5 Festival Musim Panas Jepang yang Harus Kamu Tahu
loading...
A
A
A
Musim panas di Jepang tidak hanya dirayakan warga lokal, tapi juga para turis. Banyak festival yang bisa dinikmati selama musim yang identik dengan cuaca cerah dan hangatnya sinar matahari ini. Festival-festival lokal atau matsuri ini biasanya spektakuler, besar-besaran, dan asyik tapi juga unik.
Setiap perayaan didasarkan di sekitar kuil individu yang menghormati dewa berbeda atau peristiwa sejarah yang terkenal. Hampir semua festival ini melibatkan prosesi energik di mana ribuan orang menari, bersenandung, dan mengenakan busana istimewa. Omikoshi besar berparade melewati pusat kota dan warga membuat banyak dekorasi. Ada juga yang menampilkan pertunjukan kembang api spektakuler.
Di festival ini, orang pun bisa menikmati jajanan jalanan yang disediakan di yatai atau kios makanan yang menjual makanan ringan sesuai musimnya. Meski sebagian besar festival matsuri digelar pada musim panas, festival ini digelar setiap musim. Nah, apa saja festival musim panas di Jepang yang asyik? Berikut ulasannya!
Foto: Tripzilla
Ini adalah festival Kuil Yasaka. Festival ini digelar di Kyoto selama bulan Juli. Festival ini terdiri atas banyak acara, dari malam yang meriah hingga prosesi besar-besaran kendaraan hias yang terkenal digelar pada 17 Juli. Kendaraan hias di prosesi besar itu besar dan didekorasi dengan apik.
Gion Matsuri digelar kali pertama pada tahun 869 dan punya sejarah yang nyaris tidak terputus. Awalnya, festival ini digelar untuk menenangkan dewa setelah wabah penyakit. Festival ini mengikuti banyak tradisi yang dibuat sejak awal, termasuk memilih anak laki-laki lokal untuk menjadi pembawa pesan ilahi. Pembawa pesan ini tidak boleh menginjak tanah dari 13—17 Juli.
Foto: YouTube
Festival ini juga berpusat pada prosesi mobil hias yang digelar di Kota Aomori pada 2—7 Agustus setiap tahun. Mobil-mobil hias ini butuh waktu setahun untuk didesain dan dibuat. Mereka dibuat dari kertas washi berwarna yang dipasang di atas kerangka kawat. Mobil-mobil hias ini menggambarkan sejumlah adegan dan tokoh dari budaya Jepang, China, aktor kabuki, dan lain-lain.
Mobil-mobil ini dipamerkan di pusat kota setiap malam hingga festival selesai pada 7 Agustus. Semua kendaraan itu didorong dengan tangan dan sepertinya menari ketika berputar dan melambai ke arah penonton. Ada juga tim seperti pemukul taiko, pemain seruling, pemain sambal, dan ratusan penari.
Foto: Japanese Traditional Festival Calendar
Sendai adalah kota terbesar di kawasan Tohoku. Perjalanan ke kota itu saat musim panas, terutama di awal Agustus, tidak akan lengkap tanpa mengunjungi Festival Tanabata Sendai. Festival ini digelar di pusat kota Sendai selama dua hari, yaitu pada 6—7 Agustus. Festival ini dikenal atas ribuan pita berwarna cerah yang menghiasi kota.
Masing-masing pita itu dibuat dengan tangan oleh pengusaha lokal, sekolah, dan organisasi komunitas dari washi dan bambu. Di tengah semua warna itu, ada sejumlah panggung dan penjual makanan. Selain itu, ada juga live music dan penampilan tarian tradisional.
Foto: Pages of Travel
Tenjin Matsuri secara harafiah berarti Festival para Dewa. Festiva, ini digelar di Osaka setiap tanggal 24—25 Juli. Festival ini sudah berusia lebih dari 1.000 tahun. Festival ini didedikasikan kepada Sugawara no Michizane, dewa beasiswa dan pembelajaran Jepang.
Festival ini dimulai pada 24 Juli dengan doa di pagi hari di Kuil Tenmangu Osaka dan penampilan mengagumkan dari para pemukul taiko dan penari naga Danjiri. Hari kedua dipenuhi penampilan dan pawai dengan para penonton mengenakan kimono musim panas. Semua acara ini berpuncak dengan pertunjukan kembang api yang mengagumkan.
Foto: Tokyo Cheapo
Sering kali dibilang kalau Tokyo adalah sebuahu kota dengan banyak festival kembang api yang eye-catching. Mau percaya atau tidak, Festival Kembang Api Sumidagawa ini dianggap sebagai salah satu festival kembang api tertua di negara ini. Pertunjukan kembang api ini digelar setiap Sabtu terakhir di bulan Juli di kota tua Tokyo.
Ada banyak spekulasi terkait asal usulnya, dari cara paling mudah menikmati cuaca dingin saat musim panas sampai usaha menenangkan dewa air atau jiwa orang yang sudah mati. Festival ini nyaris digelar setiap tahun. Meskipun, cuaca bisa memaksa festival ini ditunda pelaksanaannya.
