Apa Itu Toxic Productivity dan Bagaimana Mengatasinya? Kamu yang Selalu Sibuk Perlu Tahu
Kamis, 13 April 2023 - 19:00 WIB
JAKARTA - Apakah kamu sering merasa harus melakukan lebih banyak hal demi nilai bagus serta punya wawasan dan pengalaman yang luas?
Saat menjalaninya pun sampai lupa diri dan mengabaikan kesehatan, yang ujung-ujungnya justru merasa sangat kewalahan dan stres. Lalu, saat memutuskan untuk mengurangi kegiatan, malah merasa hampa, insecure , dan bersalah karena menyia-nyiakan waktu dan tidak melakukan apa pun.
Kalau hal ini terjadi padanya, maka berhati-hatilah karena mungkin kamu terjebak dalam toxic productivity. Sesuai namanya, ini bukan hal yang bagus untuk dirimu.
Mengutip artikel Realsimple yang sudah dikurasi oleh psikolog Samina Ahmed Jauregui, toxic productivityadalah hal yang terjadi ketika seseorang memiliki obsesi tidak sehat untuk menjadi produktif secara terus-menerus. Orang yang mengalami toxic productivity kerap melakukan hal yang produktif dan merasa bersalah jika tidak melakukan banyak hal.
Kondisi seperti ini kerap kali dialami oleh mahasiswa. Dari mulai mengerjakan tugas kuliah, mengikuti organisasi baik di dalam maupun luar kampus, masuk ke dalam komunitas, ikut pelatihan, magang, dan mungkin masih banyak kegiatan lainnya.
Semua hal tersebut menjadikan mahasiswa kian aktif dan produktif.Dengan mengikuti banyak kegiatan, mereka mungkin berpikir akan semakin banyak dan luas peluang yang akan diraihpada masa depan.
Namun, hal tersebut justru menimbulkan kegelisahan terkait dengan tanggung jawab yang kian menumpuk dan memicu kewalahan, kecemasan, stres, bahkan depresi. Jika kamu mulai terobsesi untuk selalu produktif, merasa bersalah jika hanya berdiam diri, punya espektasi yang tidak realistis, tidak pernah merasa puas, tidak bersahabat dengan kata istirahat berarti kamu mulai terjebak toxic productivity.
Nah, bagaimana untuk mengatasi toxic productivity? Berikut ini cara yang bisa dicoba.
Foto: Shutterstock
Merawat diri bisa diartikan berbagai macam, yang pasti adalah sesuatu yang kamu berikan untuk dirimu sendiri. Kamu bisa pergi ke salon atau spa, melakukan pijat, atau perawatan lainnya. Dengan tubuh yang terawat, kita merasa lebih bahagia dan tenang.
Foto:Layla Bird/iStock
Istirahatlah yang cukup dengan porsi jam tidur yang efisien sesuai kebutuhan. Biasanya jika kamu terlalu ambisius, kamu rela tidak tidur dan mengenyampingkan istirahatmu. Hal itulah yang akan membuat kesehatanmu menurun.
Foto: Getty Images
Olahraga yang baik bukanlah olahraga yang berat, melainkan yang dilakukan secara konsisten meskipun levelnya ringan dan hanya sebentar. Cobalah luangkan waktu berjalan kaki 20 menitsetiap hari untuk tahap awal, dan selanjutnya bisa kamu tambah terus jika kebiasaan sudah terbentuk.
Saat menjalaninya pun sampai lupa diri dan mengabaikan kesehatan, yang ujung-ujungnya justru merasa sangat kewalahan dan stres. Lalu, saat memutuskan untuk mengurangi kegiatan, malah merasa hampa, insecure , dan bersalah karena menyia-nyiakan waktu dan tidak melakukan apa pun.
Kalau hal ini terjadi padanya, maka berhati-hatilah karena mungkin kamu terjebak dalam toxic productivity. Sesuai namanya, ini bukan hal yang bagus untuk dirimu.
Mengutip artikel Realsimple yang sudah dikurasi oleh psikolog Samina Ahmed Jauregui, toxic productivityadalah hal yang terjadi ketika seseorang memiliki obsesi tidak sehat untuk menjadi produktif secara terus-menerus. Orang yang mengalami toxic productivity kerap melakukan hal yang produktif dan merasa bersalah jika tidak melakukan banyak hal.
Kondisi seperti ini kerap kali dialami oleh mahasiswa. Dari mulai mengerjakan tugas kuliah, mengikuti organisasi baik di dalam maupun luar kampus, masuk ke dalam komunitas, ikut pelatihan, magang, dan mungkin masih banyak kegiatan lainnya.
Semua hal tersebut menjadikan mahasiswa kian aktif dan produktif.Dengan mengikuti banyak kegiatan, mereka mungkin berpikir akan semakin banyak dan luas peluang yang akan diraihpada masa depan.
Namun, hal tersebut justru menimbulkan kegelisahan terkait dengan tanggung jawab yang kian menumpuk dan memicu kewalahan, kecemasan, stres, bahkan depresi. Jika kamu mulai terobsesi untuk selalu produktif, merasa bersalah jika hanya berdiam diri, punya espektasi yang tidak realistis, tidak pernah merasa puas, tidak bersahabat dengan kata istirahat berarti kamu mulai terjebak toxic productivity.
Nah, bagaimana untuk mengatasi toxic productivity? Berikut ini cara yang bisa dicoba.
1. Luangkan Waktu untuk Merawat Diri
Foto: Shutterstock
Merawat diri bisa diartikan berbagai macam, yang pasti adalah sesuatu yang kamu berikan untuk dirimu sendiri. Kamu bisa pergi ke salon atau spa, melakukan pijat, atau perawatan lainnya. Dengan tubuh yang terawat, kita merasa lebih bahagia dan tenang.
2. Istirahat yang Cukup
Foto:Layla Bird/iStock
Istirahatlah yang cukup dengan porsi jam tidur yang efisien sesuai kebutuhan. Biasanya jika kamu terlalu ambisius, kamu rela tidak tidur dan mengenyampingkan istirahatmu. Hal itulah yang akan membuat kesehatanmu menurun.
3. Olahraga
Foto: Getty Images
Olahraga yang baik bukanlah olahraga yang berat, melainkan yang dilakukan secara konsisten meskipun levelnya ringan dan hanya sebentar. Cobalah luangkan waktu berjalan kaki 20 menitsetiap hari untuk tahap awal, dan selanjutnya bisa kamu tambah terus jika kebiasaan sudah terbentuk.
4. Melakukan Komunikasi Intrapersonal dan Apresiasi Diri
tulis komentar anda