12 Film dengan CGI Paling Jelek, Ada yang Masuk Nominasi Oscar
loading...
A
A
A
Computer-generated imagery alias CGI sudah menjadi hal lumrah di film saat ini, dari film action, superhero, sci-fi sampai epik fantasi. Avatar buatan James Cameron adalah pendobrak dan revolusioner dalam penggunaan CGI di seluruh film, dieksekusi lewat motion capture. Tapi, tidak semua film sukses menggunakan CGI.
CGI dikenal sangat sulit dan mahal untuk bisa dilakukan dengan tepat. Jadi, bukan hal yang mengejutkan kalau banyak film yang punya sekuens CGI yang jelek. Adegan aksi besar dan efek de-aging tetap yang paling sulit dilakukan. Pakar bisa menemukan kekurangan dalam sebagian besar CGI. Tapi, film terjelek punya kesalahan CGI yang bahkan bisa dilihat audiens.
Ada banyak film yang dikenal punya reputasi buruk karena CGI. Bahkan, sejumlah film dengan CGI paling jelek ini berhasil mengembangkan fanbase. Sementara yang lainnya disingkirkan penggemar. Apa saja film dengan CGI paling jelek? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
Foto: YouTube
Justice League yang tayang di bioksop menampilkan cerita recut dari sutradara Joss Whedon setelah Zack Snyder meninggalkan proyek ini. Film ini menampilkan tone bary dan lebih ringan yang mengimajinasikan ulang karakter hampir dari dasar. Misalnya, Joss memotong adegan penting Cyborg yang mengubah ceritanya. Justice League juga menampilkan sedikit adegan yang diambil ulang termasuk CGI yang jelek.
Sementara adegan pertarungannya dipertanyakan, ada sejumlah masalah terpampang nyata yang mengecewakan penggemar. Lomba lari antar Superman dan Flash nyaris terlalu kabur untuk ditonton. Tapi, yang paling buruk adalah usaha menghilangkan kumis Henry Cavill di adegan syuting ulang. Hasilnya adalah penampakan mengerikan yang mengecewakan penonton.
Foto: The New York Times
Dwayne “The Rock” Johnson bukanlah orang aneh untuk tampil di film action konyol. Skyscraper pas dan telah menjadi film action bagi bukan pencinta genre ini. Audiens telah mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap CGI di film. Sayangnya, CGI membuat aksi menarik terlihat seperti adegan dari video game.
Dari memanjat balok baja hingga meluncur ke luar gedung, seluruh film mungkin dianimasikan dengan baik. Dwayne terlihat tidak apda tempatnya di latar green screen, yang membuat Skyscraper sebagai film CGI yang terlupakan. Penggemar film lain Dwayne seperti San Andreas mungkin akan menemukan sesuatu untuk disukai di Skyscraper.
Foto: Little White Lies
Ini adalah film jelek untuk banyak alasan. Tapi, yang paling terlihat adalah penggunaan CGI. Film ini mengejutkan banyak penggemar yang mengira franchise ini sudah selesai dengan The Last Crusade pada 1989. Di film ini, Jones dan teman-temannya, termasuk pacar dan anaknya, harus berusaha menembus agen Soviet demi mendapatkan reliks alien.
Tidak hanya penyebutan alien di Indiana Jones itu konyol, tapi film ini sangat bergantung pada CGI. Sayangnya, penggunaan CGI tidak berkontribusi apa pun pada plotnya. Dari ledakan nuklir dan anak Jones yang bergantungan di hutan seperti Tarzan, GGI ini gagal memikat penggemar seperti seri keempat serial ini.
Foto: YouTube
Reboot King Kong yang dilakukan Peter Jackson ini menampilkan cerita yang indah dan langkah besar dalam motion capture. Sayang, CGI-nya masih terlihat tidak realistik dan sering membawa audiens keluar dari atmosfir film. Motion capture-nya, yang dilakukan veteran Andy Serkis, memberi Kong setting gerakan realistis.
Tapi, cara Kong berinteraksi dengan lingkungannya sangat mengejutkan. Audiens dengan jelas bisa membedakan apa itu efek praktis dan apa yang dilakukan dengan CGI. Selain itu, lingkungan CGI seperti hutan dan kotanya gagal memberikan kesan. Bahkan, sejumlah CGI awal menua dengan baik. Tapi, banyak lingkungan King Kong seperti video game murahan ketimbang blockbuster Hollywood.
Foto: The Movie Isle
Cats direspons dengan buruk baik oleh audiens dan kritikus. Film ini jadi terkenal karena visual yang aneh dan ganjil. Adaptasi live action drama Broadway ini kehilangan kredibilitasnya karena menciptakan hybrid manusia/kucing CGI. Apalagi, karakternya berukuran terlalu kecil kalau dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Ini artinya, penungukurannya juga tidak pas dengan linkungan digital yang diciptakan artis.
Cats sebenarnya adalah film belum selesai yang terburu-buru ditayangkan di bioskop. Ini terlihat dengan banyaknya elemen karakter yang belum selesai, termasuk tangan manusia, bukan cakar. Selain itu, penonton dengan cepat menunjuk buruknya pencahayaan di banyak adegan, yang membuat karakternya terlihat lebih tidak realistis dan aneh.
Foto: IMDb
Ang Lee menukangi versi bioskop live action pertama Hulk. Kritikus CGI She-Hulk akan punya sedikit masalah dengan penggunaan CGI Hulk untuk menghidupkan karakter itu di layar lebar. Sementara transformasi karakter itu ditangani dengan baik, model sebenarnya karakter itu cacat dan tidak bergerak dengan baik.
Masalah lain dengan film ini adalah penggunaan CGI berlebihan untuk menciptakan musuh baru seperti Hulk Dogs. Ancaman berisi gamma itu ditujukan agar mengganggu, tapi malah terlihat seperti kartun. Hulk mungkin salah satu superhero film terkuat. Tapi kekuatannya hilang akibat CGI yang jelek.
Foto: MovieWeb
Catwoman menampilkan seleksi aneh CGI yang terlalu digayakan. Sebagian besar terjadi saat adegan aksi atau akrobatik, dengan sutradaranya lebih suka model CGI Catwoman yang melakukan aksi itu ketimbang manusia. Ini adalah keputusan yang buruk. Sebagian besar CGI acrobat membuat karakternya terlihat elastis dan cair.
CGI jelek Catwoman diperburuk dengan keputusan pembuat film untuk membuat Catwoman puluhan kali melompat ke udara dan mulai berjalan seperti penggoda yang berkeliaran. Sudah menjadi rahasia umum kalau sebagian besar anggaran film digunakan untuk membayar bintang daripada departemen VFX, dan itu ditampilkan di layar.
Foto: India Times
Film kedua dari trilogi The Matrix ini adalah film yang menghibur dengan menampilkan konsep hebat. Tapi, film ini jauh terlalu ambisius di masanya. Audiens bisa memaafkan sekuens aksi dan stunt-nya karena realitas simulasi film itu. Sayang, ada satu adegan yang terlalu kacau bagi penggemar.
Pertarungan Neo melawan ratusan klona Agen Smith tidak pas bahkan untuk standar game PS2. Model karaker Neo bukan manusia dan jelas ada green screen di awal dan akhir. Sementara adegan ini sangat bisa dinikmati karena sudah ditiru di banyak media, sangat sulit untuk mengabaikan karakter CGI yang jelek itu.
Foto: Screen Rant
Black Panther adalah fim bagus yang tampil baik di box office karena karakter dan pembangunan dunianya yang bagus. Tapi, seperti banyak film modern Marvel, film ini menderita karena terlalu bergantung pada CGI, bukan efek praktis. Film ini menampilkan sekuens aksi yang ambisius, dari pertarungan satu lawan satu sampai sekuens perang yang lebih besar. Film ini bahkan masuk nominasi Oscar sebagai film terbaik pada 2019.
Fakta kalau kostum T’Challa dibuat seluruhnya dengan CGI adalah salah satu masalah film ini. Selain itu, seperti Catwoman, gerakan Black Panther juga memperlihatkan sifat aneh CGI. Ini diperburuk dengan fakta kalau editornya memutuskan untuk menambahkan motion blur untuk menyembunyikan banyak kesalahan CGI.
Foto: CinemaBlend
Green Lantern menampilkan superhero lain dengan kostum yang seluruhnya dibuat dengan CGI. Kejernihan kostum hijaunya dan cara kostum itu berinteraksi dengan kulit Ryan Reynolds sangat tidak wajar sehingga hampir terlihat kalau Ryan dicat dengan cairan kental. Apalagi, topengnya menutupi matanya, yang kemudian juga harus dianimasikan seperti karakter video game bukan aktor di film.
Proporsi tubuh Ryan juga aneh, seperti pinggang kecil, tangan kurus, dan pundak besar. Dia jadi terlihat seperti kartun ketimbang seorang pria. Banyak karakter sekunder lain yang dibuat seutuhnya dengan CGI, dan juga konstruksi hijau yang dibuat oleh cincin kekuatan mereka. Bahkan, Paralallax yang jahat pun gagal memberikan kesan kepada penggemar karena penampilan CGI-nya yang jelek.
Foto: The New York Times
Cerita Sharknado itu sebenarnya tidak ada, aksinya tidak enak dilihat, dan aktingnya jelek. Tapi, yang terburuk di film ini adalah CGI-nya, yang termasuk sejumlah hiu putih besar terbang. Tidak ada yang bagus tentang CGI ini. Tidak hanya karena benar-benar tidak realistik, tapi juga karena hiunya secara biologis tidak tepat.
Warnanya tidak pas sepanjang film yang membuat apa pun CGI-nya segera terlihat. Sharknado adalah produk di masanya, tapi tidak ada ampun bagi sejumlah kesalahan di film ini. Dari simulasi darah mirip lem hingga hingga pemodelan astronot yang rapuh, Sharknado adalah kekejian CGI yang entah bagaimana melahirkan franchise dengan CGI yang sama buruknya.
Foto: Bloody Disgusting
The Mummy Returns adalah sekuel reboot The Mummy. Di film ini, Scorpion King yang diperankan Dwayne Johnson mendapatkan tempat sebagai salah satu kreasi CGI paling jelek dalam sejarah sinema. Karena saat itu Dwayne masih menjadi pegulat profesional, dia tidak bisa memberikan cukup cuplikan referensi untuk artis digital yang kemudian harus mengisi kekosongan untuk penampilan terakhir.
Scorpion King adalah monster separuh manusia separuh kalajengking dengan bekas luka mengerikan dan capit di tangan. Sementara ini terdengar seperti konsep hebat, artisnya tidak bisa mewujudkannya dengan baik. Pencahayaannya kacau, gerakannya kaku dan gelisah. Pemasangan wajahnya jelek seperti wajah itu dibuat dari tanah liat. Itu adalah produk di masanya yang akan terus menghantui audiens.
CGI dikenal sangat sulit dan mahal untuk bisa dilakukan dengan tepat. Jadi, bukan hal yang mengejutkan kalau banyak film yang punya sekuens CGI yang jelek. Adegan aksi besar dan efek de-aging tetap yang paling sulit dilakukan. Pakar bisa menemukan kekurangan dalam sebagian besar CGI. Tapi, film terjelek punya kesalahan CGI yang bahkan bisa dilihat audiens.
Ada banyak film yang dikenal punya reputasi buruk karena CGI. Bahkan, sejumlah film dengan CGI paling jelek ini berhasil mengembangkan fanbase. Sementara yang lainnya disingkirkan penggemar. Apa saja film dengan CGI paling jelek? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
12. Justice League — 2017
Foto: YouTube
Justice League yang tayang di bioksop menampilkan cerita recut dari sutradara Joss Whedon setelah Zack Snyder meninggalkan proyek ini. Film ini menampilkan tone bary dan lebih ringan yang mengimajinasikan ulang karakter hampir dari dasar. Misalnya, Joss memotong adegan penting Cyborg yang mengubah ceritanya. Justice League juga menampilkan sedikit adegan yang diambil ulang termasuk CGI yang jelek.
Sementara adegan pertarungannya dipertanyakan, ada sejumlah masalah terpampang nyata yang mengecewakan penggemar. Lomba lari antar Superman dan Flash nyaris terlalu kabur untuk ditonton. Tapi, yang paling buruk adalah usaha menghilangkan kumis Henry Cavill di adegan syuting ulang. Hasilnya adalah penampakan mengerikan yang mengecewakan penonton.
11. Skyscraper — 2018
Foto: The New York Times
Dwayne “The Rock” Johnson bukanlah orang aneh untuk tampil di film action konyol. Skyscraper pas dan telah menjadi film action bagi bukan pencinta genre ini. Audiens telah mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap CGI di film. Sayangnya, CGI membuat aksi menarik terlihat seperti adegan dari video game.
Dari memanjat balok baja hingga meluncur ke luar gedung, seluruh film mungkin dianimasikan dengan baik. Dwayne terlihat tidak apda tempatnya di latar green screen, yang membuat Skyscraper sebagai film CGI yang terlupakan. Penggemar film lain Dwayne seperti San Andreas mungkin akan menemukan sesuatu untuk disukai di Skyscraper.
10. Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull — 2008
Foto: Little White Lies
Ini adalah film jelek untuk banyak alasan. Tapi, yang paling terlihat adalah penggunaan CGI. Film ini mengejutkan banyak penggemar yang mengira franchise ini sudah selesai dengan The Last Crusade pada 1989. Di film ini, Jones dan teman-temannya, termasuk pacar dan anaknya, harus berusaha menembus agen Soviet demi mendapatkan reliks alien.
Tidak hanya penyebutan alien di Indiana Jones itu konyol, tapi film ini sangat bergantung pada CGI. Sayangnya, penggunaan CGI tidak berkontribusi apa pun pada plotnya. Dari ledakan nuklir dan anak Jones yang bergantungan di hutan seperti Tarzan, GGI ini gagal memikat penggemar seperti seri keempat serial ini.
9. King Kong — 2005
Foto: YouTube
Reboot King Kong yang dilakukan Peter Jackson ini menampilkan cerita yang indah dan langkah besar dalam motion capture. Sayang, CGI-nya masih terlihat tidak realistik dan sering membawa audiens keluar dari atmosfir film. Motion capture-nya, yang dilakukan veteran Andy Serkis, memberi Kong setting gerakan realistis.
Tapi, cara Kong berinteraksi dengan lingkungannya sangat mengejutkan. Audiens dengan jelas bisa membedakan apa itu efek praktis dan apa yang dilakukan dengan CGI. Selain itu, lingkungan CGI seperti hutan dan kotanya gagal memberikan kesan. Bahkan, sejumlah CGI awal menua dengan baik. Tapi, banyak lingkungan King Kong seperti video game murahan ketimbang blockbuster Hollywood.
8. Cats — 2019
Foto: The Movie Isle
Cats direspons dengan buruk baik oleh audiens dan kritikus. Film ini jadi terkenal karena visual yang aneh dan ganjil. Adaptasi live action drama Broadway ini kehilangan kredibilitasnya karena menciptakan hybrid manusia/kucing CGI. Apalagi, karakternya berukuran terlalu kecil kalau dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Ini artinya, penungukurannya juga tidak pas dengan linkungan digital yang diciptakan artis.
Cats sebenarnya adalah film belum selesai yang terburu-buru ditayangkan di bioskop. Ini terlihat dengan banyaknya elemen karakter yang belum selesai, termasuk tangan manusia, bukan cakar. Selain itu, penonton dengan cepat menunjuk buruknya pencahayaan di banyak adegan, yang membuat karakternya terlihat lebih tidak realistis dan aneh.
7. Hulk — 2003
Foto: IMDb
Ang Lee menukangi versi bioskop live action pertama Hulk. Kritikus CGI She-Hulk akan punya sedikit masalah dengan penggunaan CGI Hulk untuk menghidupkan karakter itu di layar lebar. Sementara transformasi karakter itu ditangani dengan baik, model sebenarnya karakter itu cacat dan tidak bergerak dengan baik.
Masalah lain dengan film ini adalah penggunaan CGI berlebihan untuk menciptakan musuh baru seperti Hulk Dogs. Ancaman berisi gamma itu ditujukan agar mengganggu, tapi malah terlihat seperti kartun. Hulk mungkin salah satu superhero film terkuat. Tapi kekuatannya hilang akibat CGI yang jelek.
6. Catwoman — 2004
Foto: MovieWeb
Catwoman menampilkan seleksi aneh CGI yang terlalu digayakan. Sebagian besar terjadi saat adegan aksi atau akrobatik, dengan sutradaranya lebih suka model CGI Catwoman yang melakukan aksi itu ketimbang manusia. Ini adalah keputusan yang buruk. Sebagian besar CGI acrobat membuat karakternya terlihat elastis dan cair.
CGI jelek Catwoman diperburuk dengan keputusan pembuat film untuk membuat Catwoman puluhan kali melompat ke udara dan mulai berjalan seperti penggoda yang berkeliaran. Sudah menjadi rahasia umum kalau sebagian besar anggaran film digunakan untuk membayar bintang daripada departemen VFX, dan itu ditampilkan di layar.
5. The Matrix Reloaded — 2003
Foto: India Times
Film kedua dari trilogi The Matrix ini adalah film yang menghibur dengan menampilkan konsep hebat. Tapi, film ini jauh terlalu ambisius di masanya. Audiens bisa memaafkan sekuens aksi dan stunt-nya karena realitas simulasi film itu. Sayang, ada satu adegan yang terlalu kacau bagi penggemar.
Pertarungan Neo melawan ratusan klona Agen Smith tidak pas bahkan untuk standar game PS2. Model karaker Neo bukan manusia dan jelas ada green screen di awal dan akhir. Sementara adegan ini sangat bisa dinikmati karena sudah ditiru di banyak media, sangat sulit untuk mengabaikan karakter CGI yang jelek itu.
4. Black Panther — 2018
Foto: Screen Rant
Black Panther adalah fim bagus yang tampil baik di box office karena karakter dan pembangunan dunianya yang bagus. Tapi, seperti banyak film modern Marvel, film ini menderita karena terlalu bergantung pada CGI, bukan efek praktis. Film ini menampilkan sekuens aksi yang ambisius, dari pertarungan satu lawan satu sampai sekuens perang yang lebih besar. Film ini bahkan masuk nominasi Oscar sebagai film terbaik pada 2019.
Fakta kalau kostum T’Challa dibuat seluruhnya dengan CGI adalah salah satu masalah film ini. Selain itu, seperti Catwoman, gerakan Black Panther juga memperlihatkan sifat aneh CGI. Ini diperburuk dengan fakta kalau editornya memutuskan untuk menambahkan motion blur untuk menyembunyikan banyak kesalahan CGI.
3. Green Lantern — 2011
Foto: CinemaBlend
Green Lantern menampilkan superhero lain dengan kostum yang seluruhnya dibuat dengan CGI. Kejernihan kostum hijaunya dan cara kostum itu berinteraksi dengan kulit Ryan Reynolds sangat tidak wajar sehingga hampir terlihat kalau Ryan dicat dengan cairan kental. Apalagi, topengnya menutupi matanya, yang kemudian juga harus dianimasikan seperti karakter video game bukan aktor di film.
Proporsi tubuh Ryan juga aneh, seperti pinggang kecil, tangan kurus, dan pundak besar. Dia jadi terlihat seperti kartun ketimbang seorang pria. Banyak karakter sekunder lain yang dibuat seutuhnya dengan CGI, dan juga konstruksi hijau yang dibuat oleh cincin kekuatan mereka. Bahkan, Paralallax yang jahat pun gagal memberikan kesan kepada penggemar karena penampilan CGI-nya yang jelek.
2. Sharknado — 2013
Foto: The New York Times
Cerita Sharknado itu sebenarnya tidak ada, aksinya tidak enak dilihat, dan aktingnya jelek. Tapi, yang terburuk di film ini adalah CGI-nya, yang termasuk sejumlah hiu putih besar terbang. Tidak ada yang bagus tentang CGI ini. Tidak hanya karena benar-benar tidak realistik, tapi juga karena hiunya secara biologis tidak tepat.
Warnanya tidak pas sepanjang film yang membuat apa pun CGI-nya segera terlihat. Sharknado adalah produk di masanya, tapi tidak ada ampun bagi sejumlah kesalahan di film ini. Dari simulasi darah mirip lem hingga hingga pemodelan astronot yang rapuh, Sharknado adalah kekejian CGI yang entah bagaimana melahirkan franchise dengan CGI yang sama buruknya.
1. The Mummy Returns — 2001
Foto: Bloody Disgusting
The Mummy Returns adalah sekuel reboot The Mummy. Di film ini, Scorpion King yang diperankan Dwayne Johnson mendapatkan tempat sebagai salah satu kreasi CGI paling jelek dalam sejarah sinema. Karena saat itu Dwayne masih menjadi pegulat profesional, dia tidak bisa memberikan cukup cuplikan referensi untuk artis digital yang kemudian harus mengisi kekosongan untuk penampilan terakhir.
Scorpion King adalah monster separuh manusia separuh kalajengking dengan bekas luka mengerikan dan capit di tangan. Sementara ini terdengar seperti konsep hebat, artisnya tidak bisa mewujudkannya dengan baik. Pencahayaannya kacau, gerakannya kaku dan gelisah. Pemasangan wajahnya jelek seperti wajah itu dibuat dari tanah liat. Itu adalah produk di masanya yang akan terus menghantui audiens.
(alv)