Begini Penjelasan Ending Film Killers of the Flower Moon
loading...
A
A
A
Killers of the Flower Moon memberikan tontonan menarik tentang kejahatan terstruktur di era lampau. Konflik antara kaum kulit putih dan warga Native America atau yang dulu disebut sebagai suku Indian menjadi latar film yang diangkat dari buku berjudul sama tersebut. Martin Scorsese mengeksekusinya dengan cara yang berbeda dan luar biasa.
Peringatan: Mengandung Spoiler Film Killers of the Flower Moon!
Killers of the Flower Moon dibuat berdasarkan kisah nyata tentang pembunuhan yang terjadi di tengah suku Osage di Fairfax, Oklahoma pada awal 1900-an. Kala itu, terjadi pembunuhan terhadap hampir 60 anggota Suku Osage. Pembunuhan itu terjadi ketika kawasan itu terjadi rush minyak yang mendatangkan orang kulit putih dan mengubah kehidupan suku asli kawasan tersebut.
Di film, pembunuhan itu dilakukan pemilik peternakan bernama William Hale (Robert De Niro). Dia tidak melakukan pembunuhan itu sendiri. Dia menjadi otak pembunuhan itu dengan keponakannya, Ernest Burkhart (Leonardo DiCaprio), sebagai kaki tangannya. Hale memerintahkan Ernest menikahi seorang wanita Osage bernama Mollie (Lily Gladstone) demi menguasai hak minyaknya. Hale kemudian merencanakan pembunuhan terhadap sejumlah warga Osage demi menguasai harta mereka.
Di saat mayat semakin menumpuk, pemimpin Osage pergi ke Washington dan meminta bantuan Tom White (Jesse Plemons), anggota Biro Investigasi Federal (FBI) yang baru saja terbentuk. Tom berhasil membuat salah satu suruhan Hale, Blackie Thompson, berbicara. Dia mengindikasikan kalau Ernest terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Foto: Vulture
Terdesak, Ernest akhirnya sepakat untuk tidak menyebut nama Hale saat bersaksi. Hale dikenal sebagai anggota yang disukai dan berpengaruh di komunitas Fairfax. Tapi, Ernest berubah pikiran setelah sadar kalau pamannya telah memanfaatkannya demi kepentingannya sendiri.
Ernest langsung bersaksi melawan pamannya itu sementara menyatakan dirinya bersalah atas keterlibatannya dalam kejahatan tersebut. Molly langsung menceraikan Ernest. Ini membuatnya kehilangan satu-satunya hal yang bisa dia pertahankan dari mengimplikasikan Hale, yaitu cinta sang istri.
Meski itu terlihat seperti pertobatan Ernest, tapi itu adalah keruntuhannya. Ernest mau bersaksi melawan Hale demi menyelamatkan dirinya dan melindungi keluarganya, tapi dia tidak bisa melindungi reputasi pribadinya. Dia tidak mau mengungkapkan kepada istrinya racun apa yang dia berikan kepada wanita itu selama bertahun-tahun.
Foto: Conde Nash Traveler
Mollie menderita diabetes akut sehingga butuh insulin. Hale dan dokter menyuruh Ernest mencampurnkan insulin itu dengan obat yang tidak diketahui. Akibatnya, Mollie terus-terusan sakit dan dia pun diracuni pelan-pelan. Di adegan akhir film itu, Mollie bertanya apa yang dia suntikkan kepadanya. Ernest menjawab, “Hanya insulin.” Mollie langsung pergi, menceraikan Ernest, dan hidup bersama anak-anaknya.
Ernest mungkin menyelamatkan dirinya dari penjara untuk waktu yang lama. Tapi, pada akhirnya, dia menghabiskan sisa hidupnya sendirian tanpa melihat istri dan anak-anaknya. Meski film itu memberikan peluang bagi Ernest untuk bertobat, tapi, dia tidak pernah melakukannya.
