Fakta Gorr the God Butcher yang Diperankan Christian Bale di Thor: Love and Thunder
loading...
A
A
A
Thor: Love and Thunder memperkenalkan penjahat baru ke dunia Marvel Cinematic Universe (MCU). Dia adalah Gorr the God Butcher. Dia akan menjadi salah satu penjahat terberat yang pernah dihadapi Thor. Di trailer, dia terlihat begitu menakutkan dengan skema warna hitam putih atau Noir yang ditampilkan sutradara Taika Waititi. Dengan besarnya kekuatan Gorr the God Butcher dan terpilihnya Christian sebagai pemerannya, orang pastinya jadi heboh.
Thor: Love and Thunder menampilkan Chris Hemsworth sebagai Thor. Nathalie Portman kembali ke franchise ini setelah lebih dari 10 absen sebagai Jane Foster. Hanya di film terbaru Marvel Cinematic Universe (MCU) itu, Jane telah berubah menjadi Mighty Thor. Tessa Thompson tampil sebagai Valkyrie, penguasa New Asgard. Film ini terinspirasi dari komik The Mighty Thor yang mengindikasikan kalau Jane akan melawan kanker sementara juga melawan musuh kosmik.
Masuknya Gorr the God Butcher di film ini menarik. Orang sudah lama menanti masuknya karakter ini ke MCU meskipun dia adalah karakter yang relative baru di komik Marvel. Terpilihnya Christian Bale sebagai pemerannya juga mengindikasian kalau sosok ini akan seru. Seperti apa sebenarnya Gorr di komik Marvel? Mengutip Screen Rant, berikut ulasannya!
1. Asal Usul dan Cerita Gorr the God Butcher di Komik Marvel
Gorr the God Butcher kali pertama muncul di komik Thor: God of Thunder #2 pada Januari 2015. Karakter ini diciptakan Jason Aaron dan Esad Ribić. Asal usulnya mundur hingga lebih dari 3.000 tahun lalu di sebuah planet yang suram. Di tempat itu, rakyatnya berusaha bertahan hidup dalam kondisi sulit sementara berdoa kepada para Dewa.
Ketika anak dan istri Gorr tewas bersama ibunya, Gorr mengalami krisis keyakinan. Dia pun marah terhadap pelindung Yang Maha Kuasa yang sudah disembah rakyatnya. Gorr dihukum atas kepercayaannya yang tidak ortodoks. Akhirnya, dia berencana membalas dendam kepada Dewa dengan cara yang keras.
Kesempatan itu datang. Dua orang Dewa tiba-tiba muncul dan bertarung. Gorr kemudian memanfaatkan kesempatan itu dengan terikat kepada senjata yang disebut All-Black the Necrosword. Gorr lantas membunuh Dewa pertamanya sebelum melakukan kekacauan di seluruh semesta.
Gorr kemudian tiba di bumi, di mana dia bertemu Thor dan menyiksanya. Dia melakukannya sembari mencari informasi tentang keberadaan anggota lain ras Asgardian. Penjahat itu kemudian memenjarakan Shadrak, Dewa Bom, dan menggunakan kecerdasannya untuk menciptakan Godbomb, bahan peledak seukuran bulan yang bisa membunuh setiap Dewa yang ada.
Gorr menggunakan alat itu untuk melakukan perjalanan waktu. Dia pun bisa bertemu Thor muda sebelum pergi ke masa depan dystopian. Akhirnya, tiga versi Thor yang berbeda menghadapi Gorr the God Butcher. Lini cerita ini selesai di komik sementara menggabungkan anak penjahat itu, Agar.
2. Kekuatan Gorr the God Butcher
Kekuatan Gorr berasal secara langsung dari Necrosword. Pedang itu memberikan penggunanya hadiah seperti keabadian dan terbang. Simbiot Komik Marvel, seperti Venom, juga berasal dari senjata All-Black. Necrosword memberikan Gorr kemampuan manusia super dan dia bisa menggunakan pikirannya untuk menyulap senjata dan senjata.
