10 Film Marvel Paling Mengecewakan Banyak Penggemar
loading...
A
A
A
Sementara tidak sebagus trilogi Sam Raimi, The Amazing Spider-Man punya penggemarnya, yang melihatnya sebagai update modern yang dibutuhkan manusia laba-laba itu. Terlebih, penggambaran Andrew Garfield sebagai Peter Parker dipuji sebagai penemuan asli. Tapi, keasyikan itu menguap ketika sekuelnya tayang di bioskop.
The Amazing Spider-Man 2 muncul sebagai setup semesta sinematik Spider-Man ketimbang sebuah sekuel. Bahkan, dengan mengabaikan pem-franchise-an sinis ini, sekuel ini kelebihan plot dan benang yang berjuntaian yang tidak pernah diselesaikan. Penggemar film pertama melihat ini dan menolak sekuel itu dalam kekecewaan.
Foto: Hulu
Selain dibintangi Nicolas Cage, film pertama Ghost Rider sangat terlupakan. Pada titik terbaiknya, itu adalah film yang mudah dilewatkan dari langkah pertama aneh Marvel pada awal 2000-an. Tapi, ketika diumumkan kalau sutradara dua film Crank, Mark Neveldine dan Brian Taylor, akan menukangi sekuel film ini di bawah bendera Marvel Knights, penggemar pun gembira.
Dari trailer-nya, Spirit of Vengeance sepertinya adalah tepian subversif yang dibutuhkan genre superhero pada 2011. Alih-alih, semua yang ditawarkan film ini adalah pilihan kreatif aneh yang tidak menyelamatkan film aksi biasa-biasa saja. Penggemar yang ingin melihat sejumlah keberanian di film Marvel malah menemukannya di Punisher: War Zone.
Foto: Disney Plus
Ketika diumumkan kali pertama pada 2017, The New Mutants dibangun sebagai film superhero bertema horor pertama. Penggemar pun tak sabar menanti. Tapi karena situasi tertentu, perilisan film itu ditunda selama bertahun-tahun sebelum diam-diam tayang di layanan streaming pada 2020. Penggemar sudah berharap kalau film yang sudah lama dinanti itu layak ditonton. Tapi, mereka malah harus menelan kekecewaan.
Meski menjanjikan film horor dengan superhero, film ini malah menjadi drama slice-of-life dengan atmosfir menakutkan. Terlebih, film ini membosankan dan tidak asyik. Doctor Strange in the Multiverse of Madness-lah yang menjadi film Marvel yang sukses mengombinasikan elemen superhero dan horor.
Foto: Disney Plus
Menyusul kesuksesan Blade, X-Men, dan terutama Spider-Man, gerakan besar selanjutnya Marvel adalah memberi kesempatan bagi Daredevil. Penggemar Man Without Fear ini pun sangat senang. Ini bukan hanya karena pahlawan kesayangan mereka akhirnya mendapatkan film, tapi, karena cast-nya bertaburan bintang, termasuk Ben Affleck, Jennifer Garner, Michael Clarke Duncan, Colin Farrell, dan lain-lain.
Daredevil dicaci maki kritikus dan penggemar ketika dirilis. Tapi, itu bukan karena kesalahan film itu. Semengecewakannya Daredevil di bioskop, itu ditebus dengan director’s cut rating dewasa yang lebih bagus. Dengan begitu, mau versi mana pun, Daredevil butuh rasa terbaik. Sebagian besar penggemar suka serial Daredevil di Netflix.
Foto: Disney Plus
Pentingnya Iron Man terhadap MCU dan pop culture tidak bisa cukup dilebih-lebihkan. Tapi, sekuelnya tidak menghidupkan standar tinggi yang dibangunnya. Iron Man 2 adalah follow up yang canggung. Tapi, penggemar bersedia mengabaikannya karena Tony Stark jadi lebih baik di The Avengers. Iron Man 3 berjanji mengembalikan semua ke jalurnya.
Alih-alih menjadi masa tergelap Tony, Iron Man 3 malah jadi parodi. Yang lebih buruk, film ini dimulai seperti pembalasan dramatis Tony sebelum berubah menjadi parade lelucon dengan twist Mandarin menjadi punchline paling terkenal. Iron Man 3 memecah penggemar sejak hari pembukaan dan itu berlanjut sampai sekarang. Banyak penggemar merasa kecewa dan mengolok-olok sekuel ini.
