10 Film Superhero dari Terjelek sampai Terbaik di Sepanjang 2022
loading...
A
A
A
Sepanjang 2022, penggemar superhero dimanjakan dengan sejumlah film di genre ini yang terbukti seru untuk diikuti. Tapi, meski sukses secara komersial, film-film ini tidak diterima begitu saja oleh kritikus, dan sebagian penggemar, tentu saja. Ada banyak film superhero yang benar-benar menghibur, tapi ada juga yang membuat kecewa.
Penonton dan kritikus mungkin tidak menemukan kata sepakat terhadap sejumlah film superhero yang dirilis tahun ini. Makanya, di situs seperti Rotten Tomatoes, skor yang diberikan kritikus kadang lebih rendah dari yang diberikan audiens. Meski, dalam sejumlah kasus, baik kritikus dan penonton punya pendapat yang sama dan memberikan skor yang nyaris mirip.
Biasanya, kualitas cenderung mempengaruhi konnsumsi. Tanpa ada lagi film superhero yang dijadwalkan dirilis pada tahun ini, penggemar kasual yang ketinggalan satu atau dua film akan mencari rekomendasi terbaik. Salah satu caranya adalah dengan melihat skor film itu di Rotten Tomatoes. Jadi, film superhero apa yang paling jelek dan terbaik sepanjang 2022 ini menurut Rotten Tomatoes? Simak ulasannya berikut ini!
Foto: The Hollywood Reporter
Pengumuman kalau salah satu vampir paling mengerikan Marvel akan datang ke layar lebar membawa banyak kegembiraan. Begitu juga casting salah satu aktor karakter method terbaik, yaitu Jared Leto. Sayang, produk akhirnya mengecewakan.
Kritikus berjuang menemukan struktur plot unik di Morbius karena plot tentang ilmuwan yang berubah menjadi monster setelah melakukan eksperimen pada dirinya sendiri sudah berkali-kali dibuat. Penggemar juga mengeluhkan tentang CGI-nya yang jelek, yang dianggap tidak termaafkan di era di mana teknologi VFX sudah maju. Secara keseluruhan, ini mungkin adalah usaha terlemah Sony dengan lisensi Marvel mereka sejauh ini. Morbius bisa ditonton di Netflix.
Foto: The New York Times
Dwayne Johnson selalu dilihat sebagai aktor yang sempurna untuk memerankan Black Adam, antihero yang dibangunkan setelah tidur selama 5.000 tahun. Ketika film ini akhirnya tiba, penggemar menikmatinya. Tapi, di mata kritikus, ada banyak ruang untuk perbaikan.
Meski kritikus film dicaci karena tidak suka Black Adam, ketidaksukaan mereka itu bisa dibenarkan. Film terakhir DCEU itu punya sejumlah adegan laga terbaik dari film apa pun di 2022. Tapi, film ini ditahan oleh lini cerita yang tipis, protagonis yang kaku, dan penjahat yang tidak menarik. Untungnya, ada sejumlah momen yang bisa menutupi kekurangan film ini, yang paling mencolok adalah penampilan Superman di adegan pascakredit. Black Adam bisa ditonton di HBO Go mulai 16 Desember.
Foto: The Hollywood Reporter
Samaritan adalah usaha Sylvester Stallone menggambarkan vigilante berkekuatan super penyendiri yang kembali memerangi kejahatan. Film ini sebenarnya tidak seburuk yang diimplikasikan skor Rotten Tomatoes. Aktor itu memberikan pertarungan dan dialog lucu yang diharapkan penggemar darinya.
Sayangnya, Samaritan tidak menonjol di lanskap film superhero yang berpenduduk padat. Sementara cerita tentang “orang tangguh” tua yang bekerja dengan seorang anak selalu menarik jantung penonton, template ini sudah digunakan dengan lebih baik di tempat lain. Film ini mengingatkan pada Road to Perdition-nya Tom Hanks dalam versi superhero. Tapi, perbandingan ini tidaklah pas.
