Waspada! Ini 6 Tanda Perubahan Iklim Semakin Parah
Minggu, 19 April 2020 - 10:37 WIB
5. SAYAP BURUNG BULBUL MENGECIL
Foto: Javier de la Puente/BBC
Para peneliti di Spanyol menemukan bahwa selama periode 20 tahun, burung bulbul telah mengembangkan sayap yang lebih kecil. Melansir dari bbc.com, para ilmuwan mengatakan ini terkait dengan perubahan iklim di wilayah tersebut yang telah memasuki awal musim semi dan meningkatnya kekeringan. Burung bulbul biasanya menghabiskan musim dingin di Afrika sub-Sahara. Oleh sebab itu, para ilmuan khawatir hal ini bisa memengaruhi kemampuan burung untuk bermigrasi saat musim dingin.
6. JUTAAN TITIK PANAS METANA TERDETEKSI DI ARKTIKA
Foto: NASA
Melansir dari nasa.gov, pesawat NASA mendeteksi jutaan titik panas metana di Arktika atau wilayah di sekitar Kutub Utara. Kutub Utara merupakan salah satu tempat pemanasan tercepat di planet ini. Seiring naiknya suhu, lapisan tanah yang membeku abadi, yang disebut permafrost, mulai mencair, melepaskan metana dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer. Emisi metana ini dapat mempercepat pemanasan pada masa depan.
GenSINDO
Kania Fitri Febriana
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lihat Juga: Inovatif dan inspiratif, Remaja Indonesia Kolaborasi dengan Seniman Disabilitas untuk Atasi Limbah Tekstil
Foto: Javier de la Puente/BBC
Para peneliti di Spanyol menemukan bahwa selama periode 20 tahun, burung bulbul telah mengembangkan sayap yang lebih kecil. Melansir dari bbc.com, para ilmuwan mengatakan ini terkait dengan perubahan iklim di wilayah tersebut yang telah memasuki awal musim semi dan meningkatnya kekeringan. Burung bulbul biasanya menghabiskan musim dingin di Afrika sub-Sahara. Oleh sebab itu, para ilmuan khawatir hal ini bisa memengaruhi kemampuan burung untuk bermigrasi saat musim dingin.
6. JUTAAN TITIK PANAS METANA TERDETEKSI DI ARKTIKA
Foto: NASA
Melansir dari nasa.gov, pesawat NASA mendeteksi jutaan titik panas metana di Arktika atau wilayah di sekitar Kutub Utara. Kutub Utara merupakan salah satu tempat pemanasan tercepat di planet ini. Seiring naiknya suhu, lapisan tanah yang membeku abadi, yang disebut permafrost, mulai mencair, melepaskan metana dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer. Emisi metana ini dapat mempercepat pemanasan pada masa depan.
GenSINDO
Kania Fitri Febriana
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lihat Juga: Inovatif dan inspiratif, Remaja Indonesia Kolaborasi dengan Seniman Disabilitas untuk Atasi Limbah Tekstil
(it)
tulis komentar anda