Ganti Studio, 10 Anime Ini Bikin Kecewa Penggemarnya
loading...
A
A
A
Salah satu kekurangan di industri anime adalah waktu dan sumber daya terbatas. Studio anime butuh waktu untuk menciptakan karya terbaik mereka. Tapi, sering kali mereka tidak punya jadwal untuk mengakomodasinya.
komisi produksi anime butuh serial mereka terus berlanjut. Jadi, mereka tidak punya pilihan lain selain memindahkan anime merka ke studio lain yang punya waktu untuk mengerjakan anime itu. Tapi, tidak semua anime yang pindah studio ini memuaskan hasilnya.
Perbedaan tone, gaya seni, dan animasi sedikit mempengaruhi perubahan studio ini. Makanya, penggemar pun sering khawatir jika anime kesayangan mereka pindah studio. Mereka akan mendapati perubahan dalam tone atau perbedaan gaya seni atau kualitas animasi. Karena perubahan ini, ada sejumlah anime yang malah membuat kecewa penggemar ketika pindah studio. Anime apa saja yang bikin kecewa setelah pindah studio? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
Foto: GamesRadar
Studio Wit benar-benar memuaskan penggemar Attack on Titan dengan adaptasi anime mereka hingga season 3. Tapi, studio itu tidak punya cukup waktu di jadwal mereka untuk berkomitmen pada season 4 serial ini. Makanya, anime itu kemudian diserahkan kepada Studio Mappa untuk menangani season final itu.
Sebagian besar penggemar puas dengan hasil keseluruhan atas perubahan ini. Tapi, yang paling menonjol adalah respons terhadap perbedaan gaya seni dan animasi. Penampakan karakternya agak berbeda dan penggunaan CGI terhadap karakter Attack on Titan sudah menjadi subyek kontroversi.
Foto: My Shiny Toy Robots
Psycho-Pass debut sebagai thriller psikologis modern yang terjadi di masa depan cyberpunk yang diwujudkan dengan cantik. Season pertama serial ini diproduksi Production IG. Tapi, season 2-nya kemudian diserahkan kepada Tatsunoko Production.
Setelah perubahan studio itu, kualitas animasi dan desain visualnya tetap bagus. Tapi, penggemar merasa, penulisan season kedua tidak menghidupkan serial aslinya. Ketiadaan penulis season 1 legendaris, Gen Urobuchi, benar-benar terasa di season 2.
Foto: IMDb
One Punch Man adalah klasik modern yang disukai penggemar anime. Serial ini adalah hasil kerja sama tim impian di studio Madhouse, termasuk Shingo Natsume. Butuh waktu empat tahun setelah season pertama bagi pengemar untuk mendapatkan sekuelnya.
Sayangnya, staf yang mengerjakan season 1 One Punch Man di Madhouse sudah tidak lagi bekerja di tempat itu. Jadi, season 2-nya akhirnya diserahkan kepada JC Staff. Season 2 ini sebenarnya baik-baik saja. Tapi, season ini kurang memoles gaya seninya dan One Punch Man sangat menderita dalam animasi tarungnya di season 2.
Foto: Otakukart
Log Horizon adalah salah satu anime isekai terbaik yang wajib ditonton penggemar isekai. Serial ini lebih fokus pada politik dan pembangunan dunia ketimbang action. Season pertama serial ini dihidupkan dengan sangat baik oleh Satelight.
Tapi, season berikutnya dipindahkan ke studio Deeen. Sebagian besar penggemar serial ini kecewa dengan perubahan dan arah baru Log Horizon. Perubahan fokus pada karakter lain di season 2 tidak diterima dengan baik. Penggemar juga mengeluhkan penurunan kualitas seninya.
Foto: YouTube
Gunslinger Girl adalah anime klasik yang mempresentasikan karakter menarik. Serial ini juga punya cerita serius tentang wanita muda dan pembunuhan yang disamarkan. Gunslinger Girl mengalami perubahan studio dalam pembuatan adaptasinya. Anime ini pindah produksi dari Madhouse ke Artland.