Foto: Marvel
Penggemar dan kritikus punya masalah yang sama dengan Thor: Love and Thunder, yaitu terlalu banyak lelucon. Biasanya, itu bukanlah masalah, terutama karena jelas kalau itu bukan masalah di Thor: Ragnarok. Tapi, film ini ditayangkan ketika MCU sudah dituduh mengubah pahlawan yang biasanya serius menjadi karikatur.
Love and Thunder juga menghadapi tuduhan CGI jelek. Tapi, meng-casting sejumlah aktor bagus membantu film ini sukses. Dikenal selalu memberikan penampilan kuat, Christian Bale dengan bahagia mengemban beban film itu sebagai Gorr ketika yang lain di sekitarnya melakukan yang terbaik dengan skrip yang agak tidak teratur. Thor: Love and Thunder bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
Foto: CNN
Plot DC League of Super-Pets tentang salah satu penjahat paling ikonis Superman yang menculik anggota Justice League dijamin akan membuat penggemar senang. Begitu juga dengan casting Dwayne Johnson dan Kevin Hart. Seperti yang diharapkan, chemistry-nya sangat bisa dilihat.
Secara umum, kualitas DC League of Super-Pets ditingkatkan oleh animasi bagus yang bisa dinikmati kaum dewasa muda, dengan dialog cerdas untuk orang dewasa, dan penampilan cameo dari sejumlah karakter DC favorit penggemar. Film ini beruntung dari ekspektasi biasa karena tidak ada yang berharap ada film yang berfokus pada hewan berkuatan super seperti Krypto si Anjing Super mengubah wajah sinema. Penggemar mendapatkan apa yang mereka mau di sini, yang lebih sulit ketimbang kedengarannya. DC League of Super-Pets bisa ditonton di HBO Go.
Foto: IMDb
Dalam hal tone dan kualitas, Doctor Strange 2 memenuhi dan melampaui ekspektasi sebagian besar penggemar. Banyak yang berharap Sam Raimi akan membawa banyak kekaguman seperti yang dia lakukan pada trilogi Spider-Man di awal 2000-an. Sinematografi dan rangkaian aksinya adalah semua yang diharapkan penggemar.
Sutradara Multiverse of Madness itu juga mengejutkan semua orang dengan film superhero bernuansa horor. Raimi dikenal atas film-film Evil Dead-nya dan formula horo belum pernah bersinar di MCU. Tanpa jump scare, penonton juga disuguhi penampilan ciamik dari Elizabeth Olsen. Semua itu menambah bobot film yang sukses di box office ini. Doctor Strange in the Multiverse of Madness bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
Foto: Vanity Fair
Selama di sebagian besar durasinya, Black Panther: Wakanda Forever terasa seperti tribute untuk seorang bintang yang gugur. Menghormati Chadwick Boseman adalah langkah hangat di lanskap Hollywood yang sering memilih meng-casting ulang aktor yang meninggal dunia. Paling tidak, mereka menambahkan dedikasi di opening dan kredit penutup film.
Keputusan ini membantu Wakanda Forever jadi terasa lebih menonjol dibanding film lain Marvel. Film ini juga tidak menarik pukulannya dan bahkan membunuh karakter utama lain MCU. Dengan plot tanpa cacat, dan penyerbuan ke Wakanda dianggap sebagai salah satu adegan pertarungan terbaik MCU, sekuel ini melakukan apa yang harus dilakukan. Mengecewakan harapan bukanlah pilihan di sini.
Foto: Variety
Di komik, Batman sudah lama dikenal sebagai Detektif Terhebat di Dunia. Tapi, itu adalah sisi karakter ini yang cenderung diabaikan, terutama di adaptasi film. Tapi, di The Batman, sutradara Matt Reeves menempatkan kemampuan investigasi Batman itu di depan dan kritikus meresponsnya dengan apresiatif. Versi baru dan mematikan The Riddler juga menarik penggemar komik dan film, dengan menciptakan cerita berlaju lebih pelan yang dilumuri rasa takut dan harapan.
Sebagian besar, The Batman terasa lebih seperti crime thriller ketimbang sebuah film superhero yang membuatnya berbeda dari karakter yang sama versi Christopher Nolan yang lebih populer. Ada chemistry karakter yang bagus juga, terutama antara Batman dan Jim Gordon. Menyinggung Selina Kyle sebagai cewek yang ditaksir ketimbang mengubahnya menjadi pacar juga membantu film ini jadi terasa segar dan baru. Ini adalah cerita tersendiri dan tidak membuat ulang asal usul yang sudah terlalu dikenal. The Batman bisa ditonton di HBO Go.
