5 Hal yang Bikin 'Dash & Lily' Bukan Serial Komedi Romantis Biasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Serial "Dash & Lily" tayang sejak 10 November lalu di Netflix. Di situs web agregator Rotten Tomatoes, nilainya sempurna 100% dari 23 kritikus, dan 89% dari 113 penonton.
Nilai ini jelas termasuk menakjubkan, karena artinya, "Dash & Lily" bukan cuma menghibur, tapi juga dianggap punya kualitas bagus oleh para pengulas film.
Yang belum tahu, serial komedi romantis remaja "Dash & Lily" bercerita tentang dua karakter utama Dash (Austin Abrams) dan Lily (Midori Francis) yang punya sifat bertolak belakang.
Dash bukan orang yang ceria. Dia punya pandangan gelap tentang dunia dan manusia. Dia bahkan benci dengan segala hiruk-pikuk soal Natal.
Sementara Lily sebaliknya. Dia sangat suka Natal, selalu berpikir positif, tapi sayangnya susah punya teman. Dia lebih cocok bergaul dengan orang tua. Itulah kenapa dia belum pernah pacaran, dan pengen banget punya pacar.
Sampai di sini, ceritanya emang kelihatan klise, karena semua pasti udahbisamenebak bahwa Dash dan Lily bakal menjalin sebuah hubungan romantis .
Tapi, cara mereka memulai hubungan dan gimana hubungan itu berjalan, nah, ini sesuatu yang gak biasa terjadi dalam sebuah kisah komedi romantis remaja.
Yang mau tahu gimana gak biasanya, lanjut baca di bawah ini.
1. SEMUA BERKAT BUKU MERAH MISTERIUS DI TOKO BUKU
Foto: Netflix
Gara-gara ingin punya pacar, Lily - karena desakan kakaknya, Langston (Troy Iwata) - akhirnya menulis sebuah tantangan di buku catatannya yang berwarna merah. Buku itu lalu ditaruh di sebuah toko buku.
Dash lah yang pertama kali menemukan buku itu, dan merasa aneh ada buku merah yang ditaruh di rak yang gak semestinya.
Dia lalu membaca catatan di buku tersebut, dan menemukan tantangan yang diberikan Lily. Penasaran karena tantangannya terkait dengan judul-judul buku, Dash lalu melakukan tantangan itu.
Dari situlah, buku catatan berwarna merah jadi media komunikasi mereka, tanpa saling mengenal wajah satu sama lain.
Buat kamu yang suka nonton film romantis jadul, ceritanya mungkin jadi bikin kamu ingat dengan film "You've Got Mail" yang dibintangi Meg Ryan dan Tom Hanks pada 1998.
Film ini emang punya kesamaan, yaitu sama-sama melibatkan buku dan berkomunikasi tanpa tahu sosok orang yang diajak bicara. Bedanya cuma media dalam berkomunikasi aja, yaitu email dan buku catatan.
Penggunaan media buku jadi terasa istimewa pada era digital, apalagi anak muda sekarang lebih dekat dengan teknologi dan ponsel, ketimbang dengan buku.
Selain terasa beda, juga jadi lebih romantis karena Dash dan Lily mesti harus menunggu dengan deg-degan apakah mereka bakal dapat pesan baru atau gak. ( )
2. TANTANGAN YANG MELAWAN ZONA NYAMAN
Foto: Netflix
Awalnya, "Dash and Lily" terasa seperti serial romantis yang biasa kita tonton, tapi masuk episode ke-4 atau ke-5, mulai kelihatan bahwa serial yang diadaptasi dari seri buku "Dash & Lily's Book of Dares" karya David Levithan ini berbeda.
Jadi, saat saling memberi tantangan, zona nyaman Dash dan Lily digugat. Dash misalnya, mesti mau dipangku Sinterklas di depan orang banyak. Sementara Lily ditantang Dash untuk datang ke pesta dan 'menggila' di sana.
Gara-gara tantangan-tantangan ini, pelan-pelan mereka bisa menghilangkan ketakutan atau prasangka-prasangka masing-masing. Dash jadi lebih ceria dalam melihat hidup, sementara Lily belajar bahwa dia gak harus selalu menunjukkan wajah bahagia saat hatinya lagi sedih.
Singkat kata, hubungan saling curhat di buku merah tanpa harus tahu wajah masing-masing ternyata berpengaruh positif dalam mengubah mereka jadi sosok yang lebih baik.
3. MELAWAN TRAUMA DAN MENAHAN EMOSI
Foto: Netflix
Lily punya trauma masa kecil yang bikin dia jadi orang yanggakbisa berteman dengan remaja seusianya. Sementara Dash, punya masalah dengan bapaknya yang selalu gonta-ganti pacar.
Dalam episode ke-5 dari 8 episode musim pertama serial ini, ada adegan Dash makan malam dengan ayahnya serta pacar baru sang ayah. Makan malam berlangsung kikuk, dan jadi panas gara-gara Dash dan ayahnya mulai beragumen tentang suatu hal.
Saat ayah Dash makin menjadi-jadi dan Dash jugaudahsiap ikutan nge-gas, dia lalu ingat perkataan Lily di buku merah, dan akhirnyagakjadi melampiaskan kemarahannya.
Alih-alih, Dash malah menjawab pertanyaan ayahnya dengan sebuah cerita kenangan masa kecil yang bikin suasana jadi manis dan hubungan ayah-anak ini jadi melunak. ( )
4. MENGAJARKAN SOAL KEDEWASAAN DALAM MENJALIN HUBUNGAN
Foto: Netflix
Namanya menjalin hubungan tanpa kenal wajah dan identitas, maka otomatis kita bakal membangun imajinasi diri kita sendiri tentang sosok yang kita sukai itu. Nah, pertanyaannya, gimana kalo saat ketemu, imajinasi yang ideal dan indah-indah itu hancur berantakan?
Pertanyaan inilah yang diajukan "Dash & Lily". Pertanyaan ini juga bikin kita ikut berpikir ulang, apa sebenarnya yang dulu bikin kita suka dengan dia? Apakah memang karena 'satu frekuensi'? Apakah dia bisa bikin kita berubah jadi orang yang lebih baik? Atau apakah ini cuma sekadar imajinasi tentang sosok ideal? Dari sini, kita bisa tahu apakah hubungan ini layak dipertahankan atau gak.
Selain itu, kedewasaan lainnya juga ditunjukkan lewat hubungan dengan mantan pacar. Kamu mesti nonton dulu serial ini biar paham maksudnya.
5. MERAYAKAN KEUNIKAN KARAKTER
Foto: Netflix
Lily adalah sosok yang unik. Dia senang membuat baju sendiri karena menurutnya baju yang dipakainya harus mencerminkan kepribadiannya, dan kepribadian ini bukanlah hal yang bisa diproduksi secara massal.
Pernah, Lily bahkan berani pakai sepatu beda jenis dalam satu kesempatan, yaitu satu kaki pakai bot, satu lagi pakai sneakers. Dia juga dengan bangga datang ke pesta malam Natal dengan sweter yang dihiasi aksesori Natal.
Meski kadang dia juga merasa insecure dengan trauma masa lalunya, tapi pelan-pelan, Lily makin berani mengungkapkan perasaan dan emosinya ke banyak orang.
Sebagai tambahan informasi, serial ini mencatatkan nama Nick Jonas sebagai produser eksekutif. Jonas Brothers bahkan tampil sebagai cameo.
Nah, buat yang penasaran, bisa lihat dulu trailernya di bawah ini. ( )
Nilai ini jelas termasuk menakjubkan, karena artinya, "Dash & Lily" bukan cuma menghibur, tapi juga dianggap punya kualitas bagus oleh para pengulas film.
Yang belum tahu, serial komedi romantis remaja "Dash & Lily" bercerita tentang dua karakter utama Dash (Austin Abrams) dan Lily (Midori Francis) yang punya sifat bertolak belakang.
Dash bukan orang yang ceria. Dia punya pandangan gelap tentang dunia dan manusia. Dia bahkan benci dengan segala hiruk-pikuk soal Natal.
Sementara Lily sebaliknya. Dia sangat suka Natal, selalu berpikir positif, tapi sayangnya susah punya teman. Dia lebih cocok bergaul dengan orang tua. Itulah kenapa dia belum pernah pacaran, dan pengen banget punya pacar.
Sampai di sini, ceritanya emang kelihatan klise, karena semua pasti udahbisamenebak bahwa Dash dan Lily bakal menjalin sebuah hubungan romantis .
Tapi, cara mereka memulai hubungan dan gimana hubungan itu berjalan, nah, ini sesuatu yang gak biasa terjadi dalam sebuah kisah komedi romantis remaja.
Yang mau tahu gimana gak biasanya, lanjut baca di bawah ini.
1. SEMUA BERKAT BUKU MERAH MISTERIUS DI TOKO BUKU
Foto: Netflix
Gara-gara ingin punya pacar, Lily - karena desakan kakaknya, Langston (Troy Iwata) - akhirnya menulis sebuah tantangan di buku catatannya yang berwarna merah. Buku itu lalu ditaruh di sebuah toko buku.
Dash lah yang pertama kali menemukan buku itu, dan merasa aneh ada buku merah yang ditaruh di rak yang gak semestinya.
Dia lalu membaca catatan di buku tersebut, dan menemukan tantangan yang diberikan Lily. Penasaran karena tantangannya terkait dengan judul-judul buku, Dash lalu melakukan tantangan itu.
Dari situlah, buku catatan berwarna merah jadi media komunikasi mereka, tanpa saling mengenal wajah satu sama lain.
Buat kamu yang suka nonton film romantis jadul, ceritanya mungkin jadi bikin kamu ingat dengan film "You've Got Mail" yang dibintangi Meg Ryan dan Tom Hanks pada 1998.
Film ini emang punya kesamaan, yaitu sama-sama melibatkan buku dan berkomunikasi tanpa tahu sosok orang yang diajak bicara. Bedanya cuma media dalam berkomunikasi aja, yaitu email dan buku catatan.
Penggunaan media buku jadi terasa istimewa pada era digital, apalagi anak muda sekarang lebih dekat dengan teknologi dan ponsel, ketimbang dengan buku.
Selain terasa beda, juga jadi lebih romantis karena Dash dan Lily mesti harus menunggu dengan deg-degan apakah mereka bakal dapat pesan baru atau gak. ( )
2. TANTANGAN YANG MELAWAN ZONA NYAMAN
Foto: Netflix
Awalnya, "Dash and Lily" terasa seperti serial romantis yang biasa kita tonton, tapi masuk episode ke-4 atau ke-5, mulai kelihatan bahwa serial yang diadaptasi dari seri buku "Dash & Lily's Book of Dares" karya David Levithan ini berbeda.
Jadi, saat saling memberi tantangan, zona nyaman Dash dan Lily digugat. Dash misalnya, mesti mau dipangku Sinterklas di depan orang banyak. Sementara Lily ditantang Dash untuk datang ke pesta dan 'menggila' di sana.
Gara-gara tantangan-tantangan ini, pelan-pelan mereka bisa menghilangkan ketakutan atau prasangka-prasangka masing-masing. Dash jadi lebih ceria dalam melihat hidup, sementara Lily belajar bahwa dia gak harus selalu menunjukkan wajah bahagia saat hatinya lagi sedih.
Singkat kata, hubungan saling curhat di buku merah tanpa harus tahu wajah masing-masing ternyata berpengaruh positif dalam mengubah mereka jadi sosok yang lebih baik.
3. MELAWAN TRAUMA DAN MENAHAN EMOSI
Foto: Netflix
Lily punya trauma masa kecil yang bikin dia jadi orang yanggakbisa berteman dengan remaja seusianya. Sementara Dash, punya masalah dengan bapaknya yang selalu gonta-ganti pacar.
Dalam episode ke-5 dari 8 episode musim pertama serial ini, ada adegan Dash makan malam dengan ayahnya serta pacar baru sang ayah. Makan malam berlangsung kikuk, dan jadi panas gara-gara Dash dan ayahnya mulai beragumen tentang suatu hal.
Saat ayah Dash makin menjadi-jadi dan Dash jugaudahsiap ikutan nge-gas, dia lalu ingat perkataan Lily di buku merah, dan akhirnyagakjadi melampiaskan kemarahannya.
Alih-alih, Dash malah menjawab pertanyaan ayahnya dengan sebuah cerita kenangan masa kecil yang bikin suasana jadi manis dan hubungan ayah-anak ini jadi melunak. ( )
4. MENGAJARKAN SOAL KEDEWASAAN DALAM MENJALIN HUBUNGAN
Foto: Netflix
Namanya menjalin hubungan tanpa kenal wajah dan identitas, maka otomatis kita bakal membangun imajinasi diri kita sendiri tentang sosok yang kita sukai itu. Nah, pertanyaannya, gimana kalo saat ketemu, imajinasi yang ideal dan indah-indah itu hancur berantakan?
Pertanyaan inilah yang diajukan "Dash & Lily". Pertanyaan ini juga bikin kita ikut berpikir ulang, apa sebenarnya yang dulu bikin kita suka dengan dia? Apakah memang karena 'satu frekuensi'? Apakah dia bisa bikin kita berubah jadi orang yang lebih baik? Atau apakah ini cuma sekadar imajinasi tentang sosok ideal? Dari sini, kita bisa tahu apakah hubungan ini layak dipertahankan atau gak.
Selain itu, kedewasaan lainnya juga ditunjukkan lewat hubungan dengan mantan pacar. Kamu mesti nonton dulu serial ini biar paham maksudnya.
5. MERAYAKAN KEUNIKAN KARAKTER
Foto: Netflix
Lily adalah sosok yang unik. Dia senang membuat baju sendiri karena menurutnya baju yang dipakainya harus mencerminkan kepribadiannya, dan kepribadian ini bukanlah hal yang bisa diproduksi secara massal.
Pernah, Lily bahkan berani pakai sepatu beda jenis dalam satu kesempatan, yaitu satu kaki pakai bot, satu lagi pakai sneakers. Dia juga dengan bangga datang ke pesta malam Natal dengan sweter yang dihiasi aksesori Natal.
Meski kadang dia juga merasa insecure dengan trauma masa lalunya, tapi pelan-pelan, Lily makin berani mengungkapkan perasaan dan emosinya ke banyak orang.
Sebagai tambahan informasi, serial ini mencatatkan nama Nick Jonas sebagai produser eksekutif. Jonas Brothers bahkan tampil sebagai cameo.
Nah, buat yang penasaran, bisa lihat dulu trailernya di bawah ini. ( )
(it)