10 Penjahat Anime Ini Tidak Sadar kalau Mereka Jahat
loading...
A
A
A
Ada sejumlah penjahat anime yang tidak sadar kalau mereka jahat. Mereka yakin kalau apa yang mereka lakukan itu benar. Namun, ada di antara mereka yang tidak merasa sebagai pahlawan. Mereka hanya tahu kalau diri mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan demi mencapai tujuan mereka.
Anime selalu menyajikan karakter yang menarik. Di platform ini, bahkan protagonis atau karakter utama (MC) bisa berubah menjadi antagonis utama di serialnya. Dan, bisa jadi sebaliknya. Makanya, penjahat di anime pun bisa menjadi sosok yang tidak bisa diprediksi.
Ada sejumlah karakter yang mempecundangi diri mereka sendiri dan penonton. Mereka tidak tahu kalau mereka sebenarnya jahat. Bagi mereka, apa yang mereka lakukan itu benar. Siapa saja karakter anime yang tidak sadar kalau mereka jahat? Mengutip Game Rant, berikut ulasannya!
Foto: Anime News Network
Yang membuat Bondrewd menakutkan adalah teka teki kuno di bidang ilmiah, yaitu bagaimana etika memasuki gambaran pencarian pengetahuan demi sains? Ketika Abyss muncul di tengah-tengah Beolusk, berbagai Delver mulai mengeksplorasi tanah yang belum tersentuh itu untuk menemukan rahasia. Tapi, banyak di antara mereka yang jadi korban jebakan dan makhluk mengerikan lain di luar pemahaman mereka.
Bagi Bondrewd, itu berarti kurangnya pengetahuan terkait Abyss. Dipuji sebagai penjelajah Abyss paling berwawasan, Bondrewd lebih dari sekadar bersedia menggelar eksperimen illegal—bahkan terhadap anak-anak—demi mengungkap apa pun yang harus diketahui tentang Abyss. Sementara Bondrewd tidak memperlihatkan dirinya sebagai penjahat, ketidakpeduliannya untuk menukar nyawa demi mempelajari Abyss jelas melewati batas.
Foto: Fanpop
Ketika Light mendapatkan Death Note, dia hanya sekejap kaget dengan eksistensi kekuatan supranatural seperti Shinigami. Alih-alih, hanya butuh sedikit waktu untuknya untuk memahami lingkup atas apa yang bisa dia raih dengan buku tulis pembunuh itu. Didorong rasa keadilan, Light mulai membunuh para penjahat.
Itu sampai L mempermalukan Light di televisi. Dia berhasil menunjuk lokasi Kira—alter ego Light—di Jepang. Selama permainan kucing dan tikus ini, Light terus membunuh para penjahat untuk menciptakan “dunia sempurnanya”. Bagi Light, hidup penjahat dan menyingkirkan mereka yang menentangnya adalah harga yang layak bagi dunia yang ingin dia ciptakan.
Foto: ComicBook.com
Karakter yang paling jahat mungkin adalah mereka yang benar-benar percaya kalau mereka tidak melakukan hal yang salah. Griffith merasa dia hanya melakukan apa yang harus dia lakukan demi bertahan hidup. Dibesarkan sebagai jelata, Griffith berjuang keras hingga bisa memimpin kelompok tentara bayarannya. Griffith ingin sukses apa pun caranya.
Kalau dia tidak menyebabkan penderitaan dan kematian orang-orang di sekitarnya, Griffith pasti akan dipuji atas usaha kerasnya. Faktanya, kalau orang tidak berguna bagi tujuannya, Griffith tidak akan segan untukm menyingkirkannya. Dia menerima pilihan untuk menjadi iblis demi mewujudkan impiannya. Aspek ini membuat Griffith menakutkan. Dia hanya melakukan apa yang harus dia lakukan demi keinginannya dan orang lain yang sekarat tidak ada artinya untuk dia.
Foto: CBR
Di dunia dystopian Psycho-Pass, perasaan bisa diukur lewat Koefiesien Emosional dan peluang orang melakukan kejahatan dihitung lewat Psycho-Pass. Jadi, pastinya mudah mengidentifikasi yang benar dan yang salah. Tapi, tidak bagi Shogo Makishima. Bertekad menguji sistem itu hingga batasannya dan memaksanya crash untuk apa yang dia lihat sebagai kemunafikan, Shogo jadi pembunuh berantai terkenal. Ketika dia mulai beririsan dengan Akane Tsunemori, terungkap kalau Shogo melakukan semuanya tanpa rasa bersalah atau penyesalan sama sekali.
Yang menakutkan adalah Shoto sama sekali tidak terganggu dengan tindakannya ini. Bagi Shogo, dia hanya melakukan tugasnya untuk mengembalikan kebebasan memilih rakyat Jepang. Sementara ide Shogo ini tidak dianggap “jahat” dalam konteks emosi terukur itu mengganggu, tidak ada pertanyaan kalau “kebutuhan” membunuhnya membuktikan poin kejahatannya.
Foto: Epic Quotes
Hisoka adalah contoh orang yang sama sekali tidak peduli dengan apa yang dia lakukan. Meski tampil seperti badut, Hisoka adalah petarung yang tangguh. Kemampuan Nen-nya yang bertema karet membuatnya seimbang dengan sejumlah Pemburu terkuat di dunia. Dan, begitu juga impiannya, yaitu melakukan apa pun demi melawan musuh yang berharga.
Makanya, Hisoka tidak akan segan melakukan apa pun demi memuaskan rasa penasaran dan laparnya. Hisoka bisa membuang sekutunya. Dia juga tidak akan segan membunuh orang yang tidak memenuhi standarnya. Sementara Hisoka jauh dari antagonis lain di serial ini, jelas dia tidak akan pernah menjadi pahlawan.