Foto: Decider
Film TV pertama MCU, Werewolf by Night, diterima dengan baik. Biasanya, mengisahkan cerita tentang karakter komik samar berarti mengambil risiko tinggi, tapi ini terbayarkan di sini karena audiens tidak terkubur dalam konten dan dongeng. Bahkan, FTV ini berhasil tidak hanya membungkus manusia serigalanya, Jack Russell, tapi juga favorit penggemar seperti Man-Thing dan Elsa Bloodstone.
Dengan durasi 53 menit, Werewolf by Night ini tepat dan pas. FTV ini tidak meninggalkan ruang tidak sempurna yang bisa diangkat para kritikus. Meskipun membangunnya sebagai tayangan khusus Halloween membatasi dirinya, itu membuat film ini jadi lebih penting bagi para penggemar. Werewolf by Night bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
Foto: Variety
Guardians of the Galaxy Holiday Special adalah film Natal pertama MCU. Sebagian besar film Natal berfokus pada komedi dan kisah cinta. Tapi, penggemar pun suka melihat para superhero turut serta dalam kemeriahan itu. Holiday Special punya semua bahan James Gunn yang turut membuat karya sebelumnya sukses. Dari desain karakter hebat hingga tawa tanpa akhir, film itu tidak kehilangan satu nada pun.
Dengan plot paling sederhana dalam sejarah MCU, film itu juga bisa dicerna dengan sangat mudah. Jelasnya, penggemar Guardians pasti menyerbu film ini, tapi Marvel tidak hanya menempatkan usaha minimal di sini. Itu adalah film sederhana, tapi tidak pernah kehilangan langkah. Ini membuatnya menjadi salah satu usaha terbaik Marvel dalam 10 tahun terakhir. Guardians of the Galaxy Holiday Special bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
Penonton dan kritikus mungkin tidak menemukan kata sepakat terhadap sejumlah film superhero yang dirilis tahun ini. Makanya, di situs seperti Rotten Tomatoes, skor yang diberikan kritikus kadang lebih rendah dari yang diberikan audiens. Meski, dalam sejumlah kasus, baik kritikus dan penonton punya pendapat yang sama dan memberikan skor yang nyaris mirip.
Biasanya, kualitas cenderung mempengaruhi konnsumsi. Tanpa ada lagi film superhero yang dijadwalkan dirilis pada tahun ini, penggemar kasual yang ketinggalan satu atau dua film akan mencari rekomendasi terbaik. Salah satu caranya adalah dengan melihat skor film itu di Rotten Tomatoes. Jadi, film superhero apa yang paling jelek dan terbaik sepanjang 2022 ini menurut Rotten Tomatoes? Simak ulasannya berikut ini!
10. Morbius — 15%
Foto: The Hollywood Reporter
Pengumuman kalau salah satu vampir paling mengerikan Marvel akan datang ke layar lebar membawa banyak kegembiraan. Begitu juga casting salah satu aktor karakter method terbaik, yaitu Jared Leto. Sayang, produk akhirnya mengecewakan.
Kritikus berjuang menemukan struktur plot unik di Morbius karena plot tentang ilmuwan yang berubah menjadi monster setelah melakukan eksperimen pada dirinya sendiri sudah berkali-kali dibuat. Penggemar juga mengeluhkan tentang CGI-nya yang jelek, yang dianggap tidak termaafkan di era di mana teknologi VFX sudah maju. Secara keseluruhan, ini mungkin adalah usaha terlemah Sony dengan lisensi Marvel mereka sejauh ini. Morbius bisa ditonton di Netflix.
9. Black Adam — 39%
Foto: The New York Times
Dwayne Johnson selalu dilihat sebagai aktor yang sempurna untuk memerankan Black Adam, antihero yang dibangunkan setelah tidur selama 5.000 tahun. Ketika film ini akhirnya tiba, penggemar menikmatinya. Tapi, di mata kritikus, ada banyak ruang untuk perbaikan.
Meski kritikus film dicaci karena tidak suka Black Adam, ketidaksukaan mereka itu bisa dibenarkan. Film terakhir DCEU itu punya sejumlah adegan laga terbaik dari film apa pun di 2022. Tapi, film ini ditahan oleh lini cerita yang tipis, protagonis yang kaku, dan penjahat yang tidak menarik. Untungnya, ada sejumlah momen yang bisa menutupi kekurangan film ini, yang paling mencolok adalah penampilan Superman di adegan pascakredit. Black Adam bisa ditonton di HBO Go mulai 16 Desember.
8. Samaritan — 39%
Foto: The Hollywood Reporter
Samaritan adalah usaha Sylvester Stallone menggambarkan vigilante berkekuatan super penyendiri yang kembali memerangi kejahatan. Film ini sebenarnya tidak seburuk yang diimplikasikan skor Rotten Tomatoes. Aktor itu memberikan pertarungan dan dialog lucu yang diharapkan penggemar darinya.
Sayangnya, Samaritan tidak menonjol di lanskap film superhero yang berpenduduk padat. Sementara cerita tentang “orang tangguh” tua yang bekerja dengan seorang anak selalu menarik jantung penonton, template ini sudah digunakan dengan lebih baik di tempat lain. Film ini mengingatkan pada Road to Perdition-nya Tom Hanks dalam versi superhero. Tapi, perbandingan ini tidaklah pas.
7. Thor: Love and Thunder — 64%
Foto: Marvel
Penggemar dan kritikus punya masalah yang sama dengan Thor: Love and Thunder, yaitu terlalu banyak lelucon. Biasanya, itu bukanlah masalah, terutama karena jelas kalau itu bukan masalah di Thor: Ragnarok. Tapi, film ini ditayangkan ketika MCU sudah dituduh mengubah pahlawan yang biasanya serius menjadi karikatur.
Love and Thunder juga menghadapi tuduhan CGI jelek. Tapi, meng-casting sejumlah aktor bagus membantu film ini sukses. Dikenal selalu memberikan penampilan kuat, Christian Bale dengan bahagia mengemban beban film itu sebagai Gorr ketika yang lain di sekitarnya melakukan yang terbaik dengan skrip yang agak tidak teratur. Thor: Love and Thunder bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
6. DC League of Super-Pets — 73%
Foto: CNN
Plot DC League of Super-Pets tentang salah satu penjahat paling ikonis Superman yang menculik anggota Justice League dijamin akan membuat penggemar senang. Begitu juga dengan casting Dwayne Johnson dan Kevin Hart. Seperti yang diharapkan, chemistry-nya sangat bisa dilihat.
Secara umum, kualitas DC League of Super-Pets ditingkatkan oleh animasi bagus yang bisa dinikmati kaum dewasa muda, dengan dialog cerdas untuk orang dewasa, dan penampilan cameo dari sejumlah karakter DC favorit penggemar. Film ini beruntung dari ekspektasi biasa karena tidak ada yang berharap ada film yang berfokus pada hewan berkuatan super seperti Krypto si Anjing Super mengubah wajah sinema. Penggemar mendapatkan apa yang mereka mau di sini, yang lebih sulit ketimbang kedengarannya. DC League of Super-Pets bisa ditonton di HBO Go.
5. Doctor Strange in the Multiverse of Madness — 74%
Foto: IMDb
Dalam hal tone dan kualitas, Doctor Strange 2 memenuhi dan melampaui ekspektasi sebagian besar penggemar. Banyak yang berharap Sam Raimi akan membawa banyak kekaguman seperti yang dia lakukan pada trilogi Spider-Man di awal 2000-an. Sinematografi dan rangkaian aksinya adalah semua yang diharapkan penggemar.