Penggemar serial ini mendebatkan perbedaan antara dua season. Konsensus umumnya adalah penggemar tidak suka dengan penurunan kualitas animasi dan perubahan gaya seninya. Meski begitu, Gunslinger Girl produksi Artland lebih mirip pada manga-nya.
Foto: Otakukart News
Ketika dimulai, Seven Deadly Sins adalah serial anime shounen baru yang menjanjikan. Awalnya, serial ini digarap A-1 Pictures tapi studio ini meninggalkan proyek ini setelah Aniplex memutuskan serial ini tidak berjalan sesuai harapan. Seperti Log Horizon, Seven Deadly Sins kemudian diserahkan kepada studio Deen.
Deen kemudian meminta bantuan dari studio luar bernama Marvy Jack. Hasilnya adalah penurunan dramatis dalam kualitas visual yang memicu meme di komunitas anime. Seven Deadly Sins yang lebih baru menyebabkan penggemar membuat petisi yang meminta agar anime itu dibuat lagi di bawah tim berbeda.
Foto: Thewistle
Tiga season pertama High School DxD dibuat Studio TNK. Penggemar serial ini pun menikmati campuran harem, komedi, dan perubahan serius ke action. Tapi, studio itu kemudian menjauh dari lini cerita manga-nya selama season 3.
Akibatnya, pencipta DxD pun memilih memindahkan adaptasi cerita mereka itu ke studio Passione. Saat itu, Passione masih merupakan tim baru. Sementara sejumlah penggemar punya masalah dengan animasi season keempat serial ini, gaya seni yang lebih lembut dengan tepi yang tidak terlau kasar di karakternya pun muncul.
Foto: Sentai Filmworks
Banyak anime yang ganti digarap dua studio. Tapi, Hayate The Combat Butler ganti studio sampai sebanyak tiga kali. Season aslinya dibuat SynergySP. Season kedua dibuat JC Staff. Sementara, season 3 dan 4 dibuat Mangalobe.
Campuran tim berbeda menciptakan season yang sangat berbeda tanpa tone atau arah yang bisa membuat penggemar jadi lengket. Dua season awal serial ini berusaha setia mengikuti manga. Tapi, season duanya banyak mengulang peristiwa season pertamanya. Sementara, season selanjutnya malah fokus pada karakter pendamping yang tidak tampil di manga.
Foto: Anime News Network
Season awal Fairy Tail dibuat dua studio, yaitu A-1 Pictures dan Satelight. Setelah pekerjaan itu selesai, season sekuelnya dibuat bersama antara A-1 Pictures dan Bridge. Akibat perubahan tersebut, ada sejumlah perbedaan antara season baru ini dengan season lama serial tersebut.
Di antara perbedaan yang terjadi di antara season itu, yang paling terlihat adalah perubahan tone, palet warna, dan desain karakter. Bridge membuat season sekuel Fairy Tail jadi terasa lebih gelap dan sunyi, yang lebih pas dengan manga dalam hal penampakan dan penceritaan. Tapi, sejumlah penggemar kangen dengan penampakan yang warna warni dan rasa dari season awal.
Foto: AstroNerdBoy's Anime & Manga Blog
Minami-Ke adalah komedi slice-of-life tentang tiga bersaudari. Season pertama serial ini dibuat Studio Daume. Tapi season 2-nya diberikan kepada studio Asread. Namun, perubahan ini tidak diterima dengan baik oleh para penggemarnya.