Necrosword juga membuat Gorr bisa beregenerasi. Ini membuatnya jadi lebih berbahaya ketimbang rata-rata musuh yang pernah dihadapi Thor. Dengan Necrosword, Gorr the God Butcher bisa menciptakan versi istri dan anaknya yang sudah mati untuk mengatasi kesepiannya. Penjahat itu juga menciptakan pengawalnya, Black Berserkers, yang melindunginya dari Thor dan membuatnya jadi lebih kuat lewat permainan kotor mereka.
Sebagai karakter, tragedi inherennya adalah Gorr the God Butcher membenci semua Dewa kuat dan menghabiskan hidupnya membunuh mereka. Tapi, dia masih seseorang yang punya kekuatan luar biasa. Terutama, ketika mempertimbangkan Godbomb yang dia ciptakan.
3. Gorr the God Butcher diperankan Christian Bale
Christian Bale secara resmi di-cast sebagai Gorr pada Desember 2020. Di Thor: Love and Thunder, dia akan membawa kekuatan bintang kelas A-nya sebagai penjahat. Dia juga akan membawa teknik metodenya yang jelas akan membuat penampilannya di MCU jadi unik di tengah banyak aktor yang pernah melakoni peran penjahat sebelum dirinya.
Christian adalah nominator empat kali Academy Award. Dia pernah memenangkan Oscar untuk kategori Aktor Pendamping Terbaik saat memerankan Dicky Eklund di The Fighter. Pada 2002, Christian tampil bersama Patrick Bateman di film klasik American Psycho. Dia juga tampil sebagai Batman di trilogi Dark Knight. Dalam beberapa tahun terakhir, Christian telah memerankan Dick Cheney di Vice dan Ken Miles di Ford v Ferrari.
Christian sepertinya pilihan populer penggemar untuk memerankan Gorr the God Butcher. Meski dikenal sebagai aktor “serius”, dia benar-benar bisa mencampurkan drama dan komedi. Ini jelas menjadi nilai plus ketika dia harus beradu akting dengan orang seperti Chris Hemsworth, pemeran Thor.
Selain itu, Christian pernah bekerja bareng Nathalie Portman di Knight of Cups. Nathalie akan kembali ke perannya di MCU sebagai Jane Foster untuk kali pertama sejak 2013. Nathalie mengatakan, Christian selalu memberikan energi positif di lokasi syuting.
4. Penampakan Gorr the God Butcher di Thor: Love and Thunder
Trailer kedua Thor: Love and Thunder akhirnya menunjukkan sosok Gorr the Butcher yang diperankan Christian Bale. Meski belum sepenuhnya diketahui seperti apa pendekatan yang dilakukan sutradara Taika Waititi terhadap sosok ini, tapi penampakan Christian sebagai Gorr cukup mengesankan. Skema hitam putih pada sosok ini menimbulkan rasa ngeri dan misterius yang mendalam.
Gorr terlihat mengganggu dengan penampakannya yang ramping dan wajahnya yang menyeramkan. Meski sempat terlihat sosoknya dalam skema yang lebih berwarna, tapi itu tidak menghilangkan kesan seramnya. Di trailer itu, gerakannya terlihat meyakinkan dalam slow motion. Necrosword yang menjadi sumber kekuatannya juga turut ditampilkan di trailer itu.
Di salah satu adegan di trailer itu, Gorr terlihat bertarung melawan Valkyrie. Thor terlihat menantangnya, pertemuan kedua orang itu belum terlihat. Di trailer itu, Gorr sempat mengatakan kalau Thor bukanlah seperti dewa yang pernah dia temui sebelumnya. Ini menandakan kalau pertarungan di antara keduanya akan berlangsung sengit. Selain itu, harus dilihat bagaimana warna itu akan mempengaruhi film ini. Utamanya karena Gorr ditampilkan dalam hitam putih dan Thor pun juga ketika dia bertemu penjahat itu.
