Highly Sensitive Person: Mengelola Sifat Baper Menjadi Sebuah Kekuatan

Kamis, 02 April 2020 - 21:45 WIB
Highly Sensitive Person:...
Highly Sensitive Person: Mengelola Sifat Baper Menjadi Sebuah Kekuatan
A A A
Apakah kamu gampang menangis saat menonton film atau mendengar musik? Atau kamu pernah lihat salah satu temanmu yang kelihatannya resah kalau ada di lingkungan yang bising?

Kalo dari kacamata psikologi, orang-orang emosinya mudah tergugah seperti ini dikategorikan sebagai Highly Sensitive Person (HSP) alias superbaper.

Tapi tunggu dulu, HSP gak cuma jadi monopoli kaum perempuan, ya. Gak sedikit kaum laki-laki yang juga tergolong HSP. Tapi biasanya dengan alasan gak mau dianggap terlalu ‘lembut’ oleh orang lain, mereka cenderung menyembunyikan perasaannya.

Pada 1990-an, psikolog Dr. Elaine Aron pernah mengembangkan sebuah penelitian untuk pertama kalinya mengenai kecenderungan psikologis HSP. Hasilnya, melalui pengembangan instrumen tes yang dia lakukan, sekitar 15-20 persen masyarakat ternyata terdeteksi sebagai orang dengan tingkat sensitivitas tinggi.

HSP sering diberikan label cengeng, berlebihan, baperan, dan diidentikkan dengan sederet karakteristik negatif lainnya oleh orang lain. Padahal, kamu yang memiliki sensitivitas tinggi gak perlu mati-matian untuk mengubah dirimu hingga 180 derajat, cukup menjadi diri sendiri. Hal yang harus kamu lakukan adalah mengelola kelemahanmu menjadi sebuah kekuatan atau bahkan bakat.

Lantas, apa aja yang bisa kamu lakukan agar dapat mengelola HSP? Simak dengan baik poin-poin berikut ini.

Highly Sensitive Person: Mengelola Sifat Baper Menjadi Sebuah Kekuatan

Foto: Shutterstock


Menyelaraskan Antara Emosi dan Kreativitas

Emang bener, sih, bahwa kerja keras adalah salah satu faktor pendukung untuk mencapai hasil yang gemilang. Tapi, kamu tahu gak, hampir seluruh mahakarya di dunia ini dihasilkan oleh HSP, baik itu karya sastra, musik, film, lukis, dan penemuan teknologi.

Cobalah untuk menyelaraskan antara emosi dan ruang kreativitas yang kamu miliki. Hal ini dikarenakan kecerdasan emosional sangat erat kaitannya untuk berpikir kreatif. John D. Mayer dari University of New Hampshire menyampaikan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memikirkan dan menggunakan emosi untuk meningkatkan kemampuan berpikir.

Dalam tulisannya yang berjudul “What is Emotional Intelligence”, menunjukkan beberapa tahapan kecerdasan emosi, di antaranya merasakan emosi, menyampaikan bahwa manusia bisa memfasilitasi pikiran dengan emosi, memahami emosi, dan yang terakhir yakni tahap mengelola emosi.

Dia mengungkapkan bahwa kalau seseorang sudah berada dalam zona kenyamanan emosional, tidak menutup kemungkinan orang tersebut mampu untuk mengatur dan mengelola emosi, sehingga dapat mengembangkan dirinya sendiri, orang lain dan suatu tujuan di lingkungan sosial. Hal inilah yang dapat memicu perubahan suasana hati serta mood positif yang berpengaruh terhadap pemikiran kreatif.

Highly Sensitive Person: Mengelola Sifat Baper Menjadi Sebuah Kekuatan

Foto: lifehack.org


Mengembangkan Fungsi Dominan yang Kamu Miliki

Menurut Dr Elaine Aron, psikolog sekaligus penulis buku “The Very Sensitive Person”, seorang HSP punya empat fungsi yang dominan, yakni perasaan, merasakan, berpikir, dan intuitif. Nah, cobalah untuk mengembangkan keempat fungsi dominan yang kamu miliki dengan mengelola stres dengan baik.

Menjalani hidup sebagai seorang HSP yang memiliki tingkat kepekaan indera tinggi dan sistem saraf yang sensitif bukanlah hal yang mudah. Elaine juga menyarankan HSP untuk menemukan bentuk istirahat “transenden” atau berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Hal ini bisa dicapai dengan melakukan meditasi, yoga, berdoa, atau hanya perenungan pikiran.

