Ini yang Mesti Kamu Lakukan Kalau ada Konten Pelecehan Seksual di Medsos
A
A
A
Beberapa hari yang lalu, lagi-lagi konten pelecehan seksual ramai di media sosial. Semuanya berawal dari sebuah akun Instagram dengan username @rina.senja yang mengunggah video dengan konten sensitif tersebut.
Konten ini sudah dihapus oleh sang pemilik akun. Perlu kamu tahu, pelecehan seksual yang viral juga sempat terjadi pada 2018 dan 2019. Mulai dari kasus yang berlokasi di rumah sakit hingga di sebuah acara fashion.
Semuanya mengundang keresahan warga karena wajah dari korban terpampang jelas tanpa sensor. Membuka peluang identitas korban untuk diketahui.
Foto: Shutterstock
Dikutip dari SAFEnet melalui akun Twitter-nya, mengajak warganet untuk gak membagikan konten pelecehan seksual dalam bentuk apapun terutama bagi yang masih memuat identitas korban. Ini karena dikhawatirkan bakal memperparah trauma korban. Apa bedanya kalau begitu kita dengan pelaku, kan?
Akun @iamshiomonkey pun ikut berkomentar bahwa kasus ini yang seolah punya dua mata koin yang berbeda sisi.
“Kemaren sempet mikir gini sih. Terutama itu terpampang jelas banget. Aku mikir dibuat viral memang membantu kasus di-up dan cepat ditanggapi, tapi dari sisi sebagai korban dan keluarga korban ditonton khalayak ramai sedang dilecehkan, I can’t imagine. Better langsung lapor, ya,” tulisnya.
Nah, gimana berlaku dengan bijak kalau kamu nemu postingan tentang pelecehan seksual? Berikut ini pesan-pesan penting yang dikutip dari SAFEnet.
1. STOP DI KAMU
Foto: Freepik
a. Jangan disebarkan kalau konten tersebut memuat identitas korban, seperti data pribadi atau wajah korban dengan jelas. Jejak digital itu abadi.
b. Jangan disebarkan kalau kamu gak punya informasi detail tentang kejadian tersebut dan hanya menyebar ketakutan. Jangan disebarkan kalo tujuannya mencari atensi di dunia maya. Jejak digital itu abadi, jangan hancurkan hidup korban demi kepuasan pribadi yang hanya sesaat.
2. SEBARKAN HANYA JIKA..
Foto: Freepik
a. Kamu bisa memastikan telah menjaga identitas korban kekerasan seksual tersebut. Ingat, jejak digital itu abadi. Blur atau kaburkan identitas dan wajah korban sebelum kamu membagikan fotonya.
b. Kamu punya informasi penting yang bermanfaat dan bisa diverifikasi saat dibagikan atau diposting ulang.
3. LAPORKAN
Foto: Freepik
a. Kalau postingan kekerasan seksual diunggah tanpa memerhatikan dan merahasiakan identitas korban, terutama oleh akun yang mengejar viralitas postingan dan menerima endorsement, laporkan postingan tersebut ke pihak platform media sosial. Ini adalah bentuk kekerasan online berupa “monetisasi” atas postingan bermuatan kekerasan seksual.
b. Kalau kamu memiliki informasi lebih detail atas kejadian seksual tersebut, segera laporkan ke pihak berwenang, atau hubungi Komnas Perempuan untuk mendapatkan rujukan bantuan lebih lanjut.
Ayo, bareng-bareng jadi warganet yang bijak!
Rahma Indina Harbani
Kontributor GenSINDO
Institut Pertanian Bogor
Instagram: @rahmaharbani
Konten ini sudah dihapus oleh sang pemilik akun. Perlu kamu tahu, pelecehan seksual yang viral juga sempat terjadi pada 2018 dan 2019. Mulai dari kasus yang berlokasi di rumah sakit hingga di sebuah acara fashion.
Semuanya mengundang keresahan warga karena wajah dari korban terpampang jelas tanpa sensor. Membuka peluang identitas korban untuk diketahui.
Foto: Shutterstock
Dikutip dari SAFEnet melalui akun Twitter-nya, mengajak warganet untuk gak membagikan konten pelecehan seksual dalam bentuk apapun terutama bagi yang masih memuat identitas korban. Ini karena dikhawatirkan bakal memperparah trauma korban. Apa bedanya kalau begitu kita dengan pelaku, kan?
Akun @iamshiomonkey pun ikut berkomentar bahwa kasus ini yang seolah punya dua mata koin yang berbeda sisi.
“Kemaren sempet mikir gini sih. Terutama itu terpampang jelas banget. Aku mikir dibuat viral memang membantu kasus di-up dan cepat ditanggapi, tapi dari sisi sebagai korban dan keluarga korban ditonton khalayak ramai sedang dilecehkan, I can’t imagine. Better langsung lapor, ya,” tulisnya.
Nah, gimana berlaku dengan bijak kalau kamu nemu postingan tentang pelecehan seksual? Berikut ini pesan-pesan penting yang dikutip dari SAFEnet.
1. STOP DI KAMU
Foto: Freepik
a. Jangan disebarkan kalau konten tersebut memuat identitas korban, seperti data pribadi atau wajah korban dengan jelas. Jejak digital itu abadi.
b. Jangan disebarkan kalau kamu gak punya informasi detail tentang kejadian tersebut dan hanya menyebar ketakutan. Jangan disebarkan kalo tujuannya mencari atensi di dunia maya. Jejak digital itu abadi, jangan hancurkan hidup korban demi kepuasan pribadi yang hanya sesaat.
2. SEBARKAN HANYA JIKA..
Foto: Freepik
a. Kamu bisa memastikan telah menjaga identitas korban kekerasan seksual tersebut. Ingat, jejak digital itu abadi. Blur atau kaburkan identitas dan wajah korban sebelum kamu membagikan fotonya.
b. Kamu punya informasi penting yang bermanfaat dan bisa diverifikasi saat dibagikan atau diposting ulang.
3. LAPORKAN
Foto: Freepik
a. Kalau postingan kekerasan seksual diunggah tanpa memerhatikan dan merahasiakan identitas korban, terutama oleh akun yang mengejar viralitas postingan dan menerima endorsement, laporkan postingan tersebut ke pihak platform media sosial. Ini adalah bentuk kekerasan online berupa “monetisasi” atas postingan bermuatan kekerasan seksual.
b. Kalau kamu memiliki informasi lebih detail atas kejadian seksual tersebut, segera laporkan ke pihak berwenang, atau hubungi Komnas Perempuan untuk mendapatkan rujukan bantuan lebih lanjut.
Ayo, bareng-bareng jadi warganet yang bijak!
Rahma Indina Harbani
Kontributor GenSINDO
Institut Pertanian Bogor
Instagram: @rahmaharbani
(her)