5. Apakah Gorr lebih baik dari Thanos?
Gorr the God Butcher punya cerita latar tragis dan motivasi kompleks yang mendorong aksinya. Ini memberinya peluangn untuk menjadi penjahat yang lebih baik ketimbang Thanos. Thanos punya kekuatan luar biasa dengan Batu Keabadian di genggamannya. Tapi, sebagai seorang penjahat, dia lebih satu dimensi ketimbang Gorr. Dia mengejar filosofi lebih luas ketimbang balas dendam pribadi.
Gorr bisa memainkan asal usulnya sebagai keuntungannya di film baru Fase 4 MCU itu. Tidak mungkiri kalau aktor seperti Christian Bale akan menggabungkan ini ke karakterisasinya. Pertandingannya bisa seri kalau Gorr dan Thanos berlangsung. Tanpa Sarung Tangan Keabadian atau peningkatan lain, konsensus umumnya adalah Thanos akan kalah dari Necrosword-nya Gorr. Tapi, dalam pertarungan Gorr melawan Thanos, semuanya jadi lebih keruh kalau ada yang mempertimbangkan kemampuan telepati Thanos.
Keduanya jelas punya tujuan yang berbeda. Sementara Thanos berusaha melenyapkan separuh semesta, Gorr hanya mengejar Dewa seperti Thor. Skup penjahat Thor: Love and Thunder itu mungkin lebih kecil dari skema besar cerita Fase 4. Gorr sepertinya hanya akan menjadi penjahat sekali waktu atau tetap berada di franchise Thor secara eksklusif. Meski begitu, Gorr the God Butcher adalah penjahaat yang tangguh. Dia diberi lebih banyak peluang untuk mengungkapkan cerita latar belakangnya ketimbang Thanos.
Semuanya ini menjadikannya sebagai penjahat yang lebih menarik ketimbang Thanos. Dia juga bisa menarik lebih banyak simpati dari penonton—meski sebagaian besar akan mengatakan kalau mereka Tim Thanos. Apa pun itu, dan seperti apa Gorr nantinya, lini cerita MCU jelas akan membawa ke pertarungan antara Gorr dan Thor. Karena Chris Hemsworth akan terus menjadi bagian MCU setelah Fase 4, Love and Thunder bisa membiarkan Gorr tetap hidup di akhir cerita. Ini menempatkan landasan untuk pertemuan spektakuler lain di masa depan.
Thor: Love and Thunder menampilkan Chris Hemsworth sebagai Thor. Nathalie Portman kembali ke franchise ini setelah lebih dari 10 absen sebagai Jane Foster. Hanya di film terbaru Marvel Cinematic Universe (MCU) itu, Jane telah berubah menjadi Mighty Thor. Tessa Thompson tampil sebagai Valkyrie, penguasa New Asgard. Film ini terinspirasi dari komik The Mighty Thor yang mengindikasikan kalau Jane akan melawan kanker sementara juga melawan musuh kosmik.
Masuknya Gorr the God Butcher di film ini menarik. Orang sudah lama menanti masuknya karakter ini ke MCU meskipun dia adalah karakter yang relative baru di komik Marvel. Terpilihnya Christian Bale sebagai pemerannya juga mengindikasian kalau sosok ini akan seru. Seperti apa sebenarnya Gorr di komik Marvel? Mengutip Screen Rant, berikut ulasannya!
1. Asal Usul dan Cerita Gorr the God Butcher di Komik Marvel
Gorr the God Butcher kali pertama muncul di komik Thor: God of Thunder #2 pada Januari 2015. Karakter ini diciptakan Jason Aaron dan Esad Ribić. Asal usulnya mundur hingga lebih dari 3.000 tahun lalu di sebuah planet yang suram. Di tempat itu, rakyatnya berusaha bertahan hidup dalam kondisi sulit sementara berdoa kepada para Dewa.
Ketika anak dan istri Gorr tewas bersama ibunya, Gorr mengalami krisis keyakinan. Dia pun marah terhadap pelindung Yang Maha Kuasa yang sudah disembah rakyatnya. Gorr dihukum atas kepercayaannya yang tidak ortodoks. Akhirnya, dia berencana membalas dendam kepada Dewa dengan cara yang keras.
