Belajar Digital Marketing dari Fardi Yandi, Founder Social Kreatif
Selasa, 04 Agustus 2020 - 20:05 WIB
Ketiga, benchmarking atau patokan yang membuat kita punya banyak ide-ide baru dan membandingkan ide kita supaya bisa bikin ide baru yang lebih baik.
Keempat, membuat konten yang dekat atau relatable dengan orang lain. Salah satu caranya bisa dengan membuat sesi tanya jawab untuk mengetahuai keresahan target pasar kita.
Kelima, pahami strategi yang bisa diterapkan. Belajar cara menggunakan tagar, menulis copywriting, dan melakukan kolaborasi live Instagram dengan orang lain. Hal ini untuk meningkatkan popularitas.
Supaya konten dilihat banyak orang, active marketing dan passive marketing juga perlu dilakukan. “Passive marketing itu kontennya. Kita harus membangun rumahnya sebagai pondasinya. Sebagus-bagusnya konten, kalo gak ada yang liat, sayang. Tawarkan sesuatu yang dibutuhkan oleh mereka,” tambahnya.
Terakhir, Fandi mengingatkan anak muda untuk berani bergerak, tentu saja mumpung kita masih muda alias dalam masa produktif. ( )
“Jangan sampai nanti di usia tua, berpikir ‘what if’. Andai saja saya mulai bisnis saat masih kuliah. Jangan sampai kita sampai di level itu. Dunia saat ini is all about creativepreneur. Kita membangun bisnis sesuai dengan expertise dan passion kita. Investasi digital. Itulah aset terbesar dari dunia digital. Be kind, bangun bisnis sesuai passion kita, dan jangan takut gagal. Saya gagal tiga kali, lho,” pungkasnya.
Rhayza Salsabila
Kontributor GenSINDO
Universitas Padjajaran
Instagram: @rhayzasalsabila
Keempat, membuat konten yang dekat atau relatable dengan orang lain. Salah satu caranya bisa dengan membuat sesi tanya jawab untuk mengetahuai keresahan target pasar kita.
Kelima, pahami strategi yang bisa diterapkan. Belajar cara menggunakan tagar, menulis copywriting, dan melakukan kolaborasi live Instagram dengan orang lain. Hal ini untuk meningkatkan popularitas.
Supaya konten dilihat banyak orang, active marketing dan passive marketing juga perlu dilakukan. “Passive marketing itu kontennya. Kita harus membangun rumahnya sebagai pondasinya. Sebagus-bagusnya konten, kalo gak ada yang liat, sayang. Tawarkan sesuatu yang dibutuhkan oleh mereka,” tambahnya.
Terakhir, Fandi mengingatkan anak muda untuk berani bergerak, tentu saja mumpung kita masih muda alias dalam masa produktif. ( )
“Jangan sampai nanti di usia tua, berpikir ‘what if’. Andai saja saya mulai bisnis saat masih kuliah. Jangan sampai kita sampai di level itu. Dunia saat ini is all about creativepreneur. Kita membangun bisnis sesuai dengan expertise dan passion kita. Investasi digital. Itulah aset terbesar dari dunia digital. Be kind, bangun bisnis sesuai passion kita, dan jangan takut gagal. Saya gagal tiga kali, lho,” pungkasnya.
Rhayza Salsabila
Kontributor GenSINDO
Universitas Padjajaran
Instagram: @rhayzasalsabila
(it)
tulis komentar anda