5 Film Korea dengan Tema yang Tabu di Negaranya tapi Sukses Besar
Jum'at, 21 Juli 2023 - 17:54 WIB
Yang satu ini menjadi tabu karena mengungkit aksi demonstrasi besar-besaran di Provinsi Gwangju saat masa pemerintahan rezim militer Presiden Chun Doo-hwan pada tahun 1980. Aksi demonstrasi ini dikenal dengan istilah Gwangju Uprising, dan jadi salah satu sejarah kelam Korea Selatan karena menewaskan ratusan orang.
A Taxi Driver mengisahkan tentang Kim Man-seob (Song Kang-oh), seorang sopir taksi yang diminta penumpangnya untuk mengantarkan ke Gwangju. Ia tidak tahu bahwa sang penumpang adalah wartawan dari Jerman yang ingin meliput demonstrasi.
A Taxi Driver jadi film drama laga yang sangat populer dan ditonton oleh lebih dari 12 juta orang di Korea Selatan. Film dari kisah nyata ini bisa ditonton di Netflix.
Foto: Next Entertainment World
Film ini mengangkat kisah nyata yang terjadi pada 1981 alias terjadi pada masa rezim militer. Kisahnya tentang sejumlah murid dan guru yang ditahan oleh polisi tanpa bukti kesalahan yang jelas.
Seorang pengacara yang materialistis bernama Song Woo-suk (Song Kang-ho) terlibat dalam menangani kasus ini, membuatnya malahan jadi sosok yang tulus menolong para korban kesewenang-wenangan pemerintah.
The Attorney ditonton hingga lebih dari 11 juta orang di Korea Selatan, membuatnya duduk dalam daftar film Korea dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa. Pemain lainnya ada Kim Young-ae, Oh Dal-su, Kwak Do-won, Im Si-wan, dan Lee Sung-min.
Foto: Cinemadal
Tragedi kapal ferry Sewol atau Sewol Ferry jadi salah satu sejarah kelam di Korea Selatan. Kecelakaan ini menewaskan lebih dari 300 orang, kebanyakan adalah anak-anak yang sedang melakukan piknik dari sekolahnya.
Tragedi yang terjadi karena kelalaian ini berusaha ditutupi oleh pemerintahan Park Geun-hye dan oleh media-media massa besar di Korea Selatan. Para artis yang terlihat menunjukkan simpati dan dukungan pada para korban bahkan juga terancam tidak bisa tampil di televisi alias kena blokir.
Film dokumenter The Truth Shall Not Sink With Sewol garapan Lee Sang-ho dan Ahn Hae-ryong mencoba menggambarkan hal tersebut, didukung oleh para saksi, wawancara keluarga korban, dan cuplikan berita di media. Filmnya memenangkan piala Grand Prize di Fukuoka Asian Film Festival pada 2015.
Namun saat film ini akan ditayangkan di Busan International Film Festival 2014, Wali Kota Busan Suh Byung-soo yang juga ketua festival melarang film ini diputar. Namun penyelenggara ngotot untuk tetap menayangkannya.
Mengutip Los Angeles Times, setahun berikutnya bujet untuk festival film ini dipotong hingga separuhnya. Penyelenggara pun meyakini bahwa hal ini terjadi karena penolakan mereka untuk tidak menayangkan film tersebut di festival itu.
A Taxi Driver mengisahkan tentang Kim Man-seob (Song Kang-oh), seorang sopir taksi yang diminta penumpangnya untuk mengantarkan ke Gwangju. Ia tidak tahu bahwa sang penumpang adalah wartawan dari Jerman yang ingin meliput demonstrasi.
A Taxi Driver jadi film drama laga yang sangat populer dan ditonton oleh lebih dari 12 juta orang di Korea Selatan. Film dari kisah nyata ini bisa ditonton di Netflix.
4. The Attorney (2013)
Foto: Next Entertainment World
Film ini mengangkat kisah nyata yang terjadi pada 1981 alias terjadi pada masa rezim militer. Kisahnya tentang sejumlah murid dan guru yang ditahan oleh polisi tanpa bukti kesalahan yang jelas.
Seorang pengacara yang materialistis bernama Song Woo-suk (Song Kang-ho) terlibat dalam menangani kasus ini, membuatnya malahan jadi sosok yang tulus menolong para korban kesewenang-wenangan pemerintah.
The Attorney ditonton hingga lebih dari 11 juta orang di Korea Selatan, membuatnya duduk dalam daftar film Korea dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa. Pemain lainnya ada Kim Young-ae, Oh Dal-su, Kwak Do-won, Im Si-wan, dan Lee Sung-min.
Baca Juga
5. The Truth Shall Not Sink With Sewol (2014)
Foto: Cinemadal
Tragedi kapal ferry Sewol atau Sewol Ferry jadi salah satu sejarah kelam di Korea Selatan. Kecelakaan ini menewaskan lebih dari 300 orang, kebanyakan adalah anak-anak yang sedang melakukan piknik dari sekolahnya.
Tragedi yang terjadi karena kelalaian ini berusaha ditutupi oleh pemerintahan Park Geun-hye dan oleh media-media massa besar di Korea Selatan. Para artis yang terlihat menunjukkan simpati dan dukungan pada para korban bahkan juga terancam tidak bisa tampil di televisi alias kena blokir.
Film dokumenter The Truth Shall Not Sink With Sewol garapan Lee Sang-ho dan Ahn Hae-ryong mencoba menggambarkan hal tersebut, didukung oleh para saksi, wawancara keluarga korban, dan cuplikan berita di media. Filmnya memenangkan piala Grand Prize di Fukuoka Asian Film Festival pada 2015.
Namun saat film ini akan ditayangkan di Busan International Film Festival 2014, Wali Kota Busan Suh Byung-soo yang juga ketua festival melarang film ini diputar. Namun penyelenggara ngotot untuk tetap menayangkannya.
Mengutip Los Angeles Times, setahun berikutnya bujet untuk festival film ini dipotong hingga separuhnya. Penyelenggara pun meyakini bahwa hal ini terjadi karena penolakan mereka untuk tidak menayangkan film tersebut di festival itu.
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda