10 Serial Anime Cerdas untuk Penonton Pintar di Ranker
loading...
A
A
A
Setelah serangakaian bencana ekologi, sebagian besar umat manusia meninggalkan bumi. Mereka yang tidak cukup beruntung untuk kabur, bertahan hidup di kota-kota berkubah bersama para robot yang disebut AutoReivs. Di salah satu kubah, seorang detektif bernama Re-L Maier menginvestigasi serangkaian pembunuhan yang dilakukan sebuah Proxy, AutoReivs mirip dewa yang ditugaskan memerintah dan melindungi permukiman manusia yang tersisa.
Sementara Proxy seharusnya tidak hidup, ada yang mulai berpikir dan menolak ide yang ditanamkan pencipta mereka di diri mereka. Ergo Proxy adalah sebuah pandangan sibernatik tentang kebahagiaan. Serial ini membuat audiens bertanya-tanya tentang tujuan sejati umat manusia dan hubungan antara manusia dengan mesin.
Foto: Slash Film
Light Yagami adalah siswa SMA yang biasa saja. Tapi, setelah menemukan buku tulis milik seorang Shinigami, hidupnya berubah. Dia segera tahu kalau siapa pun yang namanya tertulis di buku itu akan mati, dan dia bahkan bisa menspesifikasi cara mereka mati. Light segera mulai menggunakan buku itu untuk membunuh para penjahat dan menimbulkan merek keadilannya sendiri terhadap mereka yang menghalanginya.
Death Note menyajikan berbagai situasi abu-abu secara moral. Serial ini juga mengeksplorasi cara di mana kekuasaan itu diselewengkan, meskipun seharusnya berada di tangan orang yang benar. Tentu saja, sebagian besar orang yang dibunuh Light berada di sisi yang salah, tapi dia pun tidak lebih baik dari mereka.
Foto: Gojinshi
Psycho-Pass adalah serial sci-fi dystopian. Serial ini mengisahkan tentang Shinya Kogami yang menjadi penegak bagi Sistem Sybil, program pemerintah yang terus memindai kondisi mental publik untuk menaksir apakah orang itu punya sifat kriminal laten. Ini membuat pihak berwenang bisa menghentikan penjahat sebelum mereka benar-benar melakukan tindakan kriminal.
Meskipun kondisi mental orang itu berubah setelah insiden traumatis, ini bisa memunculkan bendera merah yang membuat mereka ditahan. Serial ini mempertanyakan ide penjahat bawaan dan apakah menangkap orang sebelum mereka melakukan kesalahan itu etis, asalkan tindakan ilegal itu pasti akan terjadi. Setelah menonton serial ini, orang mungkin akan mengira-ira apakah sistem seperti itu bisa berhasil di dunia nyata atau apakah orang memang menginginkannya.
Foto: Polygon
Di Kota Niihama, di Jepang futuristik, sebagian besar orang ditingkatkan secara sibernetik atau bergantung pada robot untuk kebutuhan sehari-hari. Ketika sebuah virus mulai mengacaukan masyarakat, Kapten Motoko Kusanagi ditugasi menginvestigasi serangkaian pembunuhan yang terasosiasi dengan wabah virus tersebut.
Ini kemudian membawanya menemukan rahasia gelap tentang dirinya sendiri. Film ini mempertanyakan moraliltas di zaman futuristik. Ghost in the Shell juga menawarkan sekilas pandangan atas ke mana arah dunia di saat manusia menjadi begitu bergantung pada teknologi.
Foto: Anime Geek
Dr. Kenzo Tenma adalah seorang dokter bedah berbakat Jepang yang tinggal di Jerman. Dia kemudian bertemu Johan Liebert, salah satu mantan pasiennya. Tenma menyelamatkan nyawa Johan sekitar 9 tahun sebelumnya. Sayangnya, saat itu, Johan telah menjadi seorang psikopat yang melakukan pembunuhan di mana-mana dan memanipulasi orang untuk membunuh. Tenma kemudian tahu kalau Johan adalah produk rencana pemerintah untuk menciptakan tentara super yang diubah secara psikologis di Jerman Timur.
Tenma pun bersumpah menyelamatkan nyawa Johan dengan mengakhiri kekejamannya. Anime ini mengeksplorasi dinamika antara pasien dan dokter. Serial ini kemudian mempertanyakan, ketika orang menyelamatkan orang lain, dan orang itu berbuat jahat, seberapa terlibatkah si penyelamat itu?
Sementara Proxy seharusnya tidak hidup, ada yang mulai berpikir dan menolak ide yang ditanamkan pencipta mereka di diri mereka. Ergo Proxy adalah sebuah pandangan sibernatik tentang kebahagiaan. Serial ini membuat audiens bertanya-tanya tentang tujuan sejati umat manusia dan hubungan antara manusia dengan mesin.
4. Death Note
Foto: Slash Film
Light Yagami adalah siswa SMA yang biasa saja. Tapi, setelah menemukan buku tulis milik seorang Shinigami, hidupnya berubah. Dia segera tahu kalau siapa pun yang namanya tertulis di buku itu akan mati, dan dia bahkan bisa menspesifikasi cara mereka mati. Light segera mulai menggunakan buku itu untuk membunuh para penjahat dan menimbulkan merek keadilannya sendiri terhadap mereka yang menghalanginya.
Death Note menyajikan berbagai situasi abu-abu secara moral. Serial ini juga mengeksplorasi cara di mana kekuasaan itu diselewengkan, meskipun seharusnya berada di tangan orang yang benar. Tentu saja, sebagian besar orang yang dibunuh Light berada di sisi yang salah, tapi dia pun tidak lebih baik dari mereka.
3. Psycho-Pass
Foto: Gojinshi
Psycho-Pass adalah serial sci-fi dystopian. Serial ini mengisahkan tentang Shinya Kogami yang menjadi penegak bagi Sistem Sybil, program pemerintah yang terus memindai kondisi mental publik untuk menaksir apakah orang itu punya sifat kriminal laten. Ini membuat pihak berwenang bisa menghentikan penjahat sebelum mereka benar-benar melakukan tindakan kriminal.
Meskipun kondisi mental orang itu berubah setelah insiden traumatis, ini bisa memunculkan bendera merah yang membuat mereka ditahan. Serial ini mempertanyakan ide penjahat bawaan dan apakah menangkap orang sebelum mereka melakukan kesalahan itu etis, asalkan tindakan ilegal itu pasti akan terjadi. Setelah menonton serial ini, orang mungkin akan mengira-ira apakah sistem seperti itu bisa berhasil di dunia nyata atau apakah orang memang menginginkannya.
2. Ghost in the Shell
Foto: Polygon
Di Kota Niihama, di Jepang futuristik, sebagian besar orang ditingkatkan secara sibernetik atau bergantung pada robot untuk kebutuhan sehari-hari. Ketika sebuah virus mulai mengacaukan masyarakat, Kapten Motoko Kusanagi ditugasi menginvestigasi serangkaian pembunuhan yang terasosiasi dengan wabah virus tersebut.
Ini kemudian membawanya menemukan rahasia gelap tentang dirinya sendiri. Film ini mempertanyakan moraliltas di zaman futuristik. Ghost in the Shell juga menawarkan sekilas pandangan atas ke mana arah dunia di saat manusia menjadi begitu bergantung pada teknologi.
1. Monster
Foto: Anime Geek
Dr. Kenzo Tenma adalah seorang dokter bedah berbakat Jepang yang tinggal di Jerman. Dia kemudian bertemu Johan Liebert, salah satu mantan pasiennya. Tenma menyelamatkan nyawa Johan sekitar 9 tahun sebelumnya. Sayangnya, saat itu, Johan telah menjadi seorang psikopat yang melakukan pembunuhan di mana-mana dan memanipulasi orang untuk membunuh. Tenma kemudian tahu kalau Johan adalah produk rencana pemerintah untuk menciptakan tentara super yang diubah secara psikologis di Jerman Timur.
Tenma pun bersumpah menyelamatkan nyawa Johan dengan mengakhiri kekejamannya. Anime ini mengeksplorasi dinamika antara pasien dan dokter. Serial ini kemudian mempertanyakan, ketika orang menyelamatkan orang lain, dan orang itu berbuat jahat, seberapa terlibatkah si penyelamat itu?
(alv)