CERMIN: Nostalgia Bersama Whitney Houston
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 1982. Saya baru masuk TK dan belajar membaca. Sementara Whitney Houston menandatangani kontrak rekamannya dengan Clive Davispada usia 19 tahun.
Setelahnya, dunia mengenal Whitney Houston sebagai penyanyi karismatik dengan kekuatan dan jangkauan suara yang luar biasa indah. Pada tahun 1985, radio di seluruh dunia memutar Saving All My Love For You dan mulai menempatkannya dalam radar industri musik.
Istilah The Voice disematkan padanya karena ia dinilai mewakili suara sebuah zaman. Tak ada yang menandingi Whitney dalam soal bernyanyi karena karunia itu datangnya dari Tuhan. “God gives you a gift, you got to use it right, “ kata ibunya selalu mengingatkannya. Dunia mengingatnya dari masa ke masa dengan banyak lagu populer dalam istilah Clive, “vocally ambitious”, yang hanya bisa dinyanyikan Whitney seorang.
Tapi popularitas selalu punya dua sisi mata uang. Ia berkah sekaligus kutukan. Whitney mulai merasa tak nyaman ketika kehidupan pribadinya dikorek terlalu dalam dan akhirnya ia menceburkan diri terlalu dalam ke dalam lautan narkoba yang kelak akan menenggelamkannya.
Foto: Sony Pictures Releasing
Dalam film I Wanna Dance with Somebody”, sutradara Kasi Lemmons berupaya membuka tabir demi tabir kehidupan Whitney. Sayangnya yang dikupas pun sebagian besar hal yang sudah dibahas tabloid ribuan kali sehingga terasa tak istimewa.
Kasi tak berusaha mendorong lebih banyak drama dari skenario dibanding sekadar hanya mereplikasi riwayat hidup Whitney yang bisa kita baca di Wikipedia. Padahal dengan embel-embel nama Anthony McCarten yang sebelumnya menulis Bohemian Rhapsody, kita berharap film ini juga punya kualitas setara.
Baca Juga: CERMIN: Pulang adalah Perkara Rindu
Tapi mungkin bukan drama yang ingin ditawarkan film ini tapi nostalgia. Mereka yang besar pada era 1980-1990-an tak mungkin tak terpapar dengan puluhan lagu yang terdengar tiap hari di radio dari Whitney Houston. Dalam film, kita mendengarnya begitu lantang.
I Wanna Dance with Somebody, I Will Always Love You hingga I Have Nothing tentu saja melemparkan penonton ke masa-masa muda ketika dunia masih sederhana. Kita melihat Whitney berakting dalam The Bodyguardyang beroleh Razzie Awards (penghargaan untuk film terburuk) dan melambungkan namanya ke puncak popularitas.
Foto: Sony Pictures Releasing
Dan Kasi, juga Anthony, masih berhasil memperlihatkan sisi manusiawi Whitney. Desas-desus soal dirinya yang pencinta sejenis dikonfirmasi dalam film ini, juga bagaimana ia membangun hubungan asmara beracun dengan Bobby Brown, dan bagaimana ia tenggelam dan menenggelamkan dirinya dalam narkoba. Sementara Whitney juga punya Clive yang selalu setia mendampinginya berkarier hingga akhir hayatnya.
Bohemian Rhapsodymemang menjual nostalgia dan ia juga menjual cerita yang dijalin dengan solid. Sayangnya I Wanna Dance with Somebody tak punya faktor yang disebut terakhir meski ia punya Naomi Ackie yang cemerlang bertransformasi menjadi Whitney. Tapi film ini punya Tamara Tunie yang luar biasa sebagai Cissy Houston, ibu Whitney dan Stanley Tucci sebagai Clive Davis.
Foto: Sony Pictures Releasing
Kita memang butuh nostalgia tapi juga masih butuh drama. Diam-diam kita merindukan lengkingan suara Whitney di radio. Diam-diam kita kangen membaca kisah hidupnya yang kacau di tabloid. Tapi kita juga butuh melihat kisahnya yang lebih dramatis sebagaimana mestinya dalam film.
Baca Juga: 6 Perbedaan Knives Out 2 dengan Film Pertamanya yang Bikin Ceritanya Seru
Sayup-sayup suara Whitney terdengar dari radio yang terputar dari ruang kerja. Suaranya yang melengking dan dramatis yang selalu membuat kita melihat Whitney sebagai pencerita yang brilian. Hari itu 11 Februari 2012, tubuhnya ditemukan tak bernyawa di bathtub kamar mandi hotel tempatnya menginap, Beverly Hilton Hotel, Beverly Hills, California.
… Everybody searching for a hero
People need someone to look up to
I never found anyone who fulfill my needs
A lonely place to be
And so I learned to depend on me
I WANNA DANCE WITH SOMEBODY
Produser: Clive Davis, Matt Jackson, Jeff Kalligheri, Thad Luckinbill, Trent Luckinbill, Anthony McCarten, Lawrence Mestel, Denis O’Sullivan, Christina Papagjika, Matthew Salloway, Molly Smith
Sutradara: Kasi Lemmons
Penulis Skenario: Anthony McCarten
Pemain: Naomi Ackie, Stanley Tucci, Tamara Tunie
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
Setelahnya, dunia mengenal Whitney Houston sebagai penyanyi karismatik dengan kekuatan dan jangkauan suara yang luar biasa indah. Pada tahun 1985, radio di seluruh dunia memutar Saving All My Love For You dan mulai menempatkannya dalam radar industri musik.
Istilah The Voice disematkan padanya karena ia dinilai mewakili suara sebuah zaman. Tak ada yang menandingi Whitney dalam soal bernyanyi karena karunia itu datangnya dari Tuhan. “God gives you a gift, you got to use it right, “ kata ibunya selalu mengingatkannya. Dunia mengingatnya dari masa ke masa dengan banyak lagu populer dalam istilah Clive, “vocally ambitious”, yang hanya bisa dinyanyikan Whitney seorang.
Tapi popularitas selalu punya dua sisi mata uang. Ia berkah sekaligus kutukan. Whitney mulai merasa tak nyaman ketika kehidupan pribadinya dikorek terlalu dalam dan akhirnya ia menceburkan diri terlalu dalam ke dalam lautan narkoba yang kelak akan menenggelamkannya.
Foto: Sony Pictures Releasing
Dalam film I Wanna Dance with Somebody”, sutradara Kasi Lemmons berupaya membuka tabir demi tabir kehidupan Whitney. Sayangnya yang dikupas pun sebagian besar hal yang sudah dibahas tabloid ribuan kali sehingga terasa tak istimewa.
Kasi tak berusaha mendorong lebih banyak drama dari skenario dibanding sekadar hanya mereplikasi riwayat hidup Whitney yang bisa kita baca di Wikipedia. Padahal dengan embel-embel nama Anthony McCarten yang sebelumnya menulis Bohemian Rhapsody, kita berharap film ini juga punya kualitas setara.
Baca Juga: CERMIN: Pulang adalah Perkara Rindu
Tapi mungkin bukan drama yang ingin ditawarkan film ini tapi nostalgia. Mereka yang besar pada era 1980-1990-an tak mungkin tak terpapar dengan puluhan lagu yang terdengar tiap hari di radio dari Whitney Houston. Dalam film, kita mendengarnya begitu lantang.
I Wanna Dance with Somebody, I Will Always Love You hingga I Have Nothing tentu saja melemparkan penonton ke masa-masa muda ketika dunia masih sederhana. Kita melihat Whitney berakting dalam The Bodyguardyang beroleh Razzie Awards (penghargaan untuk film terburuk) dan melambungkan namanya ke puncak popularitas.
Foto: Sony Pictures Releasing
Dan Kasi, juga Anthony, masih berhasil memperlihatkan sisi manusiawi Whitney. Desas-desus soal dirinya yang pencinta sejenis dikonfirmasi dalam film ini, juga bagaimana ia membangun hubungan asmara beracun dengan Bobby Brown, dan bagaimana ia tenggelam dan menenggelamkan dirinya dalam narkoba. Sementara Whitney juga punya Clive yang selalu setia mendampinginya berkarier hingga akhir hayatnya.
Bohemian Rhapsodymemang menjual nostalgia dan ia juga menjual cerita yang dijalin dengan solid. Sayangnya I Wanna Dance with Somebody tak punya faktor yang disebut terakhir meski ia punya Naomi Ackie yang cemerlang bertransformasi menjadi Whitney. Tapi film ini punya Tamara Tunie yang luar biasa sebagai Cissy Houston, ibu Whitney dan Stanley Tucci sebagai Clive Davis.
Foto: Sony Pictures Releasing
Kita memang butuh nostalgia tapi juga masih butuh drama. Diam-diam kita merindukan lengkingan suara Whitney di radio. Diam-diam kita kangen membaca kisah hidupnya yang kacau di tabloid. Tapi kita juga butuh melihat kisahnya yang lebih dramatis sebagaimana mestinya dalam film.
Baca Juga: 6 Perbedaan Knives Out 2 dengan Film Pertamanya yang Bikin Ceritanya Seru
Sayup-sayup suara Whitney terdengar dari radio yang terputar dari ruang kerja. Suaranya yang melengking dan dramatis yang selalu membuat kita melihat Whitney sebagai pencerita yang brilian. Hari itu 11 Februari 2012, tubuhnya ditemukan tak bernyawa di bathtub kamar mandi hotel tempatnya menginap, Beverly Hilton Hotel, Beverly Hills, California.
… Everybody searching for a hero
People need someone to look up to
I never found anyone who fulfill my needs
A lonely place to be
And so I learned to depend on me
I WANNA DANCE WITH SOMEBODY
Produser: Clive Davis, Matt Jackson, Jeff Kalligheri, Thad Luckinbill, Trent Luckinbill, Anthony McCarten, Lawrence Mestel, Denis O’Sullivan, Christina Papagjika, Matthew Salloway, Molly Smith
Sutradara: Kasi Lemmons
Penulis Skenario: Anthony McCarten
Pemain: Naomi Ackie, Stanley Tucci, Tamara Tunie
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
(ita)