Mitos-Mitos Seputar Catcalling dan Pelecehan Seksual

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 09:45 WIB
Mitos-Mitos Seputar...
Mitos-Mitos Seputar Catcalling dan Pelecehan Seksual
A A A
Banyak masyarakat yang belum paham tentang pelecehan seksual, hingga muncul banyak mitos atau anggapan yang salah.

Lathiefah Widuri Retyaningtyas dari Komunitas Jaringan Muda (@jaringanmuda) yang aktif menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan seksual membagikan beberapa mitos tersebut.

Korban Berpakaian Mini dan Paras Cantik
Mitos yang membuat korban kembali disalahkan (victim blaming) dan membuat masyarakat mewajarkan pelecehan. Padahal hasil penelitian Mahardhika pada para buruh KBN Cakung menyebut bahwa 56,5 persen dari mereka mengalami pelecehan, padahal mereka memakai seragam celana panjang dan tidak menggunakan kosmetik. Survei lainnya juga menunjukkan bahwa pemakai jilbab juga bisa jadi korban, karena ada tipe pelaku yang justru tertarik dengan perempuan yang berpakaian tertutup.

Mitos-Mitos Seputar Catcalling dan Pelecehan Seksual

Foto: dawn.com

Korban Tidak Keberatan Karena Tidak Melawan
Kaget, risih, malu, dan takut biasanya adalah empat hal yang dirasakan korban saat mendapat pelecehan. Bahkan ada istilah yang disebut tonic immobility yang menggambarkan kondisi kelumpuhan sementara pada korban perkosaan.

Korban yang takut melawan biasanya juga berada dalam pengaruh orang yang sangat kuat kekuasaannya, hingga secara psikologis dia merasa terintimidasi dan tidak berdaya untuk melaporkannya. Jadi saat korban terlihat tidak melawan atau tidak melapor, bukan berarti mereka baik-baik saja dan tidak keberatan atas pelecehan yang mereka alami.

Mitos-Mitos Seputar Catcalling dan Pelecehan Seksual

Foto: crosswalk.com


Terjadi pada Malam Hari dan di Tempat Sepi
Berdasarkan hasil survei Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA), pelecehan seksual di ruang publik paling tinggi terjadi pada siang hari dengan presentase 35%, malam hari (21%), sore hari (25%) dan pagi hari (17%). adapun lokasi yang sering terjadinya pelecehan di antaranya jalanan umun (33%), transportasi umum (19%) dan sekolah/kampus (15%).

Mitos-Mitos Seputar Catcalling dan Pelecehan Seksual

Foto: shutterstock

Hanya Terjadi pada Perempuan
Kasus pelecehan yang sering terjadi pada laki-laki ialah yang bersifat seksis, seperti pelecehan verbal, misalnya jika laki-laki tidak melakukan hal-hal yang sifatnya maskulin seperti main bola atau gemar memasak, maka sering dirisak dengan disebut “banci”


Mitos-Mitos Seputar Catcalling dan Pelecehan Seksual


Foto:theroot.com



Laila Sabila Rahmadhanty

Gen Sindo
Universitas Negeri Jakarta
(her)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3612 seconds (0.1#10.140)