The Amazing Spider-Man 2 muncul sebagai setup semesta sinematik Spider-Man ketimbang sebuah sekuel. Bahkan, dengan mengabaikan pem-franchise-an sinis ini, sekuel ini kelebihan plot dan benang yang berjuntaian yang tidak pernah diselesaikan. Penggemar film pertama melihat ini dan menolak sekuel itu dalam kekecewaan.
4. Ghost Rider: Spirit of Vengeance
Foto: Hulu
Selain dibintangi Nicolas Cage, film pertama Ghost Rider sangat terlupakan. Pada titik terbaiknya, itu adalah film yang mudah dilewatkan dari langkah pertama aneh Marvel pada awal 2000-an. Tapi, ketika diumumkan kalau sutradara dua film Crank, Mark Neveldine dan Brian Taylor, akan menukangi sekuel film ini di bawah bendera Marvel Knights, penggemar pun gembira.
Dari trailer-nya, Spirit of Vengeance sepertinya adalah tepian subversif yang dibutuhkan genre superhero pada 2011. Alih-alih, semua yang ditawarkan film ini adalah pilihan kreatif aneh yang tidak menyelamatkan film aksi biasa-biasa saja. Penggemar yang ingin melihat sejumlah keberanian di film Marvel malah menemukannya di Punisher: War Zone.
3. The New Mutants
Foto: Disney Plus
Ketika diumumkan kali pertama pada 2017, The New Mutants dibangun sebagai film superhero bertema horor pertama. Penggemar pun tak sabar menanti. Tapi karena situasi tertentu, perilisan film itu ditunda selama bertahun-tahun sebelum diam-diam tayang di layanan streaming pada 2020. Penggemar sudah berharap kalau film yang sudah lama dinanti itu layak ditonton. Tapi, mereka malah harus menelan kekecewaan.
Meski menjanjikan film horor dengan superhero, film ini malah menjadi drama slice-of-life dengan atmosfir menakutkan. Terlebih, film ini membosankan dan tidak asyik. Doctor Strange in the Multiverse of Madness-lah yang menjadi film Marvel yang sukses mengombinasikan elemen superhero dan horor.
2. Daredevil
Foto: Disney Plus
Menyusul kesuksesan Blade, X-Men, dan terutama Spider-Man, gerakan besar selanjutnya Marvel adalah memberi kesempatan bagi Daredevil. Penggemar Man Without Fear ini pun sangat senang. Ini bukan hanya karena pahlawan kesayangan mereka akhirnya mendapatkan film, tapi, karena cast-nya bertaburan bintang, termasuk Ben Affleck, Jennifer Garner, Michael Clarke Duncan, Colin Farrell, dan lain-lain.
Daredevil dicaci maki kritikus dan penggemar ketika dirilis. Tapi, itu bukan karena kesalahan film itu. Semengecewakannya Daredevil di bioskop, itu ditebus dengan director’s cut rating dewasa yang lebih bagus. Dengan begitu, mau versi mana pun, Daredevil butuh rasa terbaik. Sebagian besar penggemar suka serial Daredevil di Netflix.
1. Iron Man 3
Foto: Disney Plus
Pentingnya Iron Man terhadap MCU dan pop culture tidak bisa cukup dilebih-lebihkan. Tapi, sekuelnya tidak menghidupkan standar tinggi yang dibangunnya. Iron Man 2 adalah follow up yang canggung. Tapi, penggemar bersedia mengabaikannya karena Tony Stark jadi lebih baik di The Avengers. Iron Man 3 berjanji mengembalikan semua ke jalurnya.
Alih-alih menjadi masa tergelap Tony, Iron Man 3 malah jadi parodi. Yang lebih buruk, film ini dimulai seperti pembalasan dramatis Tony sebelum berubah menjadi parade lelucon dengan twist Mandarin menjadi punchline paling terkenal. Iron Man 3 memecah penggemar sejak hari pembukaan dan itu berlanjut sampai sekarang. Banyak penggemar merasa kecewa dan mengolok-olok sekuel ini.
(alv)