CERMIN: Aktivis Kulit Hitam, Komunis, dan Gay Flamboyan Bernama Bayard Rustin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2018. Mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama dan istrinya memutuskan mendirikan perusahaan produksi bernama Higher Ground. Perlu waktu lima tahun bagi mereka untuk melahirkan film panjang pertama.
Selama dua periode memimpin Amerika Serikat pada 20 Januari 2009 hingga 20 Januari 2017 rupanya tak pernah membuat Barack Obama berlama-lama berkecimpung dalam kancah politik. Yang terjadi setahun setelah pensiun, pasangan suami istri ini justru meluncurkan Higher Ground yang berkomitmen penuh dengan keberagaman suara dalam industri hiburan.
Dalam sebuah wawancara, Michelle Obama menyatakan, "Saya selalu percaya pada kekuatan bercerita untuk menginspirasi kita, membuat kita berpikir secara berbeda tentang dunia di sekitar kita, dan membantu kita membuka pikiran dan hati kepada orang lain".
Rustinyang tayang di Netflix menjadi film panjang pertama dari perusahaan produksi yang mereka dirikan. Diambil dari nama belakang Bayard Rustin, seorang aktivitas kulit hitam, mantan anggota partai komunis, dan tak pernah menyembunyikan preferensi seksualnya sebagai seorang gay. Dengan segala “identitas” yang melekat pada dirinya, Rustin akan selalu menjadi sasaran empuk dari segala macam fitnah dan kebencian.
Terlebih ketika Rustin mengorganisir pawai damai terbesar sepanjang sejarah hingga hari ini, pada 1963. Dari sini kita pun paham mengapa pasangan suami istri Obama merasa perlu dan darurat menyampaikan cerita luar biasa menarik dari seseorang yang kompleks dan susah didefinisikan itu ke dalam film panjang.
Foto: Netflix
Hingga hari ini masalah rasial masih menjadi salah satu isu darurat dalam kehidupan bernegara di Amerika. Begitupun apa yang diperjuangkan Rustin dan kawan-kawannya tepat 60 tahun lalu tersebut masih berdampak hingga sekarang.
Sutradara George C Wolff mengajak kita melihat bagaimana Rustin dengan prinsip damainya menggerakkan banyak orang dalam waktu sempit untuk bergerak bersama mempersiapkan pawai yang direncanakan dihadiri 100 ribu orang. Bagaimana mempersiapkan pawai dengan target 100 ribu orang hanya dalam waktu 2 bulan?
Di atas kertas rasanya mustahil dan memang hanya bisa dicapai jika digerakkan oleh kesamaan visi atas persamaan hak yang sudah diperjuangkan puluhan tahun. Masyarakat kulit hitam sudah muak dengan pemisahan kursi di bus, pemisahan toilet, tak adanya hak pilih, dan banyak lagi ketidakadilan yang sengaja dipelihara oleh penguasa selama bertahun-tahun.
Oleh karena itu Bayard Rustin mencoba menggerakkan hati begitu banyak orang untuk percaya pada misi mustahil ini. Seperti yang sudah selalu bisa diduga, akan lebih banyak orang tidak percaya dengan misi seperti ini.
Akan lebih banyak orang yang mencoba menggugurkannya sebelum berbuah, akan ada yang lebih banyak mendorongnya tak berbekas sebelum menampakkan sesuatu. Tapi Bayard percaya.
Lalu di belakangnya ada Martin Luther King. Yang menarik bahkan sebelum era media sosial mewabah seperti sekarang, akan ada fitnah menggelikan yang menggoreng preferensi seksual Bayard dan menggosipkannya punya hubungan istimewa dengan Martin.
Foto: Netflix
Selama mempersiapkan pawai damai tersebut, Bayard dikepung prasangka yang datang dari segala penjuru, terutama ironisnya justru dari beberapa pemimpin hak sipil. Namun Bayard menegaskannya dengan gagah dan seakan mengonfirmasi preferensi seksualnya yang memang tak pernah membuatnya malu. “Pada hari saya dilahirkan berkulit hitam, saya juga terlahir homoseksual. Mereka percaya pada kebebasan atau keadilan bagi semua orang atau tidak”.
Dikutip dari The Guardian, Bayard Rustin lahir di West Chester, Pennsylvania, pada 1912. Ia adalah pendukung setia protes damai, sebagian karena pendidikan Quaker-nya, dan membantu memperkenalkan konsep perlawanan tanpa kekerasan ala Gandhi.
Ia juga penasihat utama Martin Luther King selama boikot bus Montgomery dan salah satu penyelenggara Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan. Sebagai seorang gay, Bayard terpaksa hidup dengan batasan dan prasangka saat itu, termasuk pemukulan dan penangkapan.
Pada 1953 ia menghabiskan 50 hari di penjara dan terdaftar sebagai pelanggar seks setelah ditemukan berhubungan seks di mobil yang diparkir di Pasadena, California (kelak ia diampuni secara anumerta).
Kemudian kita tahu bahwa perubahan selalu datang dari para pemberani. Seperti Bayard yang tak pernah takut dengan yang pernah terjadi pada masa lalunya sebagai mantan anggota partai anggota komunis, tak pernah takut mengakui identitasnya sebagai seorang homoseksual, dan selalu memperlihatkan dirinya sebagai seorang flamboyan. Tapi ada masa ketika ia tak bisa menahan haru saat ia dibela oleh orang-orang yang dikaguminya, termasuk Martin Luther King melalui siaran televisi.
Foto: Netflix
Pawai damai yang direncanakan mendatangkan 100 ribu orang itu ternyata bisa membawa massa hingga 250 ribu orang. Pawai damai terbesar yang berjalan dengan tertib dan belum tertandingi hingga hari ini. Pawai damai yang membawa banyak pengaruh bagi Amerika hingga puluhan tahun setelahnya, termasuk membawa Barack Obama memimpin Amerika sebagai presiden.
Mungkin itulah penyebabnya pasangan suami istri Obama merasa perlu memberikan penghormatan yang pantas untuk Bayard melalui film panjang. Kita sebagai penonton juga merasa perlu memberi keplokan panjang dan meriah untuk Colman Domingo yang berperan cemerlang sebagai Bayard Rustin.
Sudah 60 tahun lalu, kita masih mengingat Martin Luther King menyampaikan pidatonya yang paling terkenal di pawai damai itu. “Aku katakan kepadamu hari ini, kawanku, meskipun kita menghadapi kesulitan hari ini dan besok, aku masih punya mimpi".
"Ini adalah mimpi yang berakar dari mimpi orang Amerika. Aku punya mimpi bahwa suatu hari nanti bangsa ini akan bangkit dan hidup berdasarkan makna sejati dari tekadnya: kami adalah bukti nyata dari keyakinan bahwa: semua manusia diciptakan sama”.
Rustin
Produser: Bruce Cohen, Tonia Davis, George C Wolfe
Sutradara: George C Wolfe
Penulis Skenario: Julian Breece, Dustin Lance Black
Pemain: Colman Domingo, Aml Ameen, Chris Rock
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Selama dua periode memimpin Amerika Serikat pada 20 Januari 2009 hingga 20 Januari 2017 rupanya tak pernah membuat Barack Obama berlama-lama berkecimpung dalam kancah politik. Yang terjadi setahun setelah pensiun, pasangan suami istri ini justru meluncurkan Higher Ground yang berkomitmen penuh dengan keberagaman suara dalam industri hiburan.
Dalam sebuah wawancara, Michelle Obama menyatakan, "Saya selalu percaya pada kekuatan bercerita untuk menginspirasi kita, membuat kita berpikir secara berbeda tentang dunia di sekitar kita, dan membantu kita membuka pikiran dan hati kepada orang lain".
Rustinyang tayang di Netflix menjadi film panjang pertama dari perusahaan produksi yang mereka dirikan. Diambil dari nama belakang Bayard Rustin, seorang aktivitas kulit hitam, mantan anggota partai komunis, dan tak pernah menyembunyikan preferensi seksualnya sebagai seorang gay. Dengan segala “identitas” yang melekat pada dirinya, Rustin akan selalu menjadi sasaran empuk dari segala macam fitnah dan kebencian.
Terlebih ketika Rustin mengorganisir pawai damai terbesar sepanjang sejarah hingga hari ini, pada 1963. Dari sini kita pun paham mengapa pasangan suami istri Obama merasa perlu dan darurat menyampaikan cerita luar biasa menarik dari seseorang yang kompleks dan susah didefinisikan itu ke dalam film panjang.
Foto: Netflix
Hingga hari ini masalah rasial masih menjadi salah satu isu darurat dalam kehidupan bernegara di Amerika. Begitupun apa yang diperjuangkan Rustin dan kawan-kawannya tepat 60 tahun lalu tersebut masih berdampak hingga sekarang.
Sutradara George C Wolff mengajak kita melihat bagaimana Rustin dengan prinsip damainya menggerakkan banyak orang dalam waktu sempit untuk bergerak bersama mempersiapkan pawai yang direncanakan dihadiri 100 ribu orang. Bagaimana mempersiapkan pawai dengan target 100 ribu orang hanya dalam waktu 2 bulan?
Di atas kertas rasanya mustahil dan memang hanya bisa dicapai jika digerakkan oleh kesamaan visi atas persamaan hak yang sudah diperjuangkan puluhan tahun. Masyarakat kulit hitam sudah muak dengan pemisahan kursi di bus, pemisahan toilet, tak adanya hak pilih, dan banyak lagi ketidakadilan yang sengaja dipelihara oleh penguasa selama bertahun-tahun.
Oleh karena itu Bayard Rustin mencoba menggerakkan hati begitu banyak orang untuk percaya pada misi mustahil ini. Seperti yang sudah selalu bisa diduga, akan lebih banyak orang tidak percaya dengan misi seperti ini.
Akan lebih banyak orang yang mencoba menggugurkannya sebelum berbuah, akan ada yang lebih banyak mendorongnya tak berbekas sebelum menampakkan sesuatu. Tapi Bayard percaya.
Lalu di belakangnya ada Martin Luther King. Yang menarik bahkan sebelum era media sosial mewabah seperti sekarang, akan ada fitnah menggelikan yang menggoreng preferensi seksual Bayard dan menggosipkannya punya hubungan istimewa dengan Martin.
Foto: Netflix
Selama mempersiapkan pawai damai tersebut, Bayard dikepung prasangka yang datang dari segala penjuru, terutama ironisnya justru dari beberapa pemimpin hak sipil. Namun Bayard menegaskannya dengan gagah dan seakan mengonfirmasi preferensi seksualnya yang memang tak pernah membuatnya malu. “Pada hari saya dilahirkan berkulit hitam, saya juga terlahir homoseksual. Mereka percaya pada kebebasan atau keadilan bagi semua orang atau tidak”.
Dikutip dari The Guardian, Bayard Rustin lahir di West Chester, Pennsylvania, pada 1912. Ia adalah pendukung setia protes damai, sebagian karena pendidikan Quaker-nya, dan membantu memperkenalkan konsep perlawanan tanpa kekerasan ala Gandhi.
Ia juga penasihat utama Martin Luther King selama boikot bus Montgomery dan salah satu penyelenggara Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan. Sebagai seorang gay, Bayard terpaksa hidup dengan batasan dan prasangka saat itu, termasuk pemukulan dan penangkapan.
Pada 1953 ia menghabiskan 50 hari di penjara dan terdaftar sebagai pelanggar seks setelah ditemukan berhubungan seks di mobil yang diparkir di Pasadena, California (kelak ia diampuni secara anumerta).
Kemudian kita tahu bahwa perubahan selalu datang dari para pemberani. Seperti Bayard yang tak pernah takut dengan yang pernah terjadi pada masa lalunya sebagai mantan anggota partai anggota komunis, tak pernah takut mengakui identitasnya sebagai seorang homoseksual, dan selalu memperlihatkan dirinya sebagai seorang flamboyan. Tapi ada masa ketika ia tak bisa menahan haru saat ia dibela oleh orang-orang yang dikaguminya, termasuk Martin Luther King melalui siaran televisi.
Foto: Netflix
Pawai damai yang direncanakan mendatangkan 100 ribu orang itu ternyata bisa membawa massa hingga 250 ribu orang. Pawai damai terbesar yang berjalan dengan tertib dan belum tertandingi hingga hari ini. Pawai damai yang membawa banyak pengaruh bagi Amerika hingga puluhan tahun setelahnya, termasuk membawa Barack Obama memimpin Amerika sebagai presiden.
Mungkin itulah penyebabnya pasangan suami istri Obama merasa perlu memberikan penghormatan yang pantas untuk Bayard melalui film panjang. Kita sebagai penonton juga merasa perlu memberi keplokan panjang dan meriah untuk Colman Domingo yang berperan cemerlang sebagai Bayard Rustin.
Sudah 60 tahun lalu, kita masih mengingat Martin Luther King menyampaikan pidatonya yang paling terkenal di pawai damai itu. “Aku katakan kepadamu hari ini, kawanku, meskipun kita menghadapi kesulitan hari ini dan besok, aku masih punya mimpi".
"Ini adalah mimpi yang berakar dari mimpi orang Amerika. Aku punya mimpi bahwa suatu hari nanti bangsa ini akan bangkit dan hidup berdasarkan makna sejati dari tekadnya: kami adalah bukti nyata dari keyakinan bahwa: semua manusia diciptakan sama”.
Rustin
Produser: Bruce Cohen, Tonia Davis, George C Wolfe
Sutradara: George C Wolfe
Penulis Skenario: Julian Breece, Dustin Lance Black
Pemain: Colman Domingo, Aml Ameen, Chris Rock
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)