Bisnis Digital dan Aktuaria, Dua Jurusan Baru yang Banyak Diburu
Sabtu, 27 Februari 2021 - 11:07 WIB
Selain itu, profesi technopreneur, konsultan IT, digital marketer, hingga manajer proyek IT juga bisa ditekuni oleh lulusan bisnis digital.
Baca Juga: 5 Hal untuk Dipertimbangkan Sebelum Pilih Gap Year
Sampai Berkunjung ke Sand Box-nya Indonesia
Belajar ilmu yang sesuai dengan perkembangan zaman nyatanya belum cukup untuk bersaing dengan lulusan lainnya. Aliya dan Rivaldo membagikan tipsnya supaya bisa bersaing di pasar kerja. “Semester ini, aku lebih banyak ambil mata kuliah dari program Kampus Merdeka. Aku ikut di program NUNI,” ucap Aliya.
NUNI atau Nationwide University Network in Indonesia (Jejaring Universitas Nusantara) adalah kolaborasi antaruniversitas untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik.
Foto: Pixabay
Selain mengikuti NUNI, Rivaldo berbagi pengalaman kunjungan ke Bandung Digital Valley dan Block71 layaknya berada di inkubator bisnis Sand Box dalam drama "Start-Up". “Di sana kita belajar bagaimana membangun startup dan kita bisa lihat langsung,” ujar Valdo.
Mengenal Jurusan Aktuaria dan Prospek Kerjanya
Sementara Jurusan Aktuaria mempelajari tentang prinsip statistika, ekonomi, dan matematika untuk meminimalisir risiko keuangan pada masa mendatang. Profesi aktuaris masih cukup langka di Indonesia, tapi banyak dibutuhkan perusahaan.
Perlu dicermati bagi calon mahasiswa baru untuk membedakan S1 dan D3 Aktuaria. Sebab bukan cuma gelar akhir yang berbeda, tapi ujian sertifikasi profesi pada program D3 mesti diajukan sendiri dan terpisah.
Mata kuliah jurusan ini pun beragam mulai dari dasar kalkulus, ekonomi, akuntansi, ilmu adminstrasi, matematika keuangan, probabilitas statistika, hukum asuransi, hingga manajemen risiko asuransi.
Foto: Pixabay
Ondo Citra, mahasiswa D3 Aktuaria UI masuk ke jurusan ini awalnya karena melakukan riset terkait statistika. Pencarian itu pun mengarahkannya ke Jurusan Aktuaria. “Prospek kerja lulusannya beragam. Mulai dari analis data, claim under writting, penilai, hingga penaksir asuransi,” ujarnya.
“Kalau di D3 cuma ada 6 semester. Di semester 6 enggak ada matkul lain, cuma magang sambil nyusun tugas karya akhirnya. Aku sendiri sekarang lagi magang di bagian divisi klaim.” ungkapnya.
Baca Juga: 7 Jurusan D3 Politeknik yang Peluang Cepat Dapat Kerjanya Besar
Ondo menjelaskan, ‘kekurangan’ dari jurusan ini adalah sulitnya ujian sertifikasi profesi aktuaris membuat banyak lulusan jurusan tersebut yang akhirnya tidak memilih untuk melanjutkan profesi aktuaris.
GenSINDO
Eka Sarmila
Baca Juga: 5 Hal untuk Dipertimbangkan Sebelum Pilih Gap Year
Sampai Berkunjung ke Sand Box-nya Indonesia
Belajar ilmu yang sesuai dengan perkembangan zaman nyatanya belum cukup untuk bersaing dengan lulusan lainnya. Aliya dan Rivaldo membagikan tipsnya supaya bisa bersaing di pasar kerja. “Semester ini, aku lebih banyak ambil mata kuliah dari program Kampus Merdeka. Aku ikut di program NUNI,” ucap Aliya.
NUNI atau Nationwide University Network in Indonesia (Jejaring Universitas Nusantara) adalah kolaborasi antaruniversitas untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik.
Foto: Pixabay
Selain mengikuti NUNI, Rivaldo berbagi pengalaman kunjungan ke Bandung Digital Valley dan Block71 layaknya berada di inkubator bisnis Sand Box dalam drama "Start-Up". “Di sana kita belajar bagaimana membangun startup dan kita bisa lihat langsung,” ujar Valdo.
Mengenal Jurusan Aktuaria dan Prospek Kerjanya
Sementara Jurusan Aktuaria mempelajari tentang prinsip statistika, ekonomi, dan matematika untuk meminimalisir risiko keuangan pada masa mendatang. Profesi aktuaris masih cukup langka di Indonesia, tapi banyak dibutuhkan perusahaan.
Perlu dicermati bagi calon mahasiswa baru untuk membedakan S1 dan D3 Aktuaria. Sebab bukan cuma gelar akhir yang berbeda, tapi ujian sertifikasi profesi pada program D3 mesti diajukan sendiri dan terpisah.
Mata kuliah jurusan ini pun beragam mulai dari dasar kalkulus, ekonomi, akuntansi, ilmu adminstrasi, matematika keuangan, probabilitas statistika, hukum asuransi, hingga manajemen risiko asuransi.
Foto: Pixabay
Ondo Citra, mahasiswa D3 Aktuaria UI masuk ke jurusan ini awalnya karena melakukan riset terkait statistika. Pencarian itu pun mengarahkannya ke Jurusan Aktuaria. “Prospek kerja lulusannya beragam. Mulai dari analis data, claim under writting, penilai, hingga penaksir asuransi,” ujarnya.
“Kalau di D3 cuma ada 6 semester. Di semester 6 enggak ada matkul lain, cuma magang sambil nyusun tugas karya akhirnya. Aku sendiri sekarang lagi magang di bagian divisi klaim.” ungkapnya.
Baca Juga: 7 Jurusan D3 Politeknik yang Peluang Cepat Dapat Kerjanya Besar
Ondo menjelaskan, ‘kekurangan’ dari jurusan ini adalah sulitnya ujian sertifikasi profesi aktuaris membuat banyak lulusan jurusan tersebut yang akhirnya tidak memilih untuk melanjutkan profesi aktuaris.
GenSINDO
Eka Sarmila
tulis komentar anda