Foto: YouTube
Anime selalu menyajikan karakter yang menarik. Di platform ini, bahkan protagonis atau karakter utama (MC) bisa berubah menjadi antagonis utama di serialnya. Dan, bisa jadi sebaliknya. Makanya, penjahat di anime pun bisa menjadi sosok yang tidak bisa diprediksi.
Ada sejumlah karakter yang mempecundangi diri mereka sendiri dan penonton. Mereka tidak tahu kalau mereka sebenarnya jahat. Bagi mereka, apa yang mereka lakukan itu benar. Siapa saja karakter anime yang tidak sadar kalau mereka jahat? Mengutip Game Rant, berikut ulasannya!
10. Bondrewd — Made in Abyss
Foto: Anime News Network
Yang membuat Bondrewd menakutkan adalah teka teki kuno di bidang ilmiah, yaitu bagaimana etika memasuki gambaran pencarian pengetahuan demi sains? Ketika Abyss muncul di tengah-tengah Beolusk, berbagai Delver mulai mengeksplorasi tanah yang belum tersentuh itu untuk menemukan rahasia. Tapi, banyak di antara mereka yang jadi korban jebakan dan makhluk mengerikan lain di luar pemahaman mereka.
Bagi Bondrewd, itu berarti kurangnya pengetahuan terkait Abyss. Dipuji sebagai penjelajah Abyss paling berwawasan, Bondrewd lebih dari sekadar bersedia menggelar eksperimen illegal—bahkan terhadap anak-anak—demi mengungkap apa pun yang harus diketahui tentang Abyss. Sementara Bondrewd tidak memperlihatkan dirinya sebagai penjahat, ketidakpeduliannya untuk menukar nyawa demi mempelajari Abyss jelas melewati batas.
9. Light Yagami — Death Note
Foto: Fanpop
Ketika Light mendapatkan Death Note, dia hanya sekejap kaget dengan eksistensi kekuatan supranatural seperti Shinigami. Alih-alih, hanya butuh sedikit waktu untuknya untuk memahami lingkup atas apa yang bisa dia raih dengan buku tulis pembunuh itu. Didorong rasa keadilan, Light mulai membunuh para penjahat.
Itu sampai L mempermalukan Light di televisi. Dia berhasil menunjuk lokasi Kira—alter ego Light—di Jepang. Selama permainan kucing dan tikus ini, Light terus membunuh para penjahat untuk menciptakan “dunia sempurnanya”. Bagi Light, hidup penjahat dan menyingkirkan mereka yang menentangnya adalah harga yang layak bagi dunia yang ingin dia ciptakan.
8. Griffith — Berserk
Foto: ComicBook.com
Karakter yang paling jahat mungkin adalah mereka yang benar-benar percaya kalau mereka tidak melakukan hal yang salah. Griffith merasa dia hanya melakukan apa yang harus dia lakukan demi bertahan hidup. Dibesarkan sebagai jelata, Griffith berjuang keras hingga bisa memimpin kelompok tentara bayarannya. Griffith ingin sukses apa pun caranya.
Kalau dia tidak menyebabkan penderitaan dan kematian orang-orang di sekitarnya, Griffith pasti akan dipuji atas usaha kerasnya. Faktanya, kalau orang tidak berguna bagi tujuannya, Griffith tidak akan segan untukm menyingkirkannya. Dia menerima pilihan untuk menjadi iblis demi mewujudkan impiannya. Aspek ini membuat Griffith menakutkan. Dia hanya melakukan apa yang harus dia lakukan demi keinginannya dan orang lain yang sekarat tidak ada artinya untuk dia.
7. Shogo Makishima — Psycho-Pass
Foto: CBR
Di dunia dystopian Psycho-Pass, perasaan bisa diukur lewat Koefiesien Emosional dan peluang orang melakukan kejahatan dihitung lewat Psycho-Pass. Jadi, pastinya mudah mengidentifikasi yang benar dan yang salah. Tapi, tidak bagi Shogo Makishima. Bertekad menguji sistem itu hingga batasannya dan memaksanya crash untuk apa yang dia lihat sebagai kemunafikan, Shogo jadi pembunuh berantai terkenal. Ketika dia mulai beririsan dengan Akane Tsunemori, terungkap kalau Shogo melakukan semuanya tanpa rasa bersalah atau penyesalan sama sekali.
Yang menakutkan adalah Shoto sama sekali tidak terganggu dengan tindakannya ini. Bagi Shogo, dia hanya melakukan tugasnya untuk mengembalikan kebebasan memilih rakyat Jepang. Sementara ide Shogo ini tidak dianggap “jahat” dalam konteks emosi terukur itu mengganggu, tidak ada pertanyaan kalau “kebutuhan” membunuhnya membuktikan poin kejahatannya.
6. Hisoka Morrow — Hunter X Hunter
Foto: Epic Quotes
Hisoka adalah contoh orang yang sama sekali tidak peduli dengan apa yang dia lakukan. Meski tampil seperti badut, Hisoka adalah petarung yang tangguh. Kemampuan Nen-nya yang bertema karet membuatnya seimbang dengan sejumlah Pemburu terkuat di dunia. Dan, begitu juga impiannya, yaitu melakukan apa pun demi melawan musuh yang berharga.
Makanya, Hisoka tidak akan segan melakukan apa pun demi memuaskan rasa penasaran dan laparnya. Hisoka bisa membuang sekutunya. Dia juga tidak akan segan membunuh orang yang tidak memenuhi standarnya. Sementara Hisoka jauh dari antagonis lain di serial ini, jelas dia tidak akan pernah menjadi pahlawan.
5. Kyubey — Puella Magi Madoka Magica
Foto: YouTube