Para penggemar mengeluhkan banyak hal. Perubahan studio itu menyebabkan perbedaan drastis dalam desain karakter, termasuk warna rambut dan mata. Yang membuat lebih buruk lagi, Minami-Ke memperkenalkan karakter asli anime yang tidak punya relevansi terhadap cerita yang dibangun manga.
komisi produksi anime butuh serial mereka terus berlanjut. Jadi, mereka tidak punya pilihan lain selain memindahkan anime merka ke studio lain yang punya waktu untuk mengerjakan anime itu. Tapi, tidak semua anime yang pindah studio ini memuaskan hasilnya.
Perbedaan tone, gaya seni, dan animasi sedikit mempengaruhi perubahan studio ini. Makanya, penggemar pun sering khawatir jika anime kesayangan mereka pindah studio. Mereka akan mendapati perubahan dalam tone atau perbedaan gaya seni atau kualitas animasi. Karena perubahan ini, ada sejumlah anime yang malah membuat kecewa penggemar ketika pindah studio. Anime apa saja yang bikin kecewa setelah pindah studio? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
10. Attack on Titan
Foto: GamesRadar
Studio Wit benar-benar memuaskan penggemar Attack on Titan dengan adaptasi anime mereka hingga season 3. Tapi, studio itu tidak punya cukup waktu di jadwal mereka untuk berkomitmen pada season 4 serial ini. Makanya, anime itu kemudian diserahkan kepada Studio Mappa untuk menangani season final itu.
Sebagian besar penggemar puas dengan hasil keseluruhan atas perubahan ini. Tapi, yang paling menonjol adalah respons terhadap perbedaan gaya seni dan animasi. Penampakan karakternya agak berbeda dan penggunaan CGI terhadap karakter Attack on Titan sudah menjadi subyek kontroversi.
9. Psycho-Pass
Foto: My Shiny Toy Robots
Psycho-Pass debut sebagai thriller psikologis modern yang terjadi di masa depan cyberpunk yang diwujudkan dengan cantik. Season pertama serial ini diproduksi Production IG. Tapi, season 2-nya kemudian diserahkan kepada Tatsunoko Production.
Setelah perubahan studio itu, kualitas animasi dan desain visualnya tetap bagus. Tapi, penggemar merasa, penulisan season kedua tidak menghidupkan serial aslinya. Ketiadaan penulis season 1 legendaris, Gen Urobuchi, benar-benar terasa di season 2.
8. One Punch Man
Foto: IMDb
One Punch Man adalah klasik modern yang disukai penggemar anime. Serial ini adalah hasil kerja sama tim impian di studio Madhouse, termasuk Shingo Natsume. Butuh waktu empat tahun setelah season pertama bagi pengemar untuk mendapatkan sekuelnya.
Sayangnya, staf yang mengerjakan season 1 One Punch Man di Madhouse sudah tidak lagi bekerja di tempat itu. Jadi, season 2-nya akhirnya diserahkan kepada JC Staff. Season 2 ini sebenarnya baik-baik saja. Tapi, season ini kurang memoles gaya seninya dan One Punch Man sangat menderita dalam animasi tarungnya di season 2.
7. Log Horizon
Foto: Otakukart
Log Horizon adalah salah satu anime isekai terbaik yang wajib ditonton penggemar isekai. Serial ini lebih fokus pada politik dan pembangunan dunia ketimbang action. Season pertama serial ini dihidupkan dengan sangat baik oleh Satelight.
Tapi, season berikutnya dipindahkan ke studio Deeen. Sebagian besar penggemar serial ini kecewa dengan perubahan dan arah baru Log Horizon. Perubahan fokus pada karakter lain di season 2 tidak diterima dengan baik. Penggemar juga mengeluhkan penurunan kualitas seninya.
6. Gunslinger Girl
Foto: YouTube
Gunslinger Girl adalah anime klasik yang mempresentasikan karakter menarik. Serial ini juga punya cerita serius tentang wanita muda dan pembunuhan yang disamarkan. Gunslinger Girl mengalami perubahan studio dalam pembuatan adaptasinya. Anime ini pindah produksi dari Madhouse ke Artland.
