Prank Pakai Filter Jerawat, Apa Perlu Dipermasalahkan?

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 18:01 WIB
Prank pakai filter jerawat dipermasalahkan karena dianggap bikin mereka yang berjerawat jadi makin gak percaya diri. Foto/Instagram @marta_riga
JAKARTA - Salah satu filter karya pengguna Instagram yang sempat ramai jadi perbincangan di media sosial yaitu acne filter.

Ada beberapa pengguna yang membuat filter ini, seperti pemilik akun Instagram @dim2603, @oxmrmoshxo, dan @marta_riga.

Filterini dibuat sebagai bentuk kreativitas sang kreator, tapi lalu beberapa pengguna filter ini menjadikannya sebagai bahan prank. Tujuannya supaya orang yang meliahtnya bersimpati dan bertanya tentang keadaan si pembuat prank.

Video-video acne prank juga marak diunggah di aplikasi TikTok dan menyebar hingga ke Twitter. Salah satu akun yang mengunggah video acne prankdi TikTok yaitu @kepotpot, dan sudah ditonton 2,3 juta kali.

Nah, meski dianggap cuma buat lucu-lucuan, tapi ternyata ada yang menganggap prankpakai filter jerawat adalah hal yang bikin sebal. Terutama mereka yang memang wajahnya berjerawat dan lagi berusaha keras menyembuhkannya.



Bagi para acne fighter, pembicaraan miring mengenai jerawat sering ditujukan kepada mereka. Hal ini bikin mereka jadi insecure. Dengan adanya prankrasa gak pede itu pun makin terpicu.

Terus, gimana semestinya kita menyikapi tren acne prank? (Baca Juga: Daftar Lagu dari Psikolog untuk Bikin Hati Kamu Bahagia)



Foto: Instagram @dim2603

Pendiri arsanara.id, sebuah penyedia layanan psikologi dan pengembangan diri, Muthmainah Mufidah, mengatakan bahwa adalah hal yang wajar kalau beberapa orang yang punya masalah terkait jerawat merasa tersinggung atau terbawa emosi karea ada fenomena ini.

Soalnya, isu kecantikan atau penampilan memang jadi salah satu isu yang cukup sensitif bagi sebagian orang, terutama perempuan.

Ditambah, kalau sudah ada perasaan-perasaan tertentu yang berkaitan dengan masalah penampilan ini sebelumnya, seperti perasaan insecure, gak nyaman dengan area tubuh atau wajah, dan kecewa dengan penampilan.

"Saat sesuatu sudah melibatkan emosi (negatif maupun positif), orang akan lebih mudah tergerak atau merespons," jelas Mufidah. ( )

Oleh karena itu, Mufidah menyarankan supaya kita lebih berhati-hati dalam bersikap, termasuk dalam bercanda. Kita perlu lebih bisa berempati, memikirkan apa yang mungkin dirasakan orang lain atas perbuatan atau ucapan kita, sebelum akhirnya berucap atau berbuat sesuatu, termasuk bercanda.

"Bercanda, kan, tujuannya untuk menyenangkan semua pihak yang terlibat. Kalau hanya salah satu yang merasa senang, tidak bisa dikategorikan sebagai bercanda. Jadi, perhatikan juga dengan siapa kita bercanda," ujarnya.



Foto: Shutterstock

Mufidah juga menegaskan bahwa kita mesti menelaah dulu orang yang mengutarakan candaan tersebut, apakah memang orang yang penting untuk kita? Atau hanya usil aja?

"Adakah manfaat yang kita dapatkan dari mendengarkan orang tersebut? Perlu untuk mencoba lebih selektif dan memilih mana omongan atau candaan untuk kita dengarkan," tegasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More