10 Film Spin-off Paling Rungkad, Maksa Banget buat Dibikin!
Minggu, 16 April 2023 - 07:07 WIB
Franchise film itu gampang-gampang susah untuk ditangani dan bahkan lebih sulit untuk dibuat. Terlalu banyak konten bisa membanjiri dan membuat penggemar menjauuh. Bahkan, serial paling sukses pun bisa terpeleset kalau mereka terlalu jauh—itulah kondisi yang sudah cukup dibuktikan Marvel Cinematic Universe (MCU) saat ini.
Tapi, kesuksesan sebuah film original selalu menggoda studio untuk membuatkan franchise-nya. Ketika franchise itu sukses, mereka akan mencari sela untuk membuat spin-off yang diharapkan bisa sama-sama sukses dan tetap menjaga relevansi seri aslinya. Dan, tidak semua studio berhasil melakukannya.
Spin-off secara khusus sulit untuk dieksekusi secara sukses. Di puncak terbaiknya, spin-off bisa memberikan sorotan kepada karakter underrated dan mengeluarkan dunia mereka. Tapi, sebaliknya, sempalan ini bisa jadi tidak berguna dan usaha menarik uang yang merentangkan kontennya dengan sangat tipis, sehingga tidak menarik bagi audiens. Ada sejumlah spin-off yang memang sangat jelek, tidak menawarkan banyak ide original, dan kekurangan nilai hiburan. Apa saja? Mengutip Collider, simak ulasannya berikut!
Foto: IndieWire
Dwayne “The Rock” Johnson menderita kesalahan terbesar dalam kariernya dengan film superhero Black Adam yang dirilis 2022. Sebuah usaha yang tidak bertujuan dan tidak bisa dijelaskan untuk mengubah penjahat DC kelas B menjadi antihero modern, Black Adam terasa tidak fokus dan sia-sia. Bahkan, dengan standar DC.
Sudah banyak yang mengungkapkan tentang drama di balik layar film itu. Tapi, masalah nyatanya adalah apa yang ada di layar. Black Adam adalah karakter yang populer di kalangan penggemar komik. Tapi, penonton mainstream tidak mengenalnya dan tidak tertarik mengenalnya. Dengan mempertimbangkan konten superhero yang sudah ada saat ini, audiens tentu tidak mau menginvestasikan waktu mereka pada karakter dengan kekuatan yang sama dengan karakter lain yang tidak membuat mereka tertarik.
Foto: Vox
Serial Toy Story adalah bagian menyenangkan dari sinema modern yang sudah memperpanjang sambutannya. Film itu punya finale yang juara dan memuaskan dengan Toy Story 3 sebelum ketamakan menginspirasi film keempat yang menodai warisan trilogi itu. Film kelima sudah diumumkan, meskipun kekecewaan terhadap spin-off Lightyear seharusnya menyebabkan keprihatinan.
Lightyear adalah definisi atas film “siapa sih yang minta?” Buzz Lightyear adalah karakter asyik. Tapi, dia bagian dari tim, bukan pemeran utama—dia bahkan bukan bintangnya film Toy Story! Chris Evans melakukan yang terbaik dan animasinya bagus. Tapi, lini cerita yang malas dan vibe membingungkan membuat film ini nyaris mustahil buat dinikmati penonton.
Foto: TNT
Sekilas, tidak sulit melihat mengapa Universal memilih membuat spin-off untuk hit kejutan mereka, Bruce Almighty, pada 2003. Pada 2007, Steve Carell adalah komedian terpanas di Hollywood, pasca-Little Miss Sunshine, dan mengendarai gelombang kesuksesan The Office. Dia pun terpilih menjadi pemeran utama di Evan Almighty.
Sayang, Evan Almighty salah memahami apa yang membuat film aslinya begitu sukses, yaitu dengan membiarkan pemeran utama cowoknya berlarian dengan liar dan bebas. Film itu juga salah memahami apa yang membuat Evan Baxter menjadi karakter yang begitu diingat, dengan mengubahnya dari seorang antagonis brengsek menjadi protagonis underdog. Evan Almighty menyia-nyiakan waktu semua orang, termasuk Steve, Morgan Freeman, dan orang-orang yang membayar tiket untuk menontonnya.
Foto: The Playlist
Dengan banyak cara, Dwayne “The Rock” Johnson punya karier membuat spin-off—beberapa di antaranya lebih sukses dari yang lainnya. Usaha pertamanya, The Scorpion King, membawanya kembali ke perannya dari The Mummy Returns. Dengan cara khas Dwayne, karakter itu berubah dari penjahat menjadi pahlawan tragis dengan film itu berkisah tentang cerita asal usulnya sebagai prajurit kuat.
