Mau Jadi Reporter? Harus Siap-siap Berkulit Badak!

Rabu, 29 Juli 2020 - 14:30 WIB
Untuk wawancara orang 'penting', Harry pun bisa sampai mencari tahu suasana hati narasumber itu, apakah lagi bagus atau tidak, demi menyesuaikan pertanyaan dan cara bertanyanya. Orang yang ditanya, adalah asisten sang narasumber itu.

Ketiga, lihat tipe menjawab. Terkadang saat kita melemparkan sebuah pertanyaan, ada karakteristik narasumber yang menjawab pendek dan ada yang menjawab panjang. Melihat karakteristik ini kita bisa menyiapkan dua bentuk model pertanyaan untuk dua tipe orang seperti ini.

Keempat, pilih pertanyaan terbaik. Durasi liputan yang singkat bikin kita mesti jago memilih pertanyaan terbaik dan gak boleh bolak balik atau muter-muter membahas satu topik.

Pertanyaan terbaik adalah pertanyaan yang bisa mewakili seluruh pertanyaan masyarakat dalam durasi liputan yang singkat.



Foto: Pixabay

Terakhir, bersikap netral dan menjaga citra narasumber. Tugas reporter memang melaporkan informasi valid yang mendalam. Tapi hal ini bukan berarti kita bisa keluar dari pedoman kode etik.

Hary juga memaparkan bahwa menjadi seorang reporter adalah pekerjaan yang menyenangkan walau kadang banyak kesulitan yang dihadapi.

“Menjadi reporter lapangan atau penyiar di TV sangat menyenangkan. Banyak kesempatan yang didapatkan saat meliput terutama dapat bertemu langsung dengan orang-orang 'penting'," tegasnya.

"Walaupun memang menjadi seorang reporter tidak mengenal jam kerja yang terjadwal dan harus siap sedia saat waktu siaran berlangsung seperti pada momen-momen mudik dan hari raya Idul Fitri,” ujarnya.

Eka Sarmila

Kontributor GenSINDO

Universitas Negeri Jakarta

Instagram: @eka_sarmila_
(it)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More