10 Film Superhero yang Disukai sekaligus Dibenci Orang
loading...
A
A
A
Film genre superhero kian populer dalam beberapa tahun belakangan ini. Bioskop pun kebanjiran berbagai macam cerita dari genre ini. Penonton menyukai film ini karena action, perwujudan imajinasi dan cerita yang dibawakannya.
Genre ini pun tak sepenuhnya hanya tentang superhero dari DC dan Marvel. Di luar dua raksasa komik superhero ini, masih banyak superhero lain yang tak kalah hebatnya. Meski harus diakui, mereka memang tak sepopuler Batman, Superman, Iron Man, Spider-Man atau Captain America.
Namun, tidak semua penonton terpuaskan dengan film-film ini. Sejumlah film superhero justru memicu perpecahan di antara pendapat audiens, kritikus dan penggemar. Perpecahan ini muncul karena plot yang tidak dikembangkan dengan baik, perubahan karakter dari materi sumber atau memang karena adaptasinya yang jelek.
Ketika sebuah film superhero tidak memenuhi sejumlah persyaratan, mereka biasanya akan menghadapi amarah dari penonton. Di sisi lain, opini orang tentang film itu bias. Kadang, film yang paling dibenci pun tetap disukai orang. Lantas, film superhero apa yang disuka sekaligus dibenci orang? Mengutip Screen Rant, berikut daftarnya!
10. Birds of Prey
Film antihero DC ini dianggap gagal berkoneksi dengan sebagian besar audiens-nya. Gagal memenuhi ekspektasi box office dan memecah kritikus hingga nyaris 50-50, ini adalah hambatan lain bagi penggambaran Harley Quinn di layar lebar. Narasi dan perkembangan karakter baru di film ini dangkal. Meskipun, penampilan Harley tidaklah mengecewakan di sini. Untungnya, Margot Robbie bisa membalas penampilannya sebagai Harley Quinn di The Suicide Squad yang disukai kritikus dan audiens.
9. V for Vendetta
Sementara Alan Moore mungkin tidak suka dengan adaptasi karyanya itu, di V for Vendetta, ada sedikit yang suka dan setia pada sumber materi aslinya ketimbang filmnya. Menampilkan sejumlah penampilan apik dari aktor seperti Natalie Portman, Hugo Weaving, Stephen Fry dan lain-lain, film ini menjadi salah satu film komik terikonik sepanjang masa. Meski sukses saat dirilis, eksposur berlebihan terhadap V sebagai karakter dan topeng di pop culture telah membuat orang jadi tidak suka. Sementara masih punya penggemar, ada banyak sekali orang yang sudah muak dengan vigilante.
8. Darkman
Setelah membakar dunia horor dengan serial Evil Dead, karya pertama Sam Raimi di genre superhero adalah sekte klasik yang tidak pernah mendapatkan penghormatan yang sebenarnya layak diterima. Meski tidak dibenci, audiens dan kritik tidak tertarik sama sekali pada film ini. Di dunia film superhero berdana besar yang berbasis pada properti yang sudah ada, Darkman adalah makhluk asli, yang sangat berbeda dan mempertahankan fanbase yang loyal. Terinspirasi dari film monster dan noir, Darkman tidak seperti film superhero seperti sekarang. Makanya, film ini layak mendapatkan semua cinta yang didapatkan, meski agak tidak jelas.
7. The Amazing Spider-Man
Bagi generasi penggemar tertentu, ini adalah Spider-Man mereka. Sementara The Amazing Spider-Man adalah film kompeten yang sempurna, memuaskan mereka yang tumbuh nonton trilogi Spider-Man karya Sam Raimi jelas mustahil. Meskipun Andrew Garfield dengan sangat baik memerankan Peter Parker, film ini punya misi yang kurang beruntung untuk bisa mengikuti penggambaran sempurna manusia laba-laba. Meskipun film pertamanya sukses, sekuelnya gagal memenuhi harapan. Nyatanya, film ini menjadi penghambat semua franchise ini dan menodai persepsi publik atas film tersebut.
