Kena Boikot Beruntun, Ini 5 Kontroversi yang Menimpa Film Mulan

Kamis, 10 September 2020 - 14:28 WIB
Pria itu marah pada keputusan Disney yang memilih menayangkan "Mulan" lewat layanan OTT Disney+. Padahal di negara tersebut, bioskop sudah buka sejak 22 Juni.

Sejak itu, bioskop-bioskop berjuang keras, bahkan di negara pencinta film ini, yang sebanyak 65% warganya menyatakan ingin kembali ke bioskop secepatnya.

4. RATING JEBLOK DI CHINA



Foto: Disney

Mengutip dari South China Morning Post, aplikasi film terbesar di China, Maoyan, mencatat angka penjualan yang buruk terhadap film ini. Berdasarkan data pada 9 September, penjualan tiket untuk pertunjukan perdana pada 11 September mendatang cuma 2,1 juta yuan setelah penjualan pre-sale selama satu hari. Maoyan memprediksi angka pembukaan mencapai 2,3 juta yuan.

Angka ini tergolong sangat buruk kalau dibandingkan dengan dua film laris terakhir di China, yaitu "The Eight Hundred" dan "Love You Forever". Film kedua yang disebut berhasil mengumpulkan 250 juta pada hari pertama penayangan (opening day).

Sementara di situs web Douban yang menampung 50 ribu ulasan film "Mulan", sebanyak hampir 90% memberi rating 3 atau kurang dari nilai sempurna 5. Nilai totalnya pun cuma 4,8 dari 10. Kebanyakan mengkritik gambaran karakter yang datar dan penggambaran elemen budaya China yang gak memuaskan.

“Rasanya seperti masuk ke restoran Barat-China dan disajikan makanan China yang aneh," tulis salah satu pengguna di situs tanya jawab China, Zhihu.

5. BERTERIMA KASIH KEPADA PELANGGAR HAM MUSLIM UYGHUR



Foto:AJ+ AlJazeera Media Networks

Setelah tayang lewat jalur OTT, "Mulan" lagi-lagi mendapat kecaman karena pada akhir film (credit title) mengucapkan terima kasih pada sederet otoritas pemerintahan di Xinjiang. Ini adalah provinsi yang pemerintahannya disebut telah melakukan pelanggaran HAM terhadap lebih dari satu juta muslim Uyghur yang tinggal di sana.

Mengutip CNBC, film itu menyebutkan delapan entitas pemerintah di Xinjiang, termasuk biro keamanan publik di Kota Turpan, tempat negara tersebut diduga mengoperasikan lebih dari selusin kamp "pendidikan ulang" untuk muslim Uyghur.

Mengutip ABC, kasus ini membuat Direktur Human Rights Watch China, Sophie Richardson, mempertanyakan kenapa Disney bisa terlibat dengan pemerintah Xinjiang. Sementara aktivis Joshua Wong kembali mencuit di Twitter sambil memasang tagar #BoycottMulan. ( )

Afifah Rahmah Nurdifa

Kontributor GenSINDO

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Instagram: @arnurdifa
(it)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More