Cerita Mahasiswa-mahasiswa Indonesia Hadapi Pandemi di Luar Negeri

Selasa, 05 Mei 2020 - 16:00 WIB
Pemerintah Korea Selatan lebih longgar dalam pembuatan aturan pembatasan berkegiatan. Nabilla Rizky, mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang lagi menjalani program pertukaran pelajar di Jeonbuk National University mengatakan bahwa pemerintah di sana memperbolehkan warganya untuk berkegiatan, dengan beberapa aturan.

Di antaranya wajib memakai masker ke mana pun, menjaga jarak sejauh dua meter, gak boleh berkerumun lebih dari 10 orang, menutup beberapa tempat wisata dan kampus, serta peniadaan kegiatan festival dan konser musik.



Rapid test secara drive thru di Korea Selatan. Foto: The Korea Herald

Meski dibuat longgar, tapi pemerintah Korea Selatan juga menyediakan berbagai fasilitas yang bisa membantu warganya tetap terdeteksi kesehatannya, di antaranya dengan penyediaan rapid test, baik di rumah sakit maupun secara drive-thru, penyediaan hand sanitizer di berbagai tempat, dan pembaruan informasi pasien positif COVID-19 beserta keterangan tempat yang udah dikunjunginya melalui notifikasi telepon genggam.

Pemerintah di sana juga sangat tegas mengambil tindakan kalau ada pelanggaran aturan. Walau begitu, pemerintah tetap melakukan penutupan terhadap kampus dan segala fasilitasnya.

"Perkuliahan dilakukan secara daring melalui aplikasi video conference atau platform belajar daring kampus," kata Nabilla.

INGGRIS: ARAHAN LOCKDOWN BIKIN SUASANA KAYAK KOTA MATI

Perdana Menteri Inggris yang baru-baru ini pulih dari COVID-19, Boris Johnson, memberikan arahan untuk lockdown di negaranya. Lockdown di sini berarti masyarakat dilarang untuk berkegiatan di luar rumah, kecuali untuk keperluan kesehatan dan belanja kebutuhan makanan.

Reghina Arinda Dewi, mahasiswi S2 di University of Warwick mengatakan masyarakat boleh keluar rumah untuk berolahraga dan memeriksakan kesehatannya. Cuma, tempat-tempat umum mayoritas ditutup. Bahkan cuma sedikit restoran yang masih buka untuk melayani pemesanan pesan antar.



Kondisi jalan di London, Inggris. Foto: CNBC

Menurut Reghina, pemberlakuan arahan ini sangat efektif. Masyarakat di kota Coventry tempatnya tinggal sangat patuh. Saking patuhnya, kota Coventry pun jadi kayak kota mati.

"Untuk belanja, diberlakukan jalur satu arah di dalam supermarket dan jarak antar-orang minimal satu meter. Transportasi umum juga dikurangi, bus yang biasanya beroperasi tiap 15 menit sekali jadi 40 menit sekali," terang Reghina.

Berkenaan dengan perkuliahan, baik perkuliahan maupun ujian dilakukan secara daring. Kampus memfasilitasi video conference untuk setiap mata kuliahnya.

"Tapi kalau buat aku gak terlalu berpengaruh karena semester ini aku cuma ambil satu mata kuliah dan lagi selesaikan disertasi," ujarnya.

Nah, terbukti, kan, kita gak sendiri menjalani masa perkuliahan yang terasa sulit ini. Tetap sabar, jangan lupa selalu bersyukur, dan tetap semangat sembari berdoa semoga pandemi ini bisa segera usai.

Iffah Sulistyawati Hartana

Kontributor GenSINDO

Institut Teknologi Bandung
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More