9 Film Live Action Video Game Paling Enggak Laku Sepanjang Masa
loading...
A
A
A
Double Dragon diangkat dari arcade game populer. Film ini berkisah tentang dua kakak beradik, Billy dan Jimmy Lee, yang tinggal di Los Angeles. Kota itu telah dibanjiri kabut asam dan gembong narkoba. Mereka punya separuh bagian jimat China kuno dan separuhnya lagi dipunyai seorang miliarder jahat. Miliarder itu berencana merebut separuh bagian jimat itu sementara dua kakak beradik itu berjuang menyelamatkan kota.
Double Dragon mendapatkan review jelek dari kritikus. Film ini dikritik atas akting, lini cerita, dan dialognya. Film itu hanya meraup USD4,2 juta dari anggaran USD7,8 juta. Dalam beberapa tahun terakhir, film itu dianggap penonton sebagai film klasik berkat akting, adegan aksi, dan efek khusus berlebihannya.
Foto: IMDb
Diangkat dari video game Jepang, Monster Hunter mengisahkan tentang Natalie Artemis, seorang tentara AS, dan timnya yang setia ketika mereka dikirim ke dunia baru yang dihuni monster. Mereka harus bertarung untuk bertahan hidup melawan para monster itu dan mencari jalan pulang. Di saat memimpin timnya, Natalie harus belajar bagaimana menjadi seorang petarung sejati.
Saat dirilis, film itu mendapatkan respons mixed dari para kritikus dan menciptakan kontroversi atas penggambarannya terhadap stereotip orang China. Film itu gagal mengembalikan modal USD60 jutanya setelah hanya meraup USD44,5 juta di box office. Tapi, film ini kemudian jadi populer setelah dirilis di Netflix.
Foto: Nerdist
Sebelum Illumination sukses mengadaptasi Super Mario Bros. ke layar lebar dalam format animasi tahun ini, 30 tahun lalu video game itu pernah diangkat ke film dengan format live action. Di film itu, dua tukang ledeng bersaudara, Mario and Luigi, terlibat dalam usaha menyelamatkan Putri Daisy dari Koopa. Kedua kakak beradik itu dikirim ke dunia baru dan berjuang menyelamatkan teman baru mereka itu.
Super Mario Bros ini terkenal mengalami proses produksi yang sulit. Aktor Bob Hoskins dan John Leguizamo blak-blakan dengan rasa kurang percaya mereka pada film itu dan skripnya. Film itu juga dicaci maki kriitkus dan audiens. Akibatnya, film itu hanya meraup USD38,9 juta di box office dari anggaran USD48 juta. Meski begitu, film ini punya pengikut kuat setelah dirilis.
Foto: Vanity Fair
Werewolves Within berkisah tentang sekelompok orang di kota kecil di Vermont. Setelah dihantam di badai salju, kelompok itu menemukan diri mereka terjebak di sebuah losmen kecil. Ketika ranger hutan berusaha menjaga perdamaian, pelan-pelan semua orang mulai sadar kalau tidak semuanya terlihat seperti apa penampakan mereka.
Diangkat dari video game berjudul sama yang dirilis pada 2016, Werewolves Within jeblok di box office. Film itu hanya meraup USD991.898 dari anggaran USD6,5 juta. Meski film itu gagal di box office, film itu mendapatkan pujian dari para kritikus. Di Rotten Tomatoes, film itu mendapatkan skor 86% dan merupakan yang tertinggi di antara film yang diangkat dari video game.
Double Dragon mendapatkan review jelek dari kritikus. Film ini dikritik atas akting, lini cerita, dan dialognya. Film itu hanya meraup USD4,2 juta dari anggaran USD7,8 juta. Dalam beberapa tahun terakhir, film itu dianggap penonton sebagai film klasik berkat akting, adegan aksi, dan efek khusus berlebihannya.
3. Monster Hunter — 2020
Foto: IMDb
Diangkat dari video game Jepang, Monster Hunter mengisahkan tentang Natalie Artemis, seorang tentara AS, dan timnya yang setia ketika mereka dikirim ke dunia baru yang dihuni monster. Mereka harus bertarung untuk bertahan hidup melawan para monster itu dan mencari jalan pulang. Di saat memimpin timnya, Natalie harus belajar bagaimana menjadi seorang petarung sejati.
Saat dirilis, film itu mendapatkan respons mixed dari para kritikus dan menciptakan kontroversi atas penggambarannya terhadap stereotip orang China. Film itu gagal mengembalikan modal USD60 jutanya setelah hanya meraup USD44,5 juta di box office. Tapi, film ini kemudian jadi populer setelah dirilis di Netflix.
2. Super Mario Bros — 1993
Foto: Nerdist
Sebelum Illumination sukses mengadaptasi Super Mario Bros. ke layar lebar dalam format animasi tahun ini, 30 tahun lalu video game itu pernah diangkat ke film dengan format live action. Di film itu, dua tukang ledeng bersaudara, Mario and Luigi, terlibat dalam usaha menyelamatkan Putri Daisy dari Koopa. Kedua kakak beradik itu dikirim ke dunia baru dan berjuang menyelamatkan teman baru mereka itu.
Super Mario Bros ini terkenal mengalami proses produksi yang sulit. Aktor Bob Hoskins dan John Leguizamo blak-blakan dengan rasa kurang percaya mereka pada film itu dan skripnya. Film itu juga dicaci maki kriitkus dan audiens. Akibatnya, film itu hanya meraup USD38,9 juta di box office dari anggaran USD48 juta. Meski begitu, film ini punya pengikut kuat setelah dirilis.
1. Werewolves Within — 2021
Foto: Vanity Fair
Werewolves Within berkisah tentang sekelompok orang di kota kecil di Vermont. Setelah dihantam di badai salju, kelompok itu menemukan diri mereka terjebak di sebuah losmen kecil. Ketika ranger hutan berusaha menjaga perdamaian, pelan-pelan semua orang mulai sadar kalau tidak semuanya terlihat seperti apa penampakan mereka.
Diangkat dari video game berjudul sama yang dirilis pada 2016, Werewolves Within jeblok di box office. Film itu hanya meraup USD991.898 dari anggaran USD6,5 juta. Meski film itu gagal di box office, film itu mendapatkan pujian dari para kritikus. Di Rotten Tomatoes, film itu mendapatkan skor 86% dan merupakan yang tertinggi di antara film yang diangkat dari video game.
(alv)