Kehidupan Kampus yang Sebenarnya, dan Tips untuk Mahasiswa Baru dalam Menghadapinya

Rabu, 22 Juli 2020 - 18:17 WIB
Foto: @alexisrbrown/Unsplash

Setiap mahasiswa, meski satu jurusan, biasanya punya kegiatan yang berbeda-beda. Ada yang ikut organisasi di dalam kampus, ada yang di luar kampus, ada yang kuliah sambil bekerja, ada yang memang apatis, dan lain sebagainya. Kadang kesempatan bertemu teman-teman sejurusan itu justru cuma di kelas aja. Sehabis kelas perkuliahan selesai, semua berpisah sesuai kesibukannya masing-masing.

Jadi jangan harap kamu bisa nongkrong lama-lama dengan teman sejurusan yang orangnya memang aktif berkegiatan. Tapi idealnya, kamu harus punya teman dekat supaya gak kesepian dan jadi tempat kamu untuk saling curhat dan tolong-menolong saat kesulitan. Gak usah terlalu banyak, satu sampai dua orang udah cukup.

4. JADI TAHU KENYATAAN HIDUP DAN SADAR BAHWA KAMU BUKAN ANAK-ANAK LAGI



Foto:@antorpaul/Unsplash

Perkuliahan gak sama denganmasa SMA. Dosen akan mengajar secara profesional, dan menganggap mahasiswa adalah orang dewasa, sehingga kamu juga dituntut untuk menjadi profesional. Sanksi kalau terlambat, menyontek, atau gak disiplin akan langsung berpengaruh pada performa akademis kamu.

Bisa saja seseorang yang pintar, tapi gak punya etika atau sering terlambat masuk kelas akan mendapatkan nilai akhir E dan harus mengulang lagi tanpa kompromi. Aturan perkuliahan juga gak bisa diganggu gugat.

Selain itu, kamu harus terbiasa untuk berjuang sendiri dalam performa akademis. Kamu dan teman-temanmu gak akan bisa semudah seperti di SMA untuk bertukar jawaban tugas atau ujian satu sama lain. Karena kebanyakan aturan kampus, kalau terbukti jawaban beberapa mahasiswa sama persis, hasil ujian mereka akan diberi nilai 0 bahkan bisa dikeluarkan alias DO.

Untuk menghadapinya, kamu harus belajar menjadi mandiri dan disiplin. Gak ada yang bisa selalu menolongmu selain diri kamu sendiri. Karena teman-teman kuliahmu juga punya masalahnya masing-masing. ( )

5. PRA-KRISIS SEPEREMPAT ABAD YANG BIKIN MENTAL TERKOYAK-KOYAK



Foto: @fairytailphotography/Unsplash

Istilahbekennya yaitu pre-quarter life crisisdan mental break down. Yang disebut pertama adalah kondisi saat kita berumur antara 18-24 tahun dan biasanya mulai mempertanyakan masa depannya dan menyesali masa lalunya.

Mahasiswa yang mengalami hal ini akan merasa gak punya motivasi, insecure, dan overthinking terhadap masa depan mereka, merasa pencapaiannya gak berharga, bahkan menganggap hidupnya gak berguna. Apalagi ketika melihat orang lain atau temannya yang udah lebih dulu sukses, atau sekedar punya pencapaian baru.

Keadaan emosi seperti ini akan memengaruhi kesehatan mental seorang mahasiswa. Belum lagi tekanan-tekanan dari orang lain. Banyak mahasiswa yang tinggal jauh jadi kangen banget sama keluarganya alias homesick, dan ingin kembali menjadi anak-anak lagi karena gak perlu memikirkan banyak hal.

Kamu bisa mengatasi hal ini lewat bantuan support system, yaitu orang-orang terdekat yang siap mendukungmu. Biasanya teman dekat, keluarga, atau komunitas kesehatan mental. Kalau udah parah, kamu lebih baik untuk menghubungi psikolog dan badan konseling kampus.

Pada hakikatnya, kehidupan perkuliahan adalah proses remaja untuk mendewasakan diri. Jadi, kamu pun harus siap-siap untuk dewasa juga. ( )

Jangan khawatir, selagi kamu berusaha dan berdoa, pasti bisa melewati perkuliahan dengan baik. Pihak kampus pun mengerti akan hal ini, sehingga teman-temanmu dari organisasi kemahasiswaan seperti himpunan dan BEM, siap membantumu ketika kamu punya masalah dan butuh bantuan.

Jadi, jangan khawatir dan tetap semangat, ya!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More