Sutradara Multiverse of Madness itu juga mengejutkan semua orang dengan film superhero bernuansa horor. Raimi dikenal atas film-film Evil Dead-nya dan formula horo belum pernah bersinar di MCU. Tanpa jump scare, penonton juga disuguhi penampilan ciamik dari Elizabeth Olsen. Semua itu menambah bobot film yang sukses di box office ini. Doctor Strange in the Multiverse of Madness bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
4. Black Panther: Wakanda Forever — 84%
Foto: Vanity Fair
Selama di sebagian besar durasinya, Black Panther: Wakanda Forever terasa seperti tribute untuk seorang bintang yang gugur. Menghormati Chadwick Boseman adalah langkah hangat di lanskap Hollywood yang sering memilih meng-casting ulang aktor yang meninggal dunia. Paling tidak, mereka menambahkan dedikasi di opening dan kredit penutup film.
Keputusan ini membantu Wakanda Forever jadi terasa lebih menonjol dibanding film lain Marvel. Film ini juga tidak menarik pukulannya dan bahkan membunuh karakter utama lain MCU. Dengan plot tanpa cacat, dan penyerbuan ke Wakanda dianggap sebagai salah satu adegan pertarungan terbaik MCU, sekuel ini melakukan apa yang harus dilakukan. Mengecewakan harapan bukanlah pilihan di sini.
3. The Batman — 85%
Foto: Variety
Di komik, Batman sudah lama dikenal sebagai Detektif Terhebat di Dunia. Tapi, itu adalah sisi karakter ini yang cenderung diabaikan, terutama di adaptasi film. Tapi, di The Batman, sutradara Matt Reeves menempatkan kemampuan investigasi Batman itu di depan dan kritikus meresponsnya dengan apresiatif. Versi baru dan mematikan The Riddler juga menarik penggemar komik dan film, dengan menciptakan cerita berlaju lebih pelan yang dilumuri rasa takut dan harapan.
Sebagian besar, The Batman terasa lebih seperti crime thriller ketimbang sebuah film superhero yang membuatnya berbeda dari karakter yang sama versi Christopher Nolan yang lebih populer. Ada chemistry karakter yang bagus juga, terutama antara Batman dan Jim Gordon. Menyinggung Selina Kyle sebagai cewek yang ditaksir ketimbang mengubahnya menjadi pacar juga membantu film ini jadi terasa segar dan baru. Ini adalah cerita tersendiri dan tidak membuat ulang asal usul yang sudah terlalu dikenal. The Batman bisa ditonton di HBO Go.
2. Werewolf by Night — 90%
Foto: Decider
Film TV pertama MCU, Werewolf by Night, diterima dengan baik. Biasanya, mengisahkan cerita tentang karakter komik samar berarti mengambil risiko tinggi, tapi ini terbayarkan di sini karena audiens tidak terkubur dalam konten dan dongeng. Bahkan, FTV ini berhasil tidak hanya membungkus manusia serigalanya, Jack Russell, tapi juga favorit penggemar seperti Man-Thing dan Elsa Bloodstone.
Dengan durasi 53 menit, Werewolf by Night ini tepat dan pas. FTV ini tidak meninggalkan ruang tidak sempurna yang bisa diangkat para kritikus. Meskipun membangunnya sebagai tayangan khusus Halloween membatasi dirinya, itu membuat film ini jadi lebih penting bagi para penggemar. Werewolf by Night bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
1. Guardians of the Galaxy Holiday Special — 92%
Foto: Variety
Guardians of the Galaxy Holiday Special adalah film Natal pertama MCU. Sebagian besar film Natal berfokus pada komedi dan kisah cinta. Tapi, penggemar pun suka melihat para superhero turut serta dalam kemeriahan itu. Holiday Special punya semua bahan James Gunn yang turut membuat karya sebelumnya sukses. Dari desain karakter hebat hingga tawa tanpa akhir, film itu tidak kehilangan satu nada pun.
Dengan plot paling sederhana dalam sejarah MCU, film itu juga bisa dicerna dengan sangat mudah. Jelasnya, penggemar Guardians pasti menyerbu film ini, tapi Marvel tidak hanya menempatkan usaha minimal di sini. Itu adalah film sederhana, tapi tidak pernah kehilangan langkah. Ini membuatnya menjadi salah satu usaha terbaik Marvel dalam 10 tahun terakhir. Guardians of the Galaxy Holiday Special bisa ditonton di Disney+ Hotstar.
(alv)