Memaknai 4 Fase Hidup Menurut Tokoh Psikolog CG Jung

Selasa, 14 April 2020 - 18:02 WIB
Psikolog CG Jung mengibaratkan perjalanan hidup manusia bagaikan siklus matahari dalam sehari. Foto: psychologtofsoul.com
JAKARTA - Car Gustav Jung atau yang akrab dikenal dengan C. G. Jung adalah seorang psikolog asal Swiss yang mengembangkan konsep psikologi analitik atau psikoanalisis.

Salah satu gagasan Jung yang menarik adalah pikirannya tentang perjalanan hidup manusia yang digambarkannya dengan fase yang dilalui matahari saat melintasi langit pada setiap harinya.

Jung memulainya dengan saat matahari terbit. Ia mengibaratkan saat itu sebagai waktu kala seseorang lahir. Kemunculannya disertai dengan semburat berwarna kemerahan di langit yang diartikan sebagai kebahagiaan dan semangat.



Pada pagi hari, kian waktu matahari kian tinggi, ia mulai menjelajahi lingkunganya. Kesadarannya mulai muncul dan meluas seiring berjalannya hari.



Foto: Jonathan Chiang/Getty Images

Ketika matahari naik lebih tinggi di langit, seseorang akan berubah menjadi seorang remaja. Remaja itu merasakan semangat tinggi yang muncul di dalam dirinya, hingga sampai pada awal usia dewasa, ia memberanikan diri untuk pergi jauh dari rumahnya guna menjelajahi dunia.

Sampai pada siang hari, dia tiba pada usia paruh baya, yaitu saat ia mulai menemukan tempatnya di masyarakat. Dia merasa produktivitasnya sedang berada pada masa kejayaannya. Banyak aktivitas yang dapat dia lakukan dan banyak hal yang dapat dihasilkannya. Hingga ia berada pada titik terterangnya. Puncak karier dan pencapaian di dalam hidupnya.

Namun, tak lama setelah ia berada pada titik terterangnya, ia disadarkan pada kenyataan bahwa ia tidak bisa naik lebih tinggi lagi. Lintasannya akan berubah, berbelok arah ke bawah.

Cahaya masih akan terbentang hingga sore hari, tapi kian kemari terjadi perubahan psikologis yang penting. Pada saat muda dahulu, dalam menjalani harinya ia hanya menatap langit biru. Sekarang, selain langit biru, ia juga akan menatap tanah yang berada di bawahnya.



Foto: crazy-frankenstein.com

Gairah masa muda yang seolah meledak-ledak mulai diseimbangkan dengan kesadaran baru tentang adanya keterbatasan-keterbatasan yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam menyikapi segala sesuatu. Bahwa segala hal akan selesai pada waktunya. Maka, ia pun mulai memikirkan hakl-hal lain selain pencapaian di dalam hidupnya.

Fase hidup ini menjadi sangat menarik untuk direnungi dalam kehidupan. Sudah sampai di fase manakah kehidupan kita? C. G. Jung dalam salah satu kutipannya mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa hidup terus-menerus tanpa beradaptasi dengan kondisi dan masa.

Kita tidak bisa menghidupi siang hari dengan cara kita menghidupi pagi hari. Apa yang baik di pagi hari akan berkurang saat sore hari dan kebenaran pada pagi hari bisa menjadi sebuah kebohongan saat sore hari.

We can not live the afternoon of life according to the program of life’s morning, for what was great in the morning will be little at evening and what in the morning was true, at evening will have become a lie.”

Iffah Sulistyawati Hartana

Kontributor GenSINDO

Institut Teknologi Bandung

Instagram: @iffahshrtn
(it)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More