Pengen Menonjol dan Eksis? Bikin Personal Branding-mu Sendiri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Apa yang terlintas dalam pikiran kamu saat mendengar kata "brand"? Pasti ada yang langsung memikirkan merek suatu produk atau layanan jasa. Tapi, apa jadinya kalau merek ini melekat pada diri seseorang?
Istilah ini sering disebut dengan personal branding. Personal branding bisa diartikan sebagai strategi seseorang dalam membangun citra diri di mata orang lain.
Foto: Pixabay
Dikutip dari buku "Personal Branding Kunci Kesuksesan Anda Berkiprah di Dunia Politik" karya Dewi Haroen yang dirilis pada 2014, personal branding adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang seperti kepribadian, nilai, dan bagaimana semua itu menimbulkan persepsi positif yang bisa digunakan sebagai alat pemasaran.
Nah, kalau begitu, sama aja, dong, personal branding dengan pencitraan? Boleh dibilang, memang sama. Tapi, poin penting dalam personal branding adalah cara menciptakan citra diri dalam konteks yang positif dan sesuai dengan nilai diri. Ini sedikit berbeda dengan pencitraan yang persepsinya di mata masyarakat cenderung negatif karena dianggap membuat sesuatu yanggak sesuai dengan realita yang ada.
Foto: Pixabay
Pertanyaannya, kenapa kita perlu membangun personal branding atau citra diri? Toh, kita bukan politikus atau seleb yang senantiasa dipandang oleh masyarakat.
Menurut Syifa Wulandari selaku Koordinator Mimpi Besar.id Jakarta, organisasi anak muda yang berfokus pada bidang pendidikan, personal branding penting untuk dibangun supaya kita bisa diingat oleh orang lain.
Personal branding inilah yang akan menggambarkan bahwa diri kita layak dipilih dibandingkan kandidiat lain. Misalnya saat seleksi beasiswa, organisasi, atau dalam urusan karier saat melamar kerja.
Foto: Pixabay
Saat mendengar nama Steve Jobs atau Bill Gates, yang pertama terlintas dalam pikiran kita pasti adalah teknologi atau produk yang mereka bikin, yaitu Apple dan Microsoft. Ini membuktikan bahwa dengan membangun citra diri yang baik, bakal memudahkan kita saat membuka bisnis dan menciptakan peluang yang lebih besar karena sebelumnya kita telah memiliki merek diri dan keunggulan diri dibandingkan orang lain.
Pastinya, membangun citra diri gak bisa dilakukan dalam sekejap. Langkah awal dalam membangunnya adalah dengan mengetahui nilai diri secara utuh. Tujuannya supaya saat membangunnya, bisa dilakukan dengan jujur berdasarkan realita yang ada.
Foto: Pixabay
Setelah itu, kita bisa mulai melakukan hal-hal yang berkaitan dengan hal yang ingin kita tonjolkan dan fokus pada hal tersebut. Misalnya, kalau kita ingin dikenal sebagai programmer yang andal tentunya kita harus mengerti tentang bahasa pemrograman, algoritma, dan lain sebagainya. Atau ingin dikenal sebagai gamer, maka kita mesti rajin bicara soal game di media sosial. Nah, jadi personal brandingharus kita bentuk lewat CV, media sosial, blog, dan saluran lainnya.
Nah, sayangnya, masih ada orang yang ragu-ragu untuk menciptakan personal branding-nya. Kenapa, ya?
“Insecurites atau rasa tidak percaya diri dan anggapan aku mah apa atuh, serta kurangnya rasa bangga bahwa diri kita bisa melakukannya karena faktor self hate, overthinking, dan omongan orang lain, adalah hal utama yang menghambat kita dalam membangun personal branding,” jelas Syifa.
Foto: Pixabay
Syifa memberikan tips kalau kita mengalami masalah tersebut, yaitu dengan mencari lingkaran pertemanan yang bisa mendukung dan bisa bikin kita berkembang.
"Kalau kita tidak percaya bahwa diri kita bisa, maka carilah orang yang percaya bahwa kita bisa. Selain itu, jangan terpaku dengan omongan orang lain dan fokuslah pada apa yang ingin kamu lakukan,” tegasnya.
Jadi, apa, nih, nilai unggul yang ada dalam dirimu yang mau kamu bikin jadi personal branding-mu?
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
Istilah ini sering disebut dengan personal branding. Personal branding bisa diartikan sebagai strategi seseorang dalam membangun citra diri di mata orang lain.
Foto: Pixabay
Dikutip dari buku "Personal Branding Kunci Kesuksesan Anda Berkiprah di Dunia Politik" karya Dewi Haroen yang dirilis pada 2014, personal branding adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang seperti kepribadian, nilai, dan bagaimana semua itu menimbulkan persepsi positif yang bisa digunakan sebagai alat pemasaran.
Nah, kalau begitu, sama aja, dong, personal branding dengan pencitraan? Boleh dibilang, memang sama. Tapi, poin penting dalam personal branding adalah cara menciptakan citra diri dalam konteks yang positif dan sesuai dengan nilai diri. Ini sedikit berbeda dengan pencitraan yang persepsinya di mata masyarakat cenderung negatif karena dianggap membuat sesuatu yanggak sesuai dengan realita yang ada.
Foto: Pixabay
Pertanyaannya, kenapa kita perlu membangun personal branding atau citra diri? Toh, kita bukan politikus atau seleb yang senantiasa dipandang oleh masyarakat.
Menurut Syifa Wulandari selaku Koordinator Mimpi Besar.id Jakarta, organisasi anak muda yang berfokus pada bidang pendidikan, personal branding penting untuk dibangun supaya kita bisa diingat oleh orang lain.
Personal branding inilah yang akan menggambarkan bahwa diri kita layak dipilih dibandingkan kandidiat lain. Misalnya saat seleksi beasiswa, organisasi, atau dalam urusan karier saat melamar kerja.
Foto: Pixabay
Saat mendengar nama Steve Jobs atau Bill Gates, yang pertama terlintas dalam pikiran kita pasti adalah teknologi atau produk yang mereka bikin, yaitu Apple dan Microsoft. Ini membuktikan bahwa dengan membangun citra diri yang baik, bakal memudahkan kita saat membuka bisnis dan menciptakan peluang yang lebih besar karena sebelumnya kita telah memiliki merek diri dan keunggulan diri dibandingkan orang lain.
Pastinya, membangun citra diri gak bisa dilakukan dalam sekejap. Langkah awal dalam membangunnya adalah dengan mengetahui nilai diri secara utuh. Tujuannya supaya saat membangunnya, bisa dilakukan dengan jujur berdasarkan realita yang ada.
Foto: Pixabay
Setelah itu, kita bisa mulai melakukan hal-hal yang berkaitan dengan hal yang ingin kita tonjolkan dan fokus pada hal tersebut. Misalnya, kalau kita ingin dikenal sebagai programmer yang andal tentunya kita harus mengerti tentang bahasa pemrograman, algoritma, dan lain sebagainya. Atau ingin dikenal sebagai gamer, maka kita mesti rajin bicara soal game di media sosial. Nah, jadi personal brandingharus kita bentuk lewat CV, media sosial, blog, dan saluran lainnya.
Nah, sayangnya, masih ada orang yang ragu-ragu untuk menciptakan personal branding-nya. Kenapa, ya?
“Insecurites atau rasa tidak percaya diri dan anggapan aku mah apa atuh, serta kurangnya rasa bangga bahwa diri kita bisa melakukannya karena faktor self hate, overthinking, dan omongan orang lain, adalah hal utama yang menghambat kita dalam membangun personal branding,” jelas Syifa.
Foto: Pixabay
Syifa memberikan tips kalau kita mengalami masalah tersebut, yaitu dengan mencari lingkaran pertemanan yang bisa mendukung dan bisa bikin kita berkembang.
"Kalau kita tidak percaya bahwa diri kita bisa, maka carilah orang yang percaya bahwa kita bisa. Selain itu, jangan terpaku dengan omongan orang lain dan fokuslah pada apa yang ingin kamu lakukan,” tegasnya.
Jadi, apa, nih, nilai unggul yang ada dalam dirimu yang mau kamu bikin jadi personal branding-mu?
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
(it)