Menurutnya, transendensi membuat pikiran menjadi tenang, tapi tetap sadar. Ini bisa membantu menangani stres dan meningkatkan perasaan tenang. Selain itu, kamu juga bisa menciptakan sebuah karya melalui sejumlah ‘rasa’ yang kamu rasakan saat itu juga.

Melukis dan menulis adalah media yang bisa banget menjadi alternatif buat kamu untuk menyalurkan dan meluapkan perasaan sekaligus berkarya.

Highly Sensitive Person: Mengelola Sifat Baper Menjadi Sebuah Kekuatan

Foto: Shutterstock


Berikan Dukungan Penuh Pada Diri Sendiri

Berpikirlah bahwa kamu adalah orang yang optimistis dan produktif. Pola pikir yang positif akan memunculkan banyak ide dan inovasi. Dengan menanamkan pola pikir seperti itu, kamu akan memiliki keyakinan dan tekad yang kuat untuk menuju kesuksesan, kebahagiaan, dan jauh dari kata depresi.

Melansir dari Psychological Today, manfaat berpikir positif adalah sebagai terapi kognitif. Hal ini bisa memengaruhi pikiran dan perasaan seseorang untuk menjadi lebih bersemangat dan bahagia, sehingga rasa depresi bisa dicegah dan diatasi.

Selain itu, saat kamu memiliki pola pikir yang positif, segala hal yang akan kamu lakukan pun akan terasa ringan. Meskipun kamu tahu bahwa akan banyak tantangan yang akan dihadapi untuk mencapai kesuksesan.

Highly Sensitive Person: Mengelola Sifat Baper Menjadi Sebuah Kekuatan

Foto: Freepik

Pilih Menu Makanan Sehat dan Berolahraga

Pemilihan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhmu juga menjadi salah satu faktor penting untuk terus menjaga emosimu tetap seimbang. Mengutip dari motherearthliving.com, makanan yang kaya akan nutrisi, yakni zat besi, vitamin, protein, dan omega 3 bisa membantu memperbaiki bagian tubuh yang rusak akibat emosi tertentu, di antaranya pisang, ikan salmon, kentang, dan telur.

Selain itu, dengan berolahraga kamu bisa mengelola kestabilan emosimu dengan baik. Melansir dari halodoc.com, sebuah penelitian yang dilakukan Alison Woolery, seorang pakar kesehatan dari University of California, Los Angeles, menunjukkan bahwa 13 dari 28 orang yang diteliti mengalami penurunan depresi secara signifikan berkat olahraga.

Hormon serotonin menjadi bertambah karena mereka melakukan beberapa gerakan yoga secara teratur. Sementara lima belas orang sisanya, gak mendapatkan efek sama sekali karena mereka gak olahraga sama sekali. Bukan cuma itu, dengan berolahraga kamu juga bisa meningkatkan suasana hati agar lebih gampang mengelola emosi.

Highly Sensitive Person: Mengelola Sifat Baper Menjadi Sebuah Kekuatan

Foto: Shutterstock

Berikan Waktu Untuk Kamu Istirahat

Cobalah mengurangi rangsangan yang diterima dari luar dengan beristirahat sejenak. Memejamkan mata akan membantu untuk menghalangi rangsangan visual yang membanjiri pikiran kamu. Ambil napas dalam-dalam sambil mata perlahan terpejam bisa membantu kamu agar bisa lebih tenang.

Sebuah studi daring pernah mengukur durasi tidur dan tingkat kecemasan pada 280 orang muda yang berusia setengah baya. Studi tersebut dilakukan selama empat hari. Dari hasil studi yang dilakukan, ditemukan bahwa waktu tidur memiliki pengaruh terhadap peningkatan stres emosional hingga 30 persen.

Selain itu, Dr Eti Ben Simon dari Centre for Human Sleep Science juga menambahkan, penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa kurang tidur bisa meningkatkan perasaan cemas dan stres. Sebaliknya, tidur yang cukup dan nyenyak justru bisa mengurangi kemungkinan terjadinya stres. Bukan cuma itu, kamu juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk berdamai dengan diri sendiri.

Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
(her)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2265 seconds (0.1#10.140)