Kontroversi Charlie Hebdo: Kebebasan Berekspresi atau Intoleransi?

Kamis, 29 Oktober 2020 - 22:13 WIB
loading...
Kontroversi Charlie...
Karikatur Charlie Hebdo lagi-lagi menimbulkan kontroversi seputar agama Islam. Foto/John Macdougall/AFP
A A A
JAKARTA - Baru-baru ini, isu publikasi kartun Nabi Muhammad mencuat kembali setelah kasus pembunuhan seorang guru di Prancis karena memperlihatkan kartun tersebut ke muridnya dengan dalih kebebasan berekspresi.

Kartun Nabi Muhammad tersebut berasal dari majalah satire kontroversial asal Prancis, Charlie Hebdo . Majalah ini pada 2006, 2011, dan 2015 juga memublikasikan kartun Nabi Muhammad pada edisi-edisi yang menyinggung Islam.

Publikasi ini mendapat banyak kecaman dari komunitas Muslim seluruh dunia. Bahkan menyebabkan kejadian pengeboman serta penembakan sejumlah karyawannya oleh beberapa oknum.

Charlie Hebdo dianggap memprovokasi intoleransi dan mengembangkan isu Islamofobia di Eropa.

Seolah keras kepala, pada awal September 2020 lalu, pihak Charlie Hebdo mengumumkan akan memublikasikan lagi kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad tersebut.

Majalah yang berbasis sekuler (ideologi yang mendukung pemisahan antara negara dan agama atau kepercayaan apa pun) ini memang terkenal “berani” menyindir hal-hal yang dianggap tabu di masyarakat.

Kontroversi Charlie Hebdo: Kebebasan Berekspresi atau Intoleransi?

Foto: Reuters

Mulai pada tahun 1960-an dengan nama Hara-Kiri Magazine, majalah mingguan ini bahkan sempat dilarang peredarannya oleh pemerintah Prancis pada 1970 karena telah membuat karya satire tentang mantan Presiden Prancis, Charles de Gaulle. Kemudian muncul kembali dengan nama Charlie Hebdo.

Tidak hanya Islam, lewat satirenya, mereka juga menyinggung berbagai agama lain seperti Kristen, Katolik, dan Yahudi, serta hal-hal politik seperti pemerintah Rusia dan yang terbaru adalah karikatur cabul terkait Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Berikut beberapa kontroversi yang pernah dibuat oleh Charlie Hebdo: ( )

Satire yang Menyinggung Semua Agama, Vatikan Geram

Charlie Hebdo mengklaim mereka adalah majalah yang sangat sekuler. Majalah ini sering menggunakan karikatur-karikatur yang provokatif dan melecehkan banyak agama.

Salah satu yang kontroversial adalah karikatur penggambaran “tuhan semua agama” yang sedang membawa senjata. Dibuat menjadi sampul majalah mereka untuk memperingati satu tahun tragedi penembakan di kantor Charlie Hebdo.

Pihak Charlie Hebdo menganggap keberadaan agama dan konsep ketuhananlah yang membunuh teman-teman mereka.

Menyikapi hal ini, Vatikan angkat bicara dan berkata bahwa Charlie Hebdo sekali lagi “lupa” kalau pemimpin berbagai agama di dunia menolak kekerasan atas nama agama.

Kontroversi Charlie Hebdo: Kebebasan Berekspresi atau Intoleransi?

Foto: AFP

Yang melakukan penembakan di kantor mereka hanyalah oknum. Paus Fransiskus juga berkomentar bahwa menggunakan nama Tuhan untuk membenarkan kebencian adalah penistaan.

Untuk masalah kebebasan berekspresi pun, Paus Fransiskus menganggap ada batasannya karena agama mempunyai martabat. “Jika seorang teman baik mengejek ibumu, sebagai orang kesayanganmu, pasti temanmu itu akan mendapatkan ganjarannya. Hal itu wajar. Kamu tidak bisa mengejek seenaknya,” komentar Paus Fransiskus.

Karena sering dikritik banyak agama, Charlie Hebdo pun juga mengeluarkan karikatur sebagai satire untuk pengkritik mereka.

Satire Politik yang Menyinggung Tragedi Jatuhnya Kapal Militer Rusia
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2321 seconds (0.1#10.140)