CERMIN: Surat Cinta untuk Sinema
Rabu, 08 Februari 2023 - 15:00 WIB
Foto:Paramount Pictures
Kita juga akan melihat cara para aktor bekerja. Ada Nellie yang baru pertama kali berakting di depan kamera tapi terlihat sudah sangat pro dalam soal akting. Ia bisa menari-nari, merayu, marah-marah, dan menangis dalam sejentik jari sang sutradara. Kita juga melihat Jack yang hobi mabuk bahkan ketika berada di lokasi syuting pun bisa sedemikian profesionalnya ketika kamera sudah mulai bergerak merekamnya.
Tapi di luar itu semua, Babylonmemperlihatkan bagaimana seharusnya tim dalam film bekerja sama. Film sering kali menuntut kesempurnaan dalam kadar yang tak masuk akal dan menuntut semua yang bekerja di dalamnya menunjukkan profesionalisme dalam level paling ekstrem.
Baca Juga: 7 Fakta Film Titanic Ini Jarang Sekali Dibahas Orang
Sering sekali kami bekerja hingga lebih dari 12 jam sehari. Sering sekali kami tetap merekam gambar hingga azan Subuh berkumandang. Tapi kecintaan pada sinema selalu membuat kami kembali berkarya, menghasilkan film yang bisa ditonton dan kelak diapresiasi oleh masyarakat.
Ada saat saya mendengar salah satu sutradara yang paling saya kagumi, Francis Ford Coppola, berkata seperti ini. “I think cinema, movies and magic have always been closely associated. The very earliest people who made film were magicians”.
Saya pun percaya bahwa film adalah sihir. Dan ketika menyaksikan Babylonselama lebih dari tiga jam, saya seperti terhipnosis oleh sihir dan lupa bahwa saya berada di bioskop di Tangerang Selatan, bukan di lokasi syuting di Hollywood, Amerika.
BABYLON
Produser: Olivia Hamilton, Marc Platt, Matthew Plouffe
Sutradara: Damien Chazelle
Penulis Skenario: Damien Chazelle
Pemain: Diego Calva, Margot Robbie, Brad Pitt
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Kita juga akan melihat cara para aktor bekerja. Ada Nellie yang baru pertama kali berakting di depan kamera tapi terlihat sudah sangat pro dalam soal akting. Ia bisa menari-nari, merayu, marah-marah, dan menangis dalam sejentik jari sang sutradara. Kita juga melihat Jack yang hobi mabuk bahkan ketika berada di lokasi syuting pun bisa sedemikian profesionalnya ketika kamera sudah mulai bergerak merekamnya.
Tapi di luar itu semua, Babylonmemperlihatkan bagaimana seharusnya tim dalam film bekerja sama. Film sering kali menuntut kesempurnaan dalam kadar yang tak masuk akal dan menuntut semua yang bekerja di dalamnya menunjukkan profesionalisme dalam level paling ekstrem.
Baca Juga: 7 Fakta Film Titanic Ini Jarang Sekali Dibahas Orang
Sering sekali kami bekerja hingga lebih dari 12 jam sehari. Sering sekali kami tetap merekam gambar hingga azan Subuh berkumandang. Tapi kecintaan pada sinema selalu membuat kami kembali berkarya, menghasilkan film yang bisa ditonton dan kelak diapresiasi oleh masyarakat.
Ada saat saya mendengar salah satu sutradara yang paling saya kagumi, Francis Ford Coppola, berkata seperti ini. “I think cinema, movies and magic have always been closely associated. The very earliest people who made film were magicians”.
Saya pun percaya bahwa film adalah sihir. Dan ketika menyaksikan Babylonselama lebih dari tiga jam, saya seperti terhipnosis oleh sihir dan lupa bahwa saya berada di bioskop di Tangerang Selatan, bukan di lokasi syuting di Hollywood, Amerika.
BABYLON
Produser: Olivia Hamilton, Marc Platt, Matthew Plouffe
Sutradara: Damien Chazelle
Penulis Skenario: Damien Chazelle
Pemain: Diego Calva, Margot Robbie, Brad Pitt
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda