Bisnis Digital dan Aktuaria, Dua Jurusan Baru yang Banyak Diburu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jurusan di perguruan tinggi kian beragam. Banyak jurusan baru dibuka mengikuti tren profesi kekinian. Tujuannya supaya bisa menciptakan profesi baru sesuai perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan pasar.
Dari begitu banyak jurusan baru yang dibuka di universitas , Jurusan Bisnis Digital dan Aktuaria termasuk yang menjadi favorit. Kalau kamu berminat mendirikan perusahaan rintisan (startup) layaknya Han Ji-pyeong dalam drama korea " Start-Up ", wajib paham dengan urusan bisnis digital .
Sedangkan bagi yang berminat pada analisis dan risiko keuangan, bisa masuk Jurusan Aktuaria. Meskipun keduanya masih terbilang baru, tapi peluang masuk untuk bisa diterima cukup ketat.
Jurusan Bisnis Digital pertama kali dibuka pada 2018 di Universitas Padjajaran (Unpad) Kemudian disusul oleh Kampus Daerah UPI Tasikmalaya dan Universitas Negeri Makassar pada 2019.
Foto: Pixabay
Mengutip dari laman sidata-ptn.ltmpt.ac.id, meskipun baru dibuka pada 2018 peluang masuk Jurusan Bisnis Digital di Unpad pada seleksi SBMPTN mencapai 1,74%. Dengan rincian daya tampung 44 orang. Sedangkan jumlah pendaftarnya mencapai 2.534 orang.
Begitu pun dengan Jurusan S1 Aktuaria di Universitas Indonesia (UI) yang peluang masuknya mencapai 1,24%. Mengutip laman sidata-ptn.ltmpt.ac.id, pada 2018 diseleksi SBMPTN jurusan S1 Aktuaria UI hanya punya daya tampung untuk 28 orang. Sedangkan pendaftarnya mencapai 2.252 orang.
Alasan Memilih dan Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital
Masuk jurusan yang baru dibuka sering dianggap bukan pilihan baik bagi sebagian orang. Akreditasi jurusan dan profil alumnus sering jadi pertimbangannya. Namun berbeda dengan Aliya Shafa, mahasiswa Jurusan Bisnis Digital UNPAD angkatan 2018, yang memilih jurusan tersebut berbekal infomasi dari teman dan kecintaanya pada bisnis.
“Menurut aku prospeknya bakal bagus. Apalagi kan sekarang teknologi udah semakin maju,” ucap Aliya.
Foto: YouTube Telkom BDV
Senada dengan Aliya, Rivaldo Rachman Putra, mahasiswa Bisnis Digital Kampus Daerah UPI Tasikmalaya yang juga angkatan pertama menyebut bahwa Bisnis Digital merupakan program studi yang sedang tren. “Lagihitsbanget dan lagi eranya 4.0. Apalagi ke depannya saya mau jadi pebisnis. Saya rasa ini adalah pilihan yang tepat,” jelas Valdo.
Sesuai dengan namanya, Jurusan Bisnis Digital bakal mempelajari ilmu yang berhubungan dengan bisnis dan konsep dunia digital. Aliya Shafa menjelaskan bahwa mata kuliah yang mesti dikuasai adalah dalam bidang bisnis seperti ilmu manajemen, ekonomi, akuntansi, dan pemasaran (marketing). Sedangkan mata kuliah yang berhubungan dengan teknologi sepertiwebsite development, database, programing, UI dan UX.
Rivaldo menambahkan mahasiswa Bisnis Digital juga mempelajari dasar-dasar algoritma, pendidikan digital, manajemen risiko, statistika, sumber daya manusia, dan etika hukum bisnis perusahaan.
Foto: Pixabay
Sementara untuk peluang kerjanya sangat luas. Mulai dari bekerja di perusahaan rintisan, fintech, menjadi konsultan keuangan, programmer, desainer UI/UX, website developer, product developer, data analis, bahkan membuka bisnis sendiri pun bisa jadi pilihan.
Selain itu, profesi technopreneur, konsultan IT, digital marketer, hingga manajer proyek IT juga bisa ditekuni oleh lulusan bisnis digital.
Baca Juga: 5 Hal untuk Dipertimbangkan Sebelum Pilih Gap Year
Sampai Berkunjung ke Sand Box-nya Indonesia
Belajar ilmu yang sesuai dengan perkembangan zaman nyatanya belum cukup untuk bersaing dengan lulusan lainnya. Aliya dan Rivaldo membagikan tipsnya supaya bisa bersaing di pasar kerja. “Semester ini, aku lebih banyak ambil mata kuliah dari program Kampus Merdeka. Aku ikut di program NUNI,” ucap Aliya.