6. Avengers: Age of Ultron
Sebagai sekuel peristiwa film terbesar sepanjang masa, Age of Ultron punya banyak beban. Sementara film ini bukanlah kegagalan komersial atau kritik, film ini tidak semegah sebelumnya. Film ini menunjukkan kepada audiens kalau sesuatu yang besar harus terjadi kalau MCU akan meneruskan gelombang kesuksesannya. Penampilannya yang luar biasa di box office membuktikan kalau ada banyak yang suka Age of Ultron. Penggemar juga memuji film ini saat dirilis. Tapi, waktu telah terbukti menjadi ancaman terbesar warisannya. Sebagian besar penggemar modern sepakat kalau film ini adalah penurunan dari sebelumnya. Film ini bisa terlupakan dan lemah dibandingkan film setelahnya.
5. Watchmen
Watchmen mungkin merupakan adaptasi film dari komik karya Alan Moore tersukses dan paling dikenal. Film besutan Zack Snyder ini meledak begitu dirilis pada 2009. Sementara audiens dan kritikus sangat menyukai film ini saat itu, persepsi terhadap Watchmen telah berubah dalam beberapa tahun belakangan ini. Sementara cukup setia pada materi sumber, film ini memasukkan beberapa hal yang membuat penggemar berat tidak suka. Selain itu durasi yang kepanjangan dan ke-edgy-an 2000-an tidak membantu film ini disukai audiens modern. Tapi, film ini masih punya penggemar dan disukai banyak orang, meskipun kehilangan banyak penggemar dalam beberapa tahun belakangan.
4. Batman V Superman: Dawn of Justice
Batman V Superman: Dawn of Justice memecah opini orang. Film ini adalah film besar pertama bagi DCEU, tapi apakah itu sukses atau jelek, itu tergantung kepada siapa hal ini dipertanyakan. Zack Snyder adalah salah satu sutradara paling memecah pendapat dalam beberapa tahun belakangan ini. Selain itu, nyaris tidak ada contoh yang lebih baik dari itu ketimbang respons terhadap film ini. Beberapa menganggap film ini terlalu gelap dan edgy serta tidak peduli pada penggambaran Batman dan Superman sebagai musuh. Sementara, yang lain suka dengan pendekatan baru terhadap karakter itu—yang pertama di layar lebar. Tapi, yang tidak bisa dibantah adalah kesuksesannya. Film ini meraup hampir USD1 miliar dan membangun panggung untuk tiap film DC setelahnya.
3. Captain Marvel
Captain Marvel menampilkan cerita latar bernuansa retro yang kental. Sementara film ini membuat senang sebagian penonton, yang lainnya tidak suka. Meskipun Captain Marvel adalah film yang kompeten, perilisanya sebelum Avengers: Endgame membuat sebagian besar audiens melihatnya sebagai sekadar filler sebelum peristiwa utama. Meski begitu, Brie Larson pas dipasangkan dengan Samuel L Jackson dan audiens suka dengan setting 90-annya. Meski ada yang menganggap film ini mudah dilupakan, yang lain senang dengan kehadiran Goose di film itu.
2. Justice League
Sementara punya penggemarnya, Justice League versi asli kurang lebih dianggap sebagai salah langkah bagi sang sutradara, Zack Snyder. Tapi, yang jelas adalah film itu jeblok karena campur tangan studio. Di luar sana, versi lebih baiknya berharap untuk dirilis. Makanya, pada 2021, Justice League versi Snyder pun dirilis di layanan streaming dengan janji memulihkan visi asli sang sutradara. Yang terjadi adalah audiens disuguhi film sepanjang 4 jam. Meski versi baru ini dipuji kritikus dan audiens, durasinya membuat banyak orang malas menontonnya.
1. Eternals
Eternals mungkin adalah film paling memecah dalam sejarah Marvel Cinematic Universe (MCU). Meskipun sukses di box office di era pandemi, perbedaan penilaian antara kritikus dan audiens adalah yang paling terpolarisasi di film superhero. Dengan skor kritikus 47% dari kritikus dan 78% dari audiens di Rotten Tomatoes, perbedaan opini antara penggemar dan profesional itu signifikan. Meskipun skornya sangat jauh berbeda, yang bisa dilihat adalah bagaimana MCU masih kuat.