Setiap perayaan didasarkan di sekitar kuil individu yang menghormati dewa berbeda atau peristiwa sejarah yang terkenal. Hampir semua festival ini melibatkan prosesi energik di mana ribuan orang menari, bersenandung, dan mengenakan busana istimewa. Omikoshi besar berparade melewati pusat kota dan warga membuat banyak dekorasi. Ada juga yang menampilkan pertunjukan kembang api spektakuler.
Di festival ini, orang pun bisa menikmati jajanan jalanan yang disediakan di yatai atau kios makanan yang menjual makanan ringan sesuai musimnya. Meski sebagian besar festival matsuri digelar pada musim panas, festival ini digelar setiap musim. Nah, apa saja festival musim panas di Jepang yang asyik? Berikut ulasannya!
1. Gion Matsuri, Kyoto
Foto: Tripzilla
Ini adalah festival Kuil Yasaka. Festival ini digelar di Kyoto selama bulan Juli. Festival ini terdiri atas banyak acara, dari malam yang meriah hingga prosesi besar-besaran kendaraan hias yang terkenal digelar pada 17 Juli. Kendaraan hias di prosesi besar itu besar dan didekorasi dengan apik.
Gion Matsuri digelar kali pertama pada tahun 869 dan punya sejarah yang nyaris tidak terputus. Awalnya, festival ini digelar untuk menenangkan dewa setelah wabah penyakit. Festival ini mengikuti banyak tradisi yang dibuat sejak awal, termasuk memilih anak laki-laki lokal untuk menjadi pembawa pesan ilahi. Pembawa pesan ini tidak boleh menginjak tanah dari 13—17 Juli.
2. Aomori Nebuta Matsuri, Aomori
Foto: YouTube
Festival ini juga berpusat pada prosesi mobil hias yang digelar di Kota Aomori pada 2—7 Agustus setiap tahun. Mobil-mobil hias ini butuh waktu setahun untuk didesain dan dibuat. Mereka dibuat dari kertas washi berwarna yang dipasang di atas kerangka kawat. Mobil-mobil hias ini menggambarkan sejumlah adegan dan tokoh dari budaya Jepang, China, aktor kabuki, dan lain-lain.
Mobil-mobil ini dipamerkan di pusat kota setiap malam hingga festival selesai pada 7 Agustus. Semua kendaraan itu didorong dengan tangan dan sepertinya menari ketika berputar dan melambai ke arah penonton. Ada juga tim seperti pemukul taiko, pemain seruling, pemain sambal, dan ratusan penari.
3. Sendai Tanabata Matsuri, Miyagi
Foto: Japanese Traditional Festival Calendar
Sendai adalah kota terbesar di kawasan Tohoku. Perjalanan ke kota itu saat musim panas, terutama di awal Agustus, tidak akan lengkap tanpa mengunjungi Festival Tanabata Sendai. Festival ini digelar di pusat kota Sendai selama dua hari, yaitu pada 6—7 Agustus. Festival ini dikenal atas ribuan pita berwarna cerah yang menghiasi kota.
Masing-masing pita itu dibuat dengan tangan oleh pengusaha lokal, sekolah, dan organisasi komunitas dari washi dan bambu. Di tengah semua warna itu, ada sejumlah panggung dan penjual makanan. Selain itu, ada juga live music dan penampilan tarian tradisional.
4. Tenjin Matsuri, Osaka
Foto: Pages of Travel
Tenjin Matsuri secara harafiah berarti Festival para Dewa. Festiva, ini digelar di Osaka setiap tanggal 24—25 Juli. Festival ini sudah berusia lebih dari 1.000 tahun. Festival ini didedikasikan kepada Sugawara no Michizane, dewa beasiswa dan pembelajaran Jepang.
Festival ini dimulai pada 24 Juli dengan doa di pagi hari di Kuil Tenmangu Osaka dan penampilan mengagumkan dari para pemukul taiko dan penari naga Danjiri. Hari kedua dipenuhi penampilan dan pawai dengan para penonton mengenakan kimono musim panas. Semua acara ini berpuncak dengan pertunjukan kembang api yang mengagumkan.
5. Festival Kembang Api Sumidagawa, Tokyo
Foto: Tokyo Cheapo
Sering kali dibilang kalau Tokyo adalah sebuahu kota dengan banyak festival kembang api yang eye-catching. Mau percaya atau tidak, Festival Kembang Api Sumidagawa ini dianggap sebagai salah satu festival kembang api tertua di negara ini. Pertunjukan kembang api ini digelar setiap Sabtu terakhir di bulan Juli di kota tua Tokyo.
Ada banyak spekulasi terkait asal usulnya, dari cara paling mudah menikmati cuaca dingin saat musim panas sampai usaha menenangkan dewa air atau jiwa orang yang sudah mati. Festival ini nyaris digelar setiap tahun. Meskipun, cuaca bisa memaksa festival ini ditunda pelaksanaannya.
(alv)