Dari begitu banyak jurusan baru yang dibuka di universitas , Jurusan Bisnis Digital dan Aktuaria termasuk yang menjadi favorit. Kalau kamu berminat mendirikan perusahaan rintisan (startup) layaknya Han Ji-pyeong dalam drama korea " Start-Up ", wajib paham dengan urusan bisnis digital .
Sedangkan bagi yang berminat pada analisis dan risiko keuangan, bisa masuk Jurusan Aktuaria. Meskipun keduanya masih terbilang baru, tapi peluang masuk untuk bisa diterima cukup ketat.
Jurusan Bisnis Digital pertama kali dibuka pada 2018 di Universitas Padjajaran (Unpad) Kemudian disusul oleh Kampus Daerah UPI Tasikmalaya dan Universitas Negeri Makassar pada 2019.
Foto: Pixabay
Mengutip dari laman sidata-ptn.ltmpt.ac.id, meskipun baru dibuka pada 2018 peluang masuk Jurusan Bisnis Digital di Unpad pada seleksi SBMPTN mencapai 1,74%. Dengan rincian daya tampung 44 orang. Sedangkan jumlah pendaftarnya mencapai 2.534 orang.
Begitu pun dengan Jurusan S1 Aktuaria di Universitas Indonesia (UI) yang peluang masuknya mencapai 1,24%. Mengutip laman sidata-ptn.ltmpt.ac.id, pada 2018 diseleksi SBMPTN jurusan S1 Aktuaria UI hanya punya daya tampung untuk 28 orang. Sedangkan pendaftarnya mencapai 2.252 orang.
Alasan Memilih dan Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital
Masuk jurusan yang baru dibuka sering dianggap bukan pilihan baik bagi sebagian orang. Akreditasi jurusan dan profil alumnus sering jadi pertimbangannya. Namun berbeda dengan Aliya Shafa, mahasiswa Jurusan Bisnis Digital UNPAD angkatan 2018, yang memilih jurusan tersebut berbekal infomasi dari teman dan kecintaanya pada bisnis.
“Menurut aku prospeknya bakal bagus. Apalagi kan sekarang teknologi udah semakin maju,” ucap Aliya.
Foto: YouTube Telkom BDV
Senada dengan Aliya, Rivaldo Rachman Putra, mahasiswa Bisnis Digital Kampus Daerah UPI Tasikmalaya yang juga angkatan pertama menyebut bahwa Bisnis Digital merupakan program studi yang sedang tren. “Lagihitsbanget dan lagi eranya 4.0. Apalagi ke depannya saya mau jadi pebisnis. Saya rasa ini adalah pilihan yang tepat,” jelas Valdo.
Sesuai dengan namanya, Jurusan Bisnis Digital bakal mempelajari ilmu yang berhubungan dengan bisnis dan konsep dunia digital. Aliya Shafa menjelaskan bahwa mata kuliah yang mesti dikuasai adalah dalam bidang bisnis seperti ilmu manajemen, ekonomi, akuntansi, dan pemasaran (marketing). Sedangkan mata kuliah yang berhubungan dengan teknologi sepertiwebsite development, database, programing, UI dan UX.
Rivaldo menambahkan mahasiswa Bisnis Digital juga mempelajari dasar-dasar algoritma, pendidikan digital, manajemen risiko, statistika, sumber daya manusia, dan etika hukum bisnis perusahaan.
Foto: Pixabay
Sementara untuk peluang kerjanya sangat luas. Mulai dari bekerja di perusahaan rintisan, fintech, menjadi konsultan keuangan, programmer, desainer UI/UX, website developer, product developer, data analis, bahkan membuka bisnis sendiri pun bisa jadi pilihan.
Selain itu, profesi technopreneur, konsultan IT, digital marketer, hingga manajer proyek IT juga bisa ditekuni oleh lulusan bisnis digital.
Baca Juga: 5 Hal untuk Dipertimbangkan Sebelum Pilih Gap Year
Sampai Berkunjung ke Sand Box-nya Indonesia
Belajar ilmu yang sesuai dengan perkembangan zaman nyatanya belum cukup untuk bersaing dengan lulusan lainnya. Aliya dan Rivaldo membagikan tipsnya supaya bisa bersaing di pasar kerja. “Semester ini, aku lebih banyak ambil mata kuliah dari program Kampus Merdeka. Aku ikut di program NUNI,” ucap Aliya.