Tapi, kesuksesan sebuah film original selalu menggoda studio untuk membuatkan franchise-nya. Ketika franchise itu sukses, mereka akan mencari sela untuk membuat spin-off yang diharapkan bisa sama-sama sukses dan tetap menjaga relevansi seri aslinya. Dan, tidak semua studio berhasil melakukannya.
Spin-off secara khusus sulit untuk dieksekusi secara sukses. Di puncak terbaiknya, spin-off bisa memberikan sorotan kepada karakter underrated dan mengeluarkan dunia mereka. Tapi, sebaliknya, sempalan ini bisa jadi tidak berguna dan usaha menarik uang yang merentangkan kontennya dengan sangat tipis, sehingga tidak menarik bagi audiens. Ada sejumlah spin-off yang memang sangat jelek, tidak menawarkan banyak ide original, dan kekurangan nilai hiburan. Apa saja? Mengutip Collider, simak ulasannya berikut!
10. Black Adam
Foto: IndieWire
Dwayne “The Rock” Johnson menderita kesalahan terbesar dalam kariernya dengan film superhero Black Adam yang dirilis 2022. Sebuah usaha yang tidak bertujuan dan tidak bisa dijelaskan untuk mengubah penjahat DC kelas B menjadi antihero modern, Black Adam terasa tidak fokus dan sia-sia. Bahkan, dengan standar DC.
Sudah banyak yang mengungkapkan tentang drama di balik layar film itu. Tapi, masalah nyatanya adalah apa yang ada di layar. Black Adam adalah karakter yang populer di kalangan penggemar komik. Tapi, penonton mainstream tidak mengenalnya dan tidak tertarik mengenalnya. Dengan mempertimbangkan konten superhero yang sudah ada saat ini, audiens tentu tidak mau menginvestasikan waktu mereka pada karakter dengan kekuatan yang sama dengan karakter lain yang tidak membuat mereka tertarik.
9. Lightyear
Foto: Vox
Serial Toy Story adalah bagian menyenangkan dari sinema modern yang sudah memperpanjang sambutannya. Film itu punya finale yang juara dan memuaskan dengan Toy Story 3 sebelum ketamakan menginspirasi film keempat yang menodai warisan trilogi itu. Film kelima sudah diumumkan, meskipun kekecewaan terhadap spin-off Lightyear seharusnya menyebabkan keprihatinan.
Lightyear adalah definisi atas film “siapa sih yang minta?” Buzz Lightyear adalah karakter asyik. Tapi, dia bagian dari tim, bukan pemeran utama—dia bahkan bukan bintangnya film Toy Story! Chris Evans melakukan yang terbaik dan animasinya bagus. Tapi, lini cerita yang malas dan vibe membingungkan membuat film ini nyaris mustahil buat dinikmati penonton.
8. Evan Almighty
Foto: TNT
Sekilas, tidak sulit melihat mengapa Universal memilih membuat spin-off untuk hit kejutan mereka, Bruce Almighty, pada 2003. Pada 2007, Steve Carell adalah komedian terpanas di Hollywood, pasca-Little Miss Sunshine, dan mengendarai gelombang kesuksesan The Office. Dia pun terpilih menjadi pemeran utama di Evan Almighty.
Sayang, Evan Almighty salah memahami apa yang membuat film aslinya begitu sukses, yaitu dengan membiarkan pemeran utama cowoknya berlarian dengan liar dan bebas. Film itu juga salah memahami apa yang membuat Evan Baxter menjadi karakter yang begitu diingat, dengan mengubahnya dari seorang antagonis brengsek menjadi protagonis underdog. Evan Almighty menyia-nyiakan waktu semua orang, termasuk Steve, Morgan Freeman, dan orang-orang yang membayar tiket untuk menontonnya.
7. The Scorpion King
Foto: The Playlist
Dengan banyak cara, Dwayne “The Rock” Johnson punya karier membuat spin-off—beberapa di antaranya lebih sukses dari yang lainnya. Usaha pertamanya, The Scorpion King, membawanya kembali ke perannya dari The Mummy Returns. Dengan cara khas Dwayne, karakter itu berubah dari penjahat menjadi pahlawan tragis dengan film itu berkisah tentang cerita asal usulnya sebagai prajurit kuat.
tulis komentar anda