Kesempatan itu datang. Dua orang Dewa tiba-tiba muncul dan bertarung. Gorr kemudian memanfaatkan kesempatan itu dengan terikat kepada senjata yang disebut All-Black the Necrosword. Gorr lantas membunuh Dewa pertamanya sebelum melakukan kekacauan di seluruh semesta.
Gorr kemudian tiba di bumi, di mana dia bertemu Thor dan menyiksanya. Dia melakukannya sembari mencari informasi tentang keberadaan anggota lain ras Asgardian. Penjahat itu kemudian memenjarakan Shadrak, Dewa Bom, dan menggunakan kecerdasannya untuk menciptakan Godbomb, bahan peledak seukuran bulan yang bisa membunuh setiap Dewa yang ada.
Gorr menggunakan alat itu untuk melakukan perjalanan waktu. Dia pun bisa bertemu Thor muda sebelum pergi ke masa depan dystopian. Akhirnya, tiga versi Thor yang berbeda menghadapi Gorr the God Butcher. Lini cerita ini selesai di komik sementara menggabungkan anak penjahat itu, Agar.
2. Kekuatan Gorr the God Butcher
Kekuatan Gorr berasal secara langsung dari Necrosword. Pedang itu memberikan penggunanya hadiah seperti keabadian dan terbang. Simbiot Komik Marvel, seperti Venom, juga berasal dari senjata All-Black. Necrosword memberikan Gorr kemampuan manusia super dan dia bisa menggunakan pikirannya untuk menyulap senjata dan senjata.
Necrosword juga membuat Gorr bisa beregenerasi. Ini membuatnya jadi lebih berbahaya ketimbang rata-rata musuh yang pernah dihadapi Thor. Dengan Necrosword, Gorr the God Butcher bisa menciptakan versi istri dan anaknya yang sudah mati untuk mengatasi kesepiannya. Penjahat itu juga menciptakan pengawalnya, Black Berserkers, yang melindunginya dari Thor dan membuatnya jadi lebih kuat lewat permainan kotor mereka.
Sebagai karakter, tragedi inherennya adalah Gorr the God Butcher membenci semua Dewa kuat dan menghabiskan hidupnya membunuh mereka. Tapi, dia masih seseorang yang punya kekuatan luar biasa. Terutama, ketika mempertimbangkan Godbomb yang dia ciptakan.
3. Gorr the God Butcher diperankan Christian Bale
Christian Bale secara resmi di-cast sebagai Gorr pada Desember 2020. Di Thor: Love and Thunder, dia akan membawa kekuatan bintang kelas A-nya sebagai penjahat. Dia juga akan membawa teknik metodenya yang jelas akan membuat penampilannya di MCU jadi unik di tengah banyak aktor yang pernah melakoni peran penjahat sebelum dirinya.
Christian adalah nominator empat kali Academy Award. Dia pernah memenangkan Oscar untuk kategori Aktor Pendamping Terbaik saat memerankan Dicky Eklund di The Fighter. Pada 2002, Christian tampil bersama Patrick Bateman di film klasik American Psycho. Dia juga tampil sebagai Batman di trilogi Dark Knight. Dalam beberapa tahun terakhir, Christian telah memerankan Dick Cheney di Vice dan Ken Miles di Ford v Ferrari.
Christian sepertinya pilihan populer penggemar untuk memerankan Gorr the God Butcher. Meski dikenal sebagai aktor “serius”, dia benar-benar bisa mencampurkan drama dan komedi. Ini jelas menjadi nilai plus ketika dia harus beradu akting dengan orang seperti Chris Hemsworth, pemeran Thor.
Selain itu, Christian pernah bekerja bareng Nathalie Portman di Knight of Cups. Nathalie akan kembali ke perannya di MCU sebagai Jane Foster untuk kali pertama sejak 2013. Nathalie mengatakan, Christian selalu memberikan energi positif di lokasi syuting.