Genre ini pun tak sepenuhnya hanya tentang superhero dari DC dan Marvel. Di luar dua raksasa komik superhero ini, masih banyak superhero lain yang tak kalah hebatnya. Meski harus diakui, mereka memang tak sepopuler Batman, Superman, Iron Man, Spider-Man atau Captain America.
Namun, tidak semua penonton terpuaskan dengan film-film ini. Sejumlah film superhero justru memicu perpecahan di antara pendapat audiens, kritikus dan penggemar. Perpecahan ini muncul karena plot yang tidak dikembangkan dengan baik, perubahan karakter dari materi sumber atau memang karena adaptasinya yang jelek.
Ketika sebuah film superhero tidak memenuhi sejumlah persyaratan, mereka biasanya akan menghadapi amarah dari penonton. Di sisi lain, opini orang tentang film itu bias. Kadang, film yang paling dibenci pun tetap disukai orang. Lantas, film superhero apa yang disuka sekaligus dibenci orang? Mengutip Screen Rant, berikut daftarnya!
10. Birds of Prey
Film antihero DC ini dianggap gagal berkoneksi dengan sebagian besar audiens-nya. Gagal memenuhi ekspektasi box office dan memecah kritikus hingga nyaris 50-50, ini adalah hambatan lain bagi penggambaran Harley Quinn di layar lebar. Narasi dan perkembangan karakter baru di film ini dangkal. Meskipun, penampilan Harley tidaklah mengecewakan di sini. Untungnya, Margot Robbie bisa membalas penampilannya sebagai Harley Quinn di The Suicide Squad yang disukai kritikus dan audiens.
9. V for Vendetta
Sementara Alan Moore mungkin tidak suka dengan adaptasi karyanya itu, di V for Vendetta, ada sedikit yang suka dan setia pada sumber materi aslinya ketimbang filmnya. Menampilkan sejumlah penampilan apik dari aktor seperti Natalie Portman, Hugo Weaving, Stephen Fry dan lain-lain, film ini menjadi salah satu film komik terikonik sepanjang masa. Meski sukses saat dirilis, eksposur berlebihan terhadap V sebagai karakter dan topeng di pop culture telah membuat orang jadi tidak suka. Sementara masih punya penggemar, ada banyak sekali orang yang sudah muak dengan vigilante.
8. Darkman
Setelah membakar dunia horor dengan serial Evil Dead, karya pertama Sam Raimi di genre superhero adalah sekte klasik yang tidak pernah mendapatkan penghormatan yang sebenarnya layak diterima. Meski tidak dibenci, audiens dan kritik tidak tertarik sama sekali pada film ini. Di dunia film superhero berdana besar yang berbasis pada properti yang sudah ada, Darkman adalah makhluk asli, yang sangat berbeda dan mempertahankan fanbase yang loyal. Terinspirasi dari film monster dan noir, Darkman tidak seperti film superhero seperti sekarang. Makanya, film ini layak mendapatkan semua cinta yang didapatkan, meski agak tidak jelas.
7. The Amazing Spider-Man
Bagi generasi penggemar tertentu, ini adalah Spider-Man mereka. Sementara The Amazing Spider-Man adalah film kompeten yang sempurna, memuaskan mereka yang tumbuh nonton trilogi Spider-Man karya Sam Raimi jelas mustahil. Meskipun Andrew Garfield dengan sangat baik memerankan Peter Parker, film ini punya misi yang kurang beruntung untuk bisa mengikuti penggambaran sempurna manusia laba-laba. Meskipun film pertamanya sukses, sekuelnya gagal memenuhi harapan. Nyatanya, film ini menjadi penghambat semua franchise ini dan menodai persepsi publik atas film tersebut.
