Kecanduan Internet termasuk Gangguan Kejiwaan? Simak Faktanya
Sabtu, 17 Februari 2024 - 14:53 WIB
Beberapa gangguan kesehatan mental yang akan dialami oleh pecandu internet di antaranya OCD (Obsessive-Compulsive Disorder), yaitu gangguan mental yang menyebabkan penderitanya menganggap orang lain lebih ceroboh, bodoh, serta tidak berperilaku seperti yang seharusnya.
Foto: Getty Images
Gangguan lainnya adalah yang mirip dengan Munchausen Syndrome. Ini adalah gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya melakukan kebohongan dengan pura-pura sakit di media sosial hanya untuk menarik simpati atau perhatian orang banyak.
Ada pula Internet Asperger Syndrome, yang penderitanya biasanya adalah orang yang pendiam di dunia nyata, tapi menjadi pribadi yang kasar dan cenderung suka mencaci maki di media sosial. Hal ini terjadi karena si penderita merasa aman 'menyerang' orang lain dari jarak jauh.
Berikutnya ada Online Intermittent Explosive Disorder. Ini merupakan gangguan kejiwaan yang membuat seseorang menjadi mudah sekali meledakan emosinya karena hal-hal sepele.
Selanjutnya adalah Low Forum Frustration Tolerance. Gangguan kejiwaan ini yang paling banyak dirasakan oleh banyak pengguna internet, yaitu membuat si penderita haus validasi dari orang lain.
Penderita dari penyakit mental ini biasanya merasa ia telah mengunggah hal yang dirasanya paling bagus. Sehinggai ia cenderung akan mengecekunggahan tersebut secara berkala untuk melihat perkembangan dari jumlah likedan comment
Mereka yang mengalami kecanduan ini tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak membuka internet. Mereka memprioritaskan permainan di internet dibandingkan melakukan prioritasnya.
Intensitas penggunaan juga semakin meningkat dan berkelanjutan meskipun ada dampak negatif yang sudah dirasakan. Perilaku berpola tersebut menyebabkan gangguan yang bermakna pada fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, dan area penting lainnya.
Kemudian, peran orang tua serta saudara kandung atau orang terdekat juga penting. Dalam menggunakan gawai diperlukan pengawasan serta harus memberikan batas waktu agar tidak berlebihan, sehingga lupa dengan dunia nyata.
Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah membuat jadwal untuk membatasi kamu dalam bermain medsos. Gunakan alarm untuk menjadi batas waktu untuk kamu berhenti memegang gawai, kecuali untuk hal penting seperti mengerjakan tugas.
Foto:Rozette Rago
Perbanyak aktivitas di luar rumah, misalnya dengan mengajak teman dan kerabat. Ketika sudah berkumpul bersama teman, jauhi ponsel, dan hargai waktu bersama orang lain.
Lalu, kamu juga bisa menghapus media sosial yang paling membuat kamu terus-menerus memegang ponsel tanpa kepentingan berarti. Cara mengeceknya, kamu bisa melihat penggunaan baterai yang paling banyak dikonsumsi oleh aplikasi di ponsel kamu.
Sebagai contoh, kamu punya aplikasi TikTok. Lalu saat kamu mengecek penggunaan aplikasi tersebut di ponsel ternyata TikTok menggunakan lebih dari 50% penggunaan baterai. Artinya kamu selama memegang ponsel paling banyak menggunakan aplikasi berbasis video itu.
Dari sini kamu bisa membuat keputusan, apakah aplikasi ini menjadi penyebab utama dalam kecanduan kamu berinternet?
Foto: Getty Images
Gangguan lainnya adalah yang mirip dengan Munchausen Syndrome. Ini adalah gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya melakukan kebohongan dengan pura-pura sakit di media sosial hanya untuk menarik simpati atau perhatian orang banyak.
Ada pula Internet Asperger Syndrome, yang penderitanya biasanya adalah orang yang pendiam di dunia nyata, tapi menjadi pribadi yang kasar dan cenderung suka mencaci maki di media sosial. Hal ini terjadi karena si penderita merasa aman 'menyerang' orang lain dari jarak jauh.
Berikutnya ada Online Intermittent Explosive Disorder. Ini merupakan gangguan kejiwaan yang membuat seseorang menjadi mudah sekali meledakan emosinya karena hal-hal sepele.
Selanjutnya adalah Low Forum Frustration Tolerance. Gangguan kejiwaan ini yang paling banyak dirasakan oleh banyak pengguna internet, yaitu membuat si penderita haus validasi dari orang lain.
Penderita dari penyakit mental ini biasanya merasa ia telah mengunggah hal yang dirasanya paling bagus. Sehinggai ia cenderung akan mengecekunggahan tersebut secara berkala untuk melihat perkembangan dari jumlah likedan comment
Mereka yang mengalami kecanduan ini tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak membuka internet. Mereka memprioritaskan permainan di internet dibandingkan melakukan prioritasnya.
Intensitas penggunaan juga semakin meningkat dan berkelanjutan meskipun ada dampak negatif yang sudah dirasakan. Perilaku berpola tersebut menyebabkan gangguan yang bermakna pada fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, dan area penting lainnya.
Siapa yang Bertanggung Jawab?
Kamu! Semua dimulai dari diri sendiri. Mulai pertanyakan kepada diri sendiri saat gejala-gejala yang disebutkan sudah terjadi dalam diri kamu. Ketika dampak dari kecanduan internet sudah tampak jelas mempengaruhi gaya hidup serta kesehatan, maka kamulah yang bisa bergerak untuk menyembuhkan hal tersebut.Kemudian, peran orang tua serta saudara kandung atau orang terdekat juga penting. Dalam menggunakan gawai diperlukan pengawasan serta harus memberikan batas waktu agar tidak berlebihan, sehingga lupa dengan dunia nyata.
Cara Mengatasi Kecanduan Internet
Banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kecanduan berinternet dengan segala efeknya. Namun perlu kemauan dan konsistensi dari diri kamu.Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah membuat jadwal untuk membatasi kamu dalam bermain medsos. Gunakan alarm untuk menjadi batas waktu untuk kamu berhenti memegang gawai, kecuali untuk hal penting seperti mengerjakan tugas.
Foto:Rozette Rago
Perbanyak aktivitas di luar rumah, misalnya dengan mengajak teman dan kerabat. Ketika sudah berkumpul bersama teman, jauhi ponsel, dan hargai waktu bersama orang lain.
Lalu, kamu juga bisa menghapus media sosial yang paling membuat kamu terus-menerus memegang ponsel tanpa kepentingan berarti. Cara mengeceknya, kamu bisa melihat penggunaan baterai yang paling banyak dikonsumsi oleh aplikasi di ponsel kamu.
Sebagai contoh, kamu punya aplikasi TikTok. Lalu saat kamu mengecek penggunaan aplikasi tersebut di ponsel ternyata TikTok menggunakan lebih dari 50% penggunaan baterai. Artinya kamu selama memegang ponsel paling banyak menggunakan aplikasi berbasis video itu.
Dari sini kamu bisa membuat keputusan, apakah aplikasi ini menjadi penyebab utama dalam kecanduan kamu berinternet?
Lihat Juga :
tulis komentar anda