CERMIN: Surat Cinta untuk Sinema

Rabu, 08 Februari 2023 - 15:00 WIB
Babylon adalah film yang menggambarkan kehidupan dunia sinema di Hollywood yang riuh dan chaos. Foto/Paramount Pictures
JAKARTA - Tahun 2022. Dunia film kembali bergairah setelah diterjang pandemi selama dua tahun, dan kita melihat dua sineas terkemuka Hollywood tengah menulis surat cinta untuk sinema.

Yang pertama adalah sutradara kawakan Steven Spielberg, yang mereka ulang kisah hidupnya yang menjadikan film sebagai pusat semestanya dalam The Fabelmans. Kita melihat Sammy terpukau ketika menemukan film dan menganggapnya sebagai sebuah keajaiban.

Saya pun menemukan sinema pada usia yang terbilang muda. Dari garis darah keluarga saya belum ditemukan seorang pun yang meniti karier dalam industri hiburan. Namun pengaruh semesta menjadikan saya mencintai film sejak masih berusia 10 tahun.

Saya selalu merengek minta ditemani orang dewasa demi bisa menyaksikan film di bioskop. Dan selama dua jam, saya ditarik ke dalam sebuah dunia lain tempat saya bisa melihat, mendengar, dan merasakan kehidupan orang lain.





Foto: Paramount Pictures

Setelah Spielberg, datanglah Damien Chazelle. Babylonmenjadi surat cinta keduanya untuk sinema setelah La La Landyang sukses besar sekitar tujuh tahun lalu.

Tapi kali ini ia datang dengan ambisi lebih besar, mimpi lebih besar, dan ego yang lebih besar. Dan mewujudlah Babylonyang chaotic, riuh, vulgar, dan sesekali terasa over the top. Tentu saja semuanya punya maksud. Damien ingin kita melihat Hollywood dengan segala dosa-dosanya.

Baca Juga: CERMIN: Jangan Lupa Pulang, ya, Aurora

Bagi sebagian orang, Hollywood adalah tempat mewujudkan mimpi. Jika saja saya memutuskan berkarier dalam film pada usia yang jauh lebih muda, mungkin saya pun punya mimpi yang sama: menaklukkan perfilman melalui Hollywood.

Tapi Hollywood dalam Babylonadalah Hollywood hampir 100 tahun silam. Begitu pun kita masih bisa melihat bagaimana mimpi-mimpi tercipta, doa-doa dipanjatkan dan beterbangan di udara, dan pada akhirnya mimpi-mimpi itu terwujud.



Foto: Paramount Pictures

Semua mimpi-mimpi itu terhubung dalam sebuah pesta yang liar dan riuh. Manny Torres yang mengantarkan gajah ke rumah sang eksekutif penyelenggara pesta sebagai salah satu atraksi bertemu tak sengaja dengan Nellie LaRoy.

Si pemuda naif yang bermimpi bekerja di industri film bertemu dengan gadis yang tahu betul sejak awal bahwa ia terlahir sebagai bintang. Dengan segala kerusuhan yang terjadi sepanjang pesta berlangsung, keduanya berkenalan dan akhirnya terhubung.

Dalam pesta itu kita juga akan bertemu dengan superstar Hollywood, Jack Conrad. Takdir mempertemukan ketiganya dan mimpi-mimpi yang sudah lama dipupuk oleh Manny dan Nellie akhirnya terwujud.

Lalu Damien membawa kita masuk ke dunia yang sesungguhnya ingin ia ceritakan lebih banyak: sinema. Kita diajak masuk ke berbagai sisi lokasi syuting dengan segala riuh rendahnya.

Bagi yang memang berkarier dalam dunia film seperti saya, tentu saja ini adalah sebuah petualangan menarik. Kita akan bertemu dengan figuran yang diperlakukan tak layak, sutradara yang gemar bersumpah serapah, set lokasi yang acakadut hingga katering yang sama sekali tak layak untuk figuran. Tapi betapa pun chaotic-nya, kita melihat kecintaan yang besar untuk mempersembahkan yang terbaik untuk sinema.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More