Ganti Studio, 10 Anime Ini Bikin Kecewa Penggemarnya
loading...
A
A
A
Ketika dimulai, Seven Deadly Sins adalah serial anime shounen baru yang menjanjikan. Awalnya, serial ini digarap A-1 Pictures tapi studio ini meninggalkan proyek ini setelah Aniplex memutuskan serial ini tidak berjalan sesuai harapan. Seperti Log Horizon, Seven Deadly Sins kemudian diserahkan kepada studio Deen.
Deen kemudian meminta bantuan dari studio luar bernama Marvy Jack. Hasilnya adalah penurunan dramatis dalam kualitas visual yang memicu meme di komunitas anime. Seven Deadly Sins yang lebih baru menyebabkan penggemar membuat petisi yang meminta agar anime itu dibuat lagi di bawah tim berbeda.
Foto: Thewistle
Tiga season pertama High School DxD dibuat Studio TNK. Penggemar serial ini pun menikmati campuran harem, komedi, dan perubahan serius ke action. Tapi, studio itu kemudian menjauh dari lini cerita manga-nya selama season 3.
Akibatnya, pencipta DxD pun memilih memindahkan adaptasi cerita mereka itu ke studio Passione. Saat itu, Passione masih merupakan tim baru. Sementara sejumlah penggemar punya masalah dengan animasi season keempat serial ini, gaya seni yang lebih lembut dengan tepi yang tidak terlau kasar di karakternya pun muncul.
Foto: Sentai Filmworks
Banyak anime yang ganti digarap dua studio. Tapi, Hayate The Combat Butler ganti studio sampai sebanyak tiga kali. Season aslinya dibuat SynergySP. Season kedua dibuat JC Staff. Sementara, season 3 dan 4 dibuat Mangalobe.
Campuran tim berbeda menciptakan season yang sangat berbeda tanpa tone atau arah yang bisa membuat penggemar jadi lengket. Dua season awal serial ini berusaha setia mengikuti manga. Tapi, season duanya banyak mengulang peristiwa season pertamanya. Sementara, season selanjutnya malah fokus pada karakter pendamping yang tidak tampil di manga.
Foto: Anime News Network
Season awal Fairy Tail dibuat dua studio, yaitu A-1 Pictures dan Satelight. Setelah pekerjaan itu selesai, season sekuelnya dibuat bersama antara A-1 Pictures dan Bridge. Akibat perubahan tersebut, ada sejumlah perbedaan antara season baru ini dengan season lama serial tersebut.
Di antara perbedaan yang terjadi di antara season itu, yang paling terlihat adalah perubahan tone, palet warna, dan desain karakter. Bridge membuat season sekuel Fairy Tail jadi terasa lebih gelap dan sunyi, yang lebih pas dengan manga dalam hal penampakan dan penceritaan. Tapi, sejumlah penggemar kangen dengan penampakan yang warna warni dan rasa dari season awal.
Foto: AstroNerdBoy's Anime & Manga Blog
Minami-Ke adalah komedi slice-of-life tentang tiga bersaudari. Season pertama serial ini dibuat Studio Daume. Tapi season 2-nya diberikan kepada studio Asread. Namun, perubahan ini tidak diterima dengan baik oleh para penggemarnya.
Para penggemar mengeluhkan banyak hal. Perubahan studio itu menyebabkan perbedaan drastis dalam desain karakter, termasuk warna rambut dan mata. Yang membuat lebih buruk lagi, Minami-Ke memperkenalkan karakter asli anime yang tidak punya relevansi terhadap cerita yang dibangun manga.
Deen kemudian meminta bantuan dari studio luar bernama Marvy Jack. Hasilnya adalah penurunan dramatis dalam kualitas visual yang memicu meme di komunitas anime. Seven Deadly Sins yang lebih baru menyebabkan penggemar membuat petisi yang meminta agar anime itu dibuat lagi di bawah tim berbeda.
4. High School DxD
Foto: Thewistle
Tiga season pertama High School DxD dibuat Studio TNK. Penggemar serial ini pun menikmati campuran harem, komedi, dan perubahan serius ke action. Tapi, studio itu kemudian menjauh dari lini cerita manga-nya selama season 3.
Akibatnya, pencipta DxD pun memilih memindahkan adaptasi cerita mereka itu ke studio Passione. Saat itu, Passione masih merupakan tim baru. Sementara sejumlah penggemar punya masalah dengan animasi season keempat serial ini, gaya seni yang lebih lembut dengan tepi yang tidak terlau kasar di karakternya pun muncul.
3. Hayate The Combat Butler
Foto: Sentai Filmworks
Banyak anime yang ganti digarap dua studio. Tapi, Hayate The Combat Butler ganti studio sampai sebanyak tiga kali. Season aslinya dibuat SynergySP. Season kedua dibuat JC Staff. Sementara, season 3 dan 4 dibuat Mangalobe.
Campuran tim berbeda menciptakan season yang sangat berbeda tanpa tone atau arah yang bisa membuat penggemar jadi lengket. Dua season awal serial ini berusaha setia mengikuti manga. Tapi, season duanya banyak mengulang peristiwa season pertamanya. Sementara, season selanjutnya malah fokus pada karakter pendamping yang tidak tampil di manga.
2. Fairy Tail
Foto: Anime News Network
Season awal Fairy Tail dibuat dua studio, yaitu A-1 Pictures dan Satelight. Setelah pekerjaan itu selesai, season sekuelnya dibuat bersama antara A-1 Pictures dan Bridge. Akibat perubahan tersebut, ada sejumlah perbedaan antara season baru ini dengan season lama serial tersebut.
Di antara perbedaan yang terjadi di antara season itu, yang paling terlihat adalah perubahan tone, palet warna, dan desain karakter. Bridge membuat season sekuel Fairy Tail jadi terasa lebih gelap dan sunyi, yang lebih pas dengan manga dalam hal penampakan dan penceritaan. Tapi, sejumlah penggemar kangen dengan penampakan yang warna warni dan rasa dari season awal.
1. Minami-Ke
Foto: AstroNerdBoy's Anime & Manga Blog
Minami-Ke adalah komedi slice-of-life tentang tiga bersaudari. Season pertama serial ini dibuat Studio Daume. Tapi season 2-nya diberikan kepada studio Asread. Namun, perubahan ini tidak diterima dengan baik oleh para penggemarnya.
Para penggemar mengeluhkan banyak hal. Perubahan studio itu menyebabkan perbedaan drastis dalam desain karakter, termasuk warna rambut dan mata. Yang membuat lebih buruk lagi, Minami-Ke memperkenalkan karakter asli anime yang tidak punya relevansi terhadap cerita yang dibangun manga.
(alv)