Penggemar serial ini mendebatkan perbedaan antara dua season. Konsensus umumnya adalah penggemar tidak suka dengan penurunan kualitas animasi dan perubahan gaya seninya. Meski begitu, Gunslinger Girl produksi Artland lebih mirip pada manga-nya.
5. Seven Deadly Sins
Foto: Otakukart News
Ketika dimulai, Seven Deadly Sins adalah serial anime shounen baru yang menjanjikan. Awalnya, serial ini digarap A-1 Pictures tapi studio ini meninggalkan proyek ini setelah Aniplex memutuskan serial ini tidak berjalan sesuai harapan. Seperti Log Horizon, Seven Deadly Sins kemudian diserahkan kepada studio Deen.
Deen kemudian meminta bantuan dari studio luar bernama Marvy Jack. Hasilnya adalah penurunan dramatis dalam kualitas visual yang memicu meme di komunitas anime. Seven Deadly Sins yang lebih baru menyebabkan penggemar membuat petisi yang meminta agar anime itu dibuat lagi di bawah tim berbeda.
4. High School DxD
Foto: Thewistle
Tiga season pertama High School DxD dibuat Studio TNK. Penggemar serial ini pun menikmati campuran harem, komedi, dan perubahan serius ke action. Tapi, studio itu kemudian menjauh dari lini cerita manga-nya selama season 3.
Akibatnya, pencipta DxD pun memilih memindahkan adaptasi cerita mereka itu ke studio Passione. Saat itu, Passione masih merupakan tim baru. Sementara sejumlah penggemar punya masalah dengan animasi season keempat serial ini, gaya seni yang lebih lembut dengan tepi yang tidak terlau kasar di karakternya pun muncul.
3. Hayate The Combat Butler
Foto: Sentai Filmworks
Banyak anime yang ganti digarap dua studio. Tapi, Hayate The Combat Butler ganti studio sampai sebanyak tiga kali. Season aslinya dibuat SynergySP. Season kedua dibuat JC Staff. Sementara, season 3 dan 4 dibuat Mangalobe.
Campuran tim berbeda menciptakan season yang sangat berbeda tanpa tone atau arah yang bisa membuat penggemar jadi lengket. Dua season awal serial ini berusaha setia mengikuti manga. Tapi, season duanya banyak mengulang peristiwa season pertamanya. Sementara, season selanjutnya malah fokus pada karakter pendamping yang tidak tampil di manga.
2. Fairy Tail
Foto: Anime News Network
Season awal Fairy Tail dibuat dua studio, yaitu A-1 Pictures dan Satelight. Setelah pekerjaan itu selesai, season sekuelnya dibuat bersama antara A-1 Pictures dan Bridge. Akibat perubahan tersebut, ada sejumlah perbedaan antara season baru ini dengan season lama serial tersebut.
Di antara perbedaan yang terjadi di antara season itu, yang paling terlihat adalah perubahan tone, palet warna, dan desain karakter. Bridge membuat season sekuel Fairy Tail jadi terasa lebih gelap dan sunyi, yang lebih pas dengan manga dalam hal penampakan dan penceritaan. Tapi, sejumlah penggemar kangen dengan penampakan yang warna warni dan rasa dari season awal.
1. Minami-Ke
Foto: AstroNerdBoy's Anime & Manga Blog
Minami-Ke adalah komedi slice-of-life tentang tiga bersaudari. Season pertama serial ini dibuat Studio Daume. Tapi season 2-nya diberikan kepada studio Asread. Namun, perubahan ini tidak diterima dengan baik oleh para penggemarnya.
Para penggemar mengeluhkan banyak hal. Perubahan studio itu menyebabkan perbedaan drastis dalam desain karakter, termasuk warna rambut dan mata. Yang membuat lebih buruk lagi, Minami-Ke memperkenalkan karakter asli anime yang tidak punya relevansi terhadap cerita yang dibangun manga.
(alv)