6. Avengers: Age of Ultron
Sebagai sekuel peristiwa film terbesar sepanjang masa, Age of Ultron punya banyak beban. Sementara film ini bukanlah kegagalan komersial atau kritik, film ini tidak semegah sebelumnya. Film ini menunjukkan kepada audiens kalau sesuatu yang besar harus terjadi kalau MCU akan meneruskan gelombang kesuksesannya. Penampilannya yang luar biasa di box office membuktikan kalau ada banyak yang suka Age of Ultron. Penggemar juga memuji film ini saat dirilis. Tapi, waktu telah terbukti menjadi ancaman terbesar warisannya. Sebagian besar penggemar modern sepakat kalau film ini adalah penurunan dari sebelumnya. Film ini bisa terlupakan dan lemah dibandingkan film setelahnya.
5. Watchmen
Watchmen mungkin merupakan adaptasi film dari komik karya Alan Moore tersukses dan paling dikenal. Film besutan Zack Snyder ini meledak begitu dirilis pada 2009. Sementara audiens dan kritikus sangat menyukai film ini saat itu, persepsi terhadap Watchmen telah berubah dalam beberapa tahun belakangan ini. Sementara cukup setia pada materi sumber, film ini memasukkan beberapa hal yang membuat penggemar berat tidak suka. Selain itu durasi yang kepanjangan dan ke-edgy-an 2000-an tidak membantu film ini disukai audiens modern. Tapi, film ini masih punya penggemar dan disukai banyak orang, meskipun kehilangan banyak penggemar dalam beberapa tahun belakangan.
4. Batman V Superman: Dawn of Justice
Batman V Superman: Dawn of Justice memecah opini orang. Film ini adalah film besar pertama bagi DCEU, tapi apakah itu sukses atau jelek, itu tergantung kepada siapa hal ini dipertanyakan. Zack Snyder adalah salah satu sutradara paling memecah pendapat dalam beberapa tahun belakangan ini. Selain itu, nyaris tidak ada contoh yang lebih baik dari itu ketimbang respons terhadap film ini. Beberapa menganggap film ini terlalu gelap dan edgy serta tidak peduli pada penggambaran Batman dan Superman sebagai musuh. Sementara, yang lain suka dengan pendekatan baru terhadap karakter itu—yang pertama di layar lebar. Tapi, yang tidak bisa dibantah adalah kesuksesannya. Film ini meraup hampir USD1 miliar dan membangun panggung untuk tiap film DC setelahnya.
3. Captain Marvel
Captain Marvel menampilkan cerita latar bernuansa retro yang kental. Sementara film ini membuat senang sebagian penonton, yang lainnya tidak suka. Meskipun Captain Marvel adalah film yang kompeten, perilisanya sebelum Avengers: Endgame membuat sebagian besar audiens melihatnya sebagai sekadar filler sebelum peristiwa utama. Meski begitu, Brie Larson pas dipasangkan dengan Samuel L Jackson dan audiens suka dengan setting 90-annya. Meski ada yang menganggap film ini mudah dilupakan, yang lain senang dengan kehadiran Goose di film itu.
2. Justice League
Sementara punya penggemarnya, Justice League versi asli kurang lebih dianggap sebagai salah langkah bagi sang sutradara, Zack Snyder. Tapi, yang jelas adalah film itu jeblok karena campur tangan studio. Di luar sana, versi lebih baiknya berharap untuk dirilis. Makanya, pada 2021, Justice League versi Snyder pun dirilis di layanan streaming dengan janji memulihkan visi asli sang sutradara. Yang terjadi adalah audiens disuguhi film sepanjang 4 jam. Meski versi baru ini dipuji kritikus dan audiens, durasinya membuat banyak orang malas menontonnya.
1. Eternals
Eternals mungkin adalah film paling memecah dalam sejarah Marvel Cinematic Universe (MCU). Meskipun sukses di box office di era pandemi, perbedaan penilaian antara kritikus dan audiens adalah yang paling terpolarisasi di film superhero. Dengan skor kritikus 47% dari kritikus dan 78% dari audiens di Rotten Tomatoes, perbedaan opini antara penggemar dan profesional itu signifikan. Meskipun skornya sangat jauh berbeda, yang bisa dilihat adalah bagaimana MCU masih kuat.
(alv)