Cerita Mahasiswa-mahasiswa Indonesia Hadapi Pandemi di Luar Negeri

Selasa, 05 Mei 2020 - 16:00 WIB
loading...
Cerita Mahasiswa-mahasiswa...
Papan informasi tentang virus Corona di sebuah jembatan di Heidelberg, Jerman. Foto/Thomas Niedermueller, Getty Images
A A A
JAKARTA - Dari Korea Selatan, Jerman, sampai Inggris, mari kita simak cerita masa karantina diri mahasiswa Indonesia di sana.

Memasuki minggu ke-9 pemberlakuan anjuran physical distancing dan berkegiatan di rumah oleh pemerintah, mungkin udah banyak dari kita yang merasa bosan.

Tapi mungkin juga kamu gak sadar, ada mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia yang menjalani masa pandemi ini di luar negeri, gak bisa mudik, jauh dari keluarga. Yuk, simak cerita mereka seperti yang disampaikan langsung ke GenSINDO.

JERMAN: MASA KARANTINA DITEMANI PLAYLIST BUATAN DEKAN

Sama seperti di Indonesia, pemerintah Jerman juga menerapkan aturan semacam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Maulana Adrio Fahrezy, mahasiswa Indonesia yang lagi kuliah di Hochschule fur Technik und Wirtschaft Berlin menyebut bahwa pemerintah Jerman gak melarang warganya untuk bepergian keluar rumah. Cuma, sejak akhir Maret diberlakukan beberapa aturan yang membatasi kegiatan masyarakat di sana.

Cerita Mahasiswa-mahasiswa Indonesia Hadapi Pandemi di Luar Negeri

Stasiun Berlin di masa pembatasan. Foto: Bloomberg

Peraturan tersebut di antaranya adalah pengurangan frekuensi transportasi umum, pelarangan operasional toko kecuali toko obat dan keperluan sehari-hari, dan penutupan tempat-tempat umum.

Restoran juga cuma diperbolehkan melayani pembelian untuk dibawa pulang, pembatasan pertemuan maksimal dua orang, dan penutupan perjalanan ke dan dari Jerman yang bersifat turistik.

Peraturan tersebut mulai diperlonggar sejak 27 April lalu karena kondisi yang kian membaik. Kini, toko yang punya luas kurang dari 800 m2 udah boleh kembali beroperasi dengan maksimum 40 pelanggan di dalamnya.

Sekolah juga udah boleh melakukan kegiatan dengan catatan harus memperhatikan standar kebersihan. Kebun bintang dan botanical garden pun udah boleh dikunjungi. Cuma emang pemerintah mewajibkan warga untuk pakai masker kalau ke luar rumah.

Cerita Mahasiswa-mahasiswa Indonesia Hadapi Pandemi di Luar Negeri

Jerman pascapelonggaran pembatasan. Foto: Telegraph

Sementara untuk kampus masih ditutup dan kegiatan perkuliahan dilakukan dari tempat tinggal masing-masing melalui daring hingga akhir semester. Perkuliahan dan ujian pun dilakukan lewat video conference atau platform belajar daring yang dimiliki kampus.

Bedanya dengan di Indonesia, mahasiswa diberikan pilihan untuk cuti kuliah kalau kondisi mereka gak memungkinkan untuk mengikuti perkuliahan secara daring, tanpa konsekuensi.

Selain itu, kampus-kampus di Jerman juga memperhatikan betul mahasiswanya. Adrio bercerita, kampusnya mengirimkan email berisi perkembangan pandemi di Jerman dan status belajar mengajar di kampus secara rutin. Bahkan, dekan di kampus Adrio sampai bikin playlist di YouTube dan mengirimkannya ke seluruh mahasiswa untuk menyemangati mereka.

"Mahasiswa yang kesulitan ekonomi juga diberikan bantuan dana. Pemerintah Jerman sekarang juga sedang menyiapkan dana untuk memberikan laptop kepada mahasiswa yang gak punya laptop untuk mendukung sistem pembelajaran daring," jelas Adrio.

KOREA SELATAN: BOLEH KE MANA-MANA DAN ADA RAPID TEST DI MANA-MANA

Pemerintah Korea Selatan lebih longgar dalam pembuatan aturan pembatasan berkegiatan. Nabilla Rizky, mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang lagi menjalani program pertukaran pelajar di Jeonbuk National University mengatakan bahwa pemerintah di sana memperbolehkan warganya untuk berkegiatan, dengan beberapa aturan.

Di antaranya wajib memakai masker ke mana pun, menjaga jarak sejauh dua meter, gak boleh berkerumun lebih dari 10 orang, menutup beberapa tempat wisata dan kampus, serta peniadaan kegiatan festival dan konser musik.

Cerita Mahasiswa-mahasiswa Indonesia Hadapi Pandemi di Luar Negeri

Rapid test secara drive thru di Korea Selatan. Foto: The Korea Herald

Meski dibuat longgar, tapi pemerintah Korea Selatan juga menyediakan berbagai fasilitas yang bisa membantu warganya tetap terdeteksi kesehatannya, di antaranya dengan penyediaan rapid test, baik di rumah sakit maupun secara drive-thru, penyediaan hand sanitizer di berbagai tempat, dan pembaruan informasi pasien positif COVID-19 beserta keterangan tempat yang udah dikunjunginya melalui notifikasi telepon genggam.

Pemerintah di sana juga sangat tegas mengambil tindakan kalau ada pelanggaran aturan. Walau begitu, pemerintah tetap melakukan penutupan terhadap kampus dan segala fasilitasnya.

"Perkuliahan dilakukan secara daring melalui aplikasi video conference atau platform belajar daring kampus," kata Nabilla.

INGGRIS: ARAHAN LOCKDOWN BIKIN SUASANA KAYAK KOTA MATI

Perdana Menteri Inggris yang baru-baru ini pulih dari COVID-19, Boris Johnson, memberikan arahan untuk lockdown di negaranya. Lockdown di sini berarti masyarakat dilarang untuk berkegiatan di luar rumah, kecuali untuk keperluan kesehatan dan belanja kebutuhan makanan.

Reghina Arinda Dewi, mahasiswi S2 di University of Warwick mengatakan masyarakat boleh keluar rumah untuk berolahraga dan memeriksakan kesehatannya. Cuma, tempat-tempat umum mayoritas ditutup. Bahkan cuma sedikit restoran yang masih buka untuk melayani pemesanan pesan antar.

Cerita Mahasiswa-mahasiswa Indonesia Hadapi Pandemi di Luar Negeri

Kondisi jalan di London, Inggris. Foto: CNBC

Menurut Reghina, pemberlakuan arahan ini sangat efektif. Masyarakat di kota Coventry tempatnya tinggal sangat patuh. Saking patuhnya, kota Coventry pun jadi kayak kota mati.

"Untuk belanja, diberlakukan jalur satu arah di dalam supermarket dan jarak antar-orang minimal satu meter. Transportasi umum juga dikurangi, bus yang biasanya beroperasi tiap 15 menit sekali jadi 40 menit sekali," terang Reghina.

Berkenaan dengan perkuliahan, baik perkuliahan maupun ujian dilakukan secara daring. Kampus memfasilitasi video conference untuk setiap mata kuliahnya.

"Tapi kalau buat aku gak terlalu berpengaruh karena semester ini aku cuma ambil satu mata kuliah dan lagi selesaikan disertasi," ujarnya.

Nah, terbukti, kan, kita gak sendiri menjalani masa perkuliahan yang terasa sulit ini. Tetap sabar, jangan lupa selalu bersyukur, dan tetap semangat sembari berdoa semoga pandemi ini bisa segera usai.

Iffah Sulistyawati Hartana
Kontributor GenSINDO
Institut Teknologi Bandung
Instagram: @iffahshrtn
(it)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1065 seconds (0.1#10.140)