Pengin Jadi Epik, 10 Film Populer Ini Malah Zonk Banget

Jum'at, 24 Maret 2023 - 09:37 WIB
Ada sejumlah film yang menjanjikan pengalaman epik kepada para penontonnya. Tapi film itu malah terlalu berkompensasi dan gagal tampil sehingga terasa zonk. (Foto: Roger Ebert)
Sejumlah film berlebihan dalam mengukur skala mereka. Film-film ini bertujuan membuat narasi megah nan besar untuk membawa penonton ke wahana roller coaster. Dalam usaha menciptakan pengalaman tak terlupakan, film-film tersebut cenderung jadi terlalu berambisi dengan busur cerita rumit di rentang waktu pendek atau menambahkan banyak tema sehingga terasa membosankan.

Akibatnya, bisa jadi terlalu melelahkan untuk mengikuti jalur berbeda, plot twist, dan motif berbelit-belit yang berdampak negatif terhadap pengalaman menonton. Alih-alih merasa terhibur, penonton malah kecewa dan merasa waktu mereka tersia-siakan karena menonton film ini. Banyak dari mereka yang menemukan film dengan janji muluk-muluk itu malah zonk ketika ditonton.

Kadang, pembuat film jadi terhanyut oleh pemeran bintang, lokasi eksotik, dan adegan aksi pemacu adrenalin. Sayang, perkembangan cerita dan karakternya jadi prioritas nomor dua demi tontonan visual yang ingin disampaikan. Tak bisa dimungkiri, ada sejumlah film yang menjanjikan pengalaman epik, tapi malah menawarkan lini cerita yang terlalu rumit dan terlalu banyak efek khusus. Apa saja film yang dijanjikan epik tapi malah zonk saat ditonton? Mengutip MovieWeb, simak ulasannya berikut!





10. 2012



Foto: Solzy at the Movies

Film 2012, yang disutradarai Roland Emmerich, mengubah kekacauan menjadi tontonan. Film itu jadi kontroversi karena kampanye marketing tidak etisnya menjelang perilisannya, yang menciptakan paranoia tentang akhir kehidupan di bumi. Film itu berputar di sekitar banjir katalismik yang ditujukan untuk mengakhiri kehidupan umat manusia dan sekelompok penyintas yang berusaha menyelamatkan nyawa mereka di atas sebuah kapal.

Meskipun punya motif yang jelas-jelas beraroama religi, film itu tidak bisa mengesankan audiens atau kritikus karena membuat sensasi atas sifat pertahanan hidup manusia dan fetish VFX di layar. Film itu dibuat dengan dana besar, USD200 juta, dan berhasil meraup USD760 juta dari seluruh dunia. Tapi, film itu masih diberi rating rendah di antara penonton dan pengulas film di Rotten Tomatoes, dengan 39% di Tomatometer dan 47% skor audiens.

9. Batman v Superman: Dawn of Justice



Foto: The Guardian

Disutradari Zack Snyder, Batman v Superman: Dawn of Justice mendapatkan ekspektasi tinggi dari penggemar. Dibintangi Ben Affleck dan Henry Cavill, film ini gagal menghidupkan potensinya akibat plotnya yang berbelit-belit, karakter yang kurang berkembang dan kurang cerdas. Film itu punya efek visual yang mengagumkan di saat kedua superhero itu bertarung demi melindungi manusia.

Sayang, film ini gagal menyampaikan bentrokan antara dua superhero ikonik yang sudah lama dinantikan itu karena ceritanya yang kacau. Film itu meraup lebih dari 870 juta, yang tidak menutup ekspektasi berisiko studio pembuatnya. Batman v Superman mendapatkan rating rendah di Rotten Tomatoes dengan 29% di Tomatometer dan 63% skor audiens.

8. Pearl Harbor



Foto: MUBI

Pearl Harbor disutradarai Michael Bay dengan dibintangi Ben Affleck, Josh Harnett, dan Kate Beckinsale. Film ini dibuat dengan latar serangan bersejarah terhadap Pearl Harbor pada 1941. Dengan pemeran bintang, cerita sejarah yang mencekam, dan kisah cinta antara para karakternya, apa yang kurang? Faktanya, film ini malah dikritik atas ketidakakuratan sejarahnya sementara menggambarkan serangan Pearl Harbor dan terlalu menekankan pada kisah cinta karakter satu dimensinya.

Kisah cinta segitiga antara karakter di film itu mendominasi panggung utamanya sementar benar-benar mengesampingkan intensitas perang. Film ini meraih rating 24% di Tomatometer dan 66% skor audiens. Film ini mendapatkan cacian karena menggunakan peristiwa bersejarah sebagai sapi perah untuk menceritakan kisah cinta medioker, yang tidak disukai kritikus dan audiens.

7. Green Lantern



Foto: CNN

Green Lantern disutradarai Martin Campbell dan diangkat dari semesta komik DC. Ryan Reynolds didapuk memerankan karakter pada judul itu. Green Lantern dipilih untuk menjadi anggota sebuah pasukan penjaga perdamaian antargalaksi dengan senjata cincin kuat yang menjadi kekuatan supernya. Film ini punya efek visual mengesankan dan penampilan menghibur Ryan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More