4. Penampakan Gorr the God Butcher di Thor: Love and Thunder
Trailer kedua Thor: Love and Thunder akhirnya menunjukkan sosok Gorr the Butcher yang diperankan Christian Bale. Meski belum sepenuhnya diketahui seperti apa pendekatan yang dilakukan sutradara Taika Waititi terhadap sosok ini, tapi penampakan Christian sebagai Gorr cukup mengesankan. Skema hitam putih pada sosok ini menimbulkan rasa ngeri dan misterius yang mendalam.
Gorr terlihat mengganggu dengan penampakannya yang ramping dan wajahnya yang menyeramkan. Meski sempat terlihat sosoknya dalam skema yang lebih berwarna, tapi itu tidak menghilangkan kesan seramnya. Di trailer itu, gerakannya terlihat meyakinkan dalam slow motion. Necrosword yang menjadi sumber kekuatannya juga turut ditampilkan di trailer itu.
Di salah satu adegan di trailer itu, Gorr terlihat bertarung melawan Valkyrie. Thor terlihat menantangnya, pertemuan kedua orang itu belum terlihat. Di trailer itu, Gorr sempat mengatakan kalau Thor bukanlah seperti dewa yang pernah dia temui sebelumnya. Ini menandakan kalau pertarungan di antara keduanya akan berlangsung sengit. Selain itu, harus dilihat bagaimana warna itu akan mempengaruhi film ini. Utamanya karena Gorr ditampilkan dalam hitam putih dan Thor pun juga ketika dia bertemu penjahat itu.
5. Apakah Gorr lebih baik dari Thanos?
Gorr the God Butcher punya cerita latar tragis dan motivasi kompleks yang mendorong aksinya. Ini memberinya peluangn untuk menjadi penjahat yang lebih baik ketimbang Thanos. Thanos punya kekuatan luar biasa dengan Batu Keabadian di genggamannya. Tapi, sebagai seorang penjahat, dia lebih satu dimensi ketimbang Gorr. Dia mengejar filosofi lebih luas ketimbang balas dendam pribadi.
Gorr bisa memainkan asal usulnya sebagai keuntungannya di film baru Fase 4 MCU itu. Tidak mungkiri kalau aktor seperti Christian Bale akan menggabungkan ini ke karakterisasinya. Pertandingannya bisa seri kalau Gorr dan Thanos berlangsung. Tanpa Sarung Tangan Keabadian atau peningkatan lain, konsensus umumnya adalah Thanos akan kalah dari Necrosword-nya Gorr. Tapi, dalam pertarungan Gorr melawan Thanos, semuanya jadi lebih keruh kalau ada yang mempertimbangkan kemampuan telepati Thanos.
Keduanya jelas punya tujuan yang berbeda. Sementara Thanos berusaha melenyapkan separuh semesta, Gorr hanya mengejar Dewa seperti Thor. Skup penjahat Thor: Love and Thunder itu mungkin lebih kecil dari skema besar cerita Fase 4. Gorr sepertinya hanya akan menjadi penjahat sekali waktu atau tetap berada di franchise Thor secara eksklusif. Meski begitu, Gorr the God Butcher adalah penjahaat yang tangguh. Dia diberi lebih banyak peluang untuk mengungkapkan cerita latar belakangnya ketimbang Thanos.
Semuanya ini menjadikannya sebagai penjahat yang lebih menarik ketimbang Thanos. Dia juga bisa menarik lebih banyak simpati dari penonton—meski sebagaian besar akan mengatakan kalau mereka Tim Thanos. Apa pun itu, dan seperti apa Gorr nantinya, lini cerita MCU jelas akan membawa ke pertarungan antara Gorr dan Thor. Karena Chris Hemsworth akan terus menjadi bagian MCU setelah Fase 4, Love and Thunder bisa membiarkan Gorr tetap hidup di akhir cerita. Ini menempatkan landasan untuk pertemuan spektakuler lain di masa depan.
(alv)