penipu, selalu penipu", pepatah tersebut juga didukung oleh peneliti yang mengatakan bahwa seseorang yang pernah berselingkuh akan berselingkuh lagi dalam hubungan berikutnya.

Kesimpulan para peneliti tersebut terdapat dalam jurnal bertajuk "Once a Cheater, Always a Cheater? Serial Infidelity Across Subsequent Relationships. Archives of Sexual Behavior" yang ditulis Knopp, Scott, Ritchie, Rhoades, Markman, dan Stanley pada 2017.

Sementara menurut Blow dan Haerneet dalam "Infidelity in committed relationships II: A Substantive Review", sebanyak 20% perselingkuhan terjadi di dalam pernikahan dan 70% sebelum menikah. Perselingkuhan juga menjadi salah satu alasan yang paling umum menjadi penyebab perceraian mengutip dari jurnal berjudul "Reasons for Divorce and Recollections of Premarital Intervention: Implications for Improving Relationship Education".



Perselingkuhan juga menciptakan dampak yang luar biasa, yaitu dampak internal dan rasional. Lalu juga ada perbedaan antara seseorang yang selalu berselingkuh dan seseorang yang disakiti untuk bisa sembuh. Nah, sebagai solusinya, mereka harus melakukan Relational Self Awarness (RSA).

Mengutip Psychology Today , Relational Self Awareness (RSA) adalah pemahaman tentang siapa diri kita saat bersama pasangan . Selain itu, juga tentang keyakinan yang dibentuk oleh keluarga, budaya, kepribadian, serta pengalaman hidup yang memandu perilaku. Tanpa adanya RSA, maka kita akan akan terus mengulangi kesalahan yang sama.

Jadi kalau pasangan kamu punya riwayat berselingkuh, maka kamu harus tahu sejauh mana pasanganmu berkomitmen untuk mempraktikkan RSA. RSA membentuk cerita tentang hidup, jadi dengarkan juga cerita pasangan kamu tentang kecurangan mereka.

Nah, berikut ada tiga kasus RSA yang bisa dipelajari.

1. RSA RENDAH: KONDISI SALING MENYALAHKAN





Foto: Shutterstock

“Mantanku gila, kamu kalau sama dia juga pasti akan selingkuh. Hubungan ini toxic dan memang harus putus. Aku enggak bahagia, Jadi jelas aku mending nyari orang lain".

RSA adalah tentang kita yang bertanggung jawab atas diri kita sendiri dalam proses penyembuhan, bukan menyalahkan orang lain. Kalau kamu terjebak dengan pasangan yang selalu menyalahkan, hubungan kalian tidak akan bahagia. Mereka juga tidak akan belajar dari pengalaman sebelumnya dan mengulangi kesalahan yang sama

Baca Juga: Daripada Selingkuh atau Ghosting, Ini 8 Langkah Putusin Pacar dengan Cara Baik-Baik

2. RSA RENDAH: PERISTIWA MEMALUKAN



Foto: Antonio Guillem/iStock

“Aku enggak bisa cerita karena aku bakal kelihatan kayak orang jahat. Lupain aja". Berbanding terbalik dengan kondisi selalu menyalahkan orang lain seperti kasus di atas, kasus ini menempatkan dirimu selalu menyalahkan diri sendiri. Kalau hal ini tidak dibicarakan dengan pasanganmu, maka dia - juga kamu - tidak akan belajar dari kesalahan.

3. RSA TINGGI: TANGGUNG JAWAB DAN RASA KASIH SAYANG
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!