Adegan penutup film itu berfungsi sebagai semacam post-script aneh, yang menggambarkan klimaks dari saga kriminal itu dengan penampilan dari seorang penyiar radio true crime. Mereka mengungkapkan kalau Mollie menikah lagi, tapi dia meninggal karena diabetes ketika berusia 50 tahun. Ernest bebas dari penjara dan hidup di sebuah trailer park dengan kakaknya. Sementara, Hale diampuni sebelum meninggal di usia 87 tahun. Scorsese mengatakan, tidak ada orang baik di cerita itu dan mereka mendapatkan apa yang layak mereka dapatkan.
Foto: Tom & Country Magazine
Martin Scorsese jadi cameo sebagai penyiar yang membacakan kisah akhir hidup Mollie. Wanita itu diketahui dimakamkan di sebelah anggota keluarganya. Obituary akhirnya tidak menyebut Ernest atau pun pembunuhan Osage. Ini menunjukkan kalau sampai akhir, dia menolak membiarkan tragedi itu mendefinisikan hidupnya. Adegan terakhir film itu menggambarkan perkumpulan Osage modern dengan para penari mengelilingi sebuah lapangan.
Pada intinya, Killers of the Flower Moon berusaha menggambarkan satu babak dalam sejarah Amerika yang terlupakan. Faktanya, hanya sedikit orang tahu kalau pembunuhan warga Osage itu pernah terjadi. Di sepanjang 3,5 jam durasi film itu, Scorsese menyebutkan kemunculan Ku Klux Klan dan Pembantaian Massal Tulsa 1921 secara singkat. Ini menunjukkan kalau peristiwa di Fairfax hanyalah variasi dari salah satu penyakit terburuk dalam sejarah Amerika, yaitu ancaman supremasi kulit putih.
Ini adalah bagian besar atas bagaimana Ernest dan Hale bisa lolos dengan relatif mudah atas pembunuhan masal yang mereka lakukan secara aktif. Sama seperti The Wolf of Wall Street, Scorsese menggambarkan bagaimana privilege dan kekuasaan terlalu sering menjadi tameng bagi orang paling jahat. Ada implikasi berat kalau Hale bisa menyuap sehingga bisa mendapatkan pembebasan bersyarat karena dia adalah orang yang sangat berpengaruh di Fairfax, dengan koneksi aktif ke penegak hukum kota itu.
Foto: Digital Trends
Tapi, tindakan aktif terhadap supremasi kulit putih hanyalah separuh dari apa yang membuatnya berkembang. Separuh kesamaan ini, seperti yang digambarkan lewat busur karakter Ernest, adalah kerumitannya. Sementara Ernest tidak pernah membunuh orang lain dengan tangannya sendiri, tidak terlalu lemah untuk melawan pamannya dan alih-alih mendapatkan keuntungan finansial dari kematian anggota Osage. Keputusan terakhir Mollie untuk menceraikannya menggambarkan kalau dia bersalah karena membela kejahatan di dalam masyarakat seperti Hale.
Kurangnya pengetahuan publik atas pembunuhan itu juga memanjang sampai adegan terakhir dengan siaran radio. Seperti dihadirkan di program itu, pembunuhan Osage disanitasi sampai poin di mana suara anggota suku asli itu diberikan orang kulit putih dan Tom White digambarkan sebagai pahlawan di cerita itu. Bahkan sampai sekarang, budaya Osage masih sangat disalahrepresentasikan dan menggambarkan bagaimana sejarahnya diubah menjadi mitos tentang pendirian FBI adalah cara Scorsese untuk mengatakan tentang penghapusan budaya.
Cameo Scorsese, yang mendetailkan nasib Mollie, sepertinya adalah sebuah pengakuan. Dia mengakui bagaimana, sebagai orang kulit putih, banyak yang bisa dilakukan dalam mengungkapkan kebenaran tentang tragedi komunitas Native America. Yang dia lakukan adalah menggambarkan budaya mereka senyata mungkin dan membuat mereka sebagai fokus cerita mereka sendiri.
Niat akhir Scorsese di film itu jadi terlihat jelas dengan adegan terkahirnya, perkumpulan orang-orang Osage masa kini. Waktu mungkin telah mengalihkan mitos pembunuhan Fairfax, tapi, komunitas Osage masih hidup sampai sekarang. Keputusan Scorsese memberikan cerita itu mengilustrasikan betapa melestarikan budaya yang terhapus dan bergulat dengan masa lalu adalah satu-satunya cara bergerak maju dan belajar dari kesalahan.
Peringatan: Mengandung Spoiler Film Killers of the Flower Moon!
Killers of the Flower Moon dibuat berdasarkan kisah nyata tentang pembunuhan yang terjadi di tengah suku Osage di Fairfax, Oklahoma pada awal 1900-an. Kala itu, terjadi pembunuhan terhadap hampir 60 anggota Suku Osage. Pembunuhan itu terjadi ketika kawasan itu terjadi rush minyak yang mendatangkan orang kulit putih dan mengubah kehidupan suku asli kawasan tersebut.
Di film, pembunuhan itu dilakukan pemilik peternakan bernama William Hale (Robert De Niro). Dia tidak melakukan pembunuhan itu sendiri. Dia menjadi otak pembunuhan itu dengan keponakannya, Ernest Burkhart (Leonardo DiCaprio), sebagai kaki tangannya. Hale memerintahkan Ernest menikahi seorang wanita Osage bernama Mollie (Lily Gladstone) demi menguasai hak minyaknya. Hale kemudian merencanakan pembunuhan terhadap sejumlah warga Osage demi menguasai harta mereka.
Di saat mayat semakin menumpuk, pemimpin Osage pergi ke Washington dan meminta bantuan Tom White (Jesse Plemons), anggota Biro Investigasi Federal (FBI) yang baru saja terbentuk. Tom berhasil membuat salah satu suruhan Hale, Blackie Thompson, berbicara. Dia mengindikasikan kalau Ernest terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Foto: Vulture
Terdesak, Ernest akhirnya sepakat untuk tidak menyebut nama Hale saat bersaksi. Hale dikenal sebagai anggota yang disukai dan berpengaruh di komunitas Fairfax. Tapi, Ernest berubah pikiran setelah sadar kalau pamannya telah memanfaatkannya demi kepentingannya sendiri.
Ernest langsung bersaksi melawan pamannya itu sementara menyatakan dirinya bersalah atas keterlibatannya dalam kejahatan tersebut. Molly langsung menceraikan Ernest. Ini membuatnya kehilangan satu-satunya hal yang bisa dia pertahankan dari mengimplikasikan Hale, yaitu cinta sang istri.
Meski itu terlihat seperti pertobatan Ernest, tapi itu adalah keruntuhannya. Ernest mau bersaksi melawan Hale demi menyelamatkan dirinya dan melindungi keluarganya, tapi dia tidak bisa melindungi reputasi pribadinya. Dia tidak mau mengungkapkan kepada istrinya racun apa yang dia berikan kepada wanita itu selama bertahun-tahun.
Foto: Conde Nash Traveler
Mollie menderita diabetes akut sehingga butuh insulin. Hale dan dokter menyuruh Ernest mencampurnkan insulin itu dengan obat yang tidak diketahui. Akibatnya, Mollie terus-terusan sakit dan dia pun diracuni pelan-pelan. Di adegan akhir film itu, Mollie bertanya apa yang dia suntikkan kepadanya. Ernest menjawab, “Hanya insulin.” Mollie langsung pergi, menceraikan Ernest, dan hidup bersama anak-anaknya.
Ernest mungkin menyelamatkan dirinya dari penjara untuk waktu yang lama. Tapi, pada akhirnya, dia menghabiskan sisa hidupnya sendirian tanpa melihat istri dan anak-anaknya. Meski film itu memberikan peluang bagi Ernest untuk bertobat, tapi, dia tidak pernah melakukannya.
Adegan penutup film itu berfungsi sebagai semacam post-script aneh, yang menggambarkan klimaks dari saga kriminal itu dengan penampilan dari seorang penyiar radio true crime. Mereka mengungkapkan kalau Mollie menikah lagi, tapi dia meninggal karena diabetes ketika berusia 50 tahun. Ernest bebas dari penjara dan hidup di sebuah trailer park dengan kakaknya. Sementara, Hale diampuni sebelum meninggal di usia 87 tahun. Scorsese mengatakan, tidak ada orang baik di cerita itu dan mereka mendapatkan apa yang layak mereka dapatkan.
Foto: Tom & Country Magazine
Martin Scorsese jadi cameo sebagai penyiar yang membacakan kisah akhir hidup Mollie. Wanita itu diketahui dimakamkan di sebelah anggota keluarganya. Obituary akhirnya tidak menyebut Ernest atau pun pembunuhan Osage. Ini menunjukkan kalau sampai akhir, dia menolak membiarkan tragedi itu mendefinisikan hidupnya. Adegan terakhir film itu menggambarkan perkumpulan Osage modern dengan para penari mengelilingi sebuah lapangan.
Pada intinya, Killers of the Flower Moon berusaha menggambarkan satu babak dalam sejarah Amerika yang terlupakan. Faktanya, hanya sedikit orang tahu kalau pembunuhan warga Osage itu pernah terjadi. Di sepanjang 3,5 jam durasi film itu, Scorsese menyebutkan kemunculan Ku Klux Klan dan Pembantaian Massal Tulsa 1921 secara singkat. Ini menunjukkan kalau peristiwa di Fairfax hanyalah variasi dari salah satu penyakit terburuk dalam sejarah Amerika, yaitu ancaman supremasi kulit putih.
Ini adalah bagian besar atas bagaimana Ernest dan Hale bisa lolos dengan relatif mudah atas pembunuhan masal yang mereka lakukan secara aktif. Sama seperti The Wolf of Wall Street, Scorsese menggambarkan bagaimana privilege dan kekuasaan terlalu sering menjadi tameng bagi orang paling jahat. Ada implikasi berat kalau Hale bisa menyuap sehingga bisa mendapatkan pembebasan bersyarat karena dia adalah orang yang sangat berpengaruh di Fairfax, dengan koneksi aktif ke penegak hukum kota itu.
Foto: Digital Trends
Tapi, tindakan aktif terhadap supremasi kulit putih hanyalah separuh dari apa yang membuatnya berkembang. Separuh kesamaan ini, seperti yang digambarkan lewat busur karakter Ernest, adalah kerumitannya. Sementara Ernest tidak pernah membunuh orang lain dengan tangannya sendiri, tidak terlalu lemah untuk melawan pamannya dan alih-alih mendapatkan keuntungan finansial dari kematian anggota Osage. Keputusan terakhir Mollie untuk menceraikannya menggambarkan kalau dia bersalah karena membela kejahatan di dalam masyarakat seperti Hale.
Kurangnya pengetahuan publik atas pembunuhan itu juga memanjang sampai adegan terakhir dengan siaran radio. Seperti dihadirkan di program itu, pembunuhan Osage disanitasi sampai poin di mana suara anggota suku asli itu diberikan orang kulit putih dan Tom White digambarkan sebagai pahlawan di cerita itu. Bahkan sampai sekarang, budaya Osage masih sangat disalahrepresentasikan dan menggambarkan bagaimana sejarahnya diubah menjadi mitos tentang pendirian FBI adalah cara Scorsese untuk mengatakan tentang penghapusan budaya.
Cameo Scorsese, yang mendetailkan nasib Mollie, sepertinya adalah sebuah pengakuan. Dia mengakui bagaimana, sebagai orang kulit putih, banyak yang bisa dilakukan dalam mengungkapkan kebenaran tentang tragedi komunitas Native America. Yang dia lakukan adalah menggambarkan budaya mereka senyata mungkin dan membuat mereka sebagai fokus cerita mereka sendiri.
Niat akhir Scorsese di film itu jadi terlihat jelas dengan adegan terkahirnya, perkumpulan orang-orang Osage masa kini. Waktu mungkin telah mengalihkan mitos pembunuhan Fairfax, tapi, komunitas Osage masih hidup sampai sekarang. Keputusan Scorsese memberikan cerita itu mengilustrasikan betapa melestarikan budaya yang terhapus dan bergulat dengan masa lalu adalah satu-satunya cara bergerak maju dan belajar